webnovel

Chapter 179 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

"Hei!!! Sialan!!! Kau jalang!!! Hentikan itu!!!!"

Suara terus keluar dari ruangan bar dan hingga beberapa orang tumbang di senyuman Acheline membuat Ha Cuen terpaku. 

"Ha... Hahaha.... Tuan Chen, kamu masih meremehkan ku sebagai wanita yang polos? Aku matador!!" Acheline akan menyerang dengan wajah yang sangat menyeramkan, dia lebih mengerikan dari sifat nya yang selalu dia pasang imut dan bertingkah polos. 

Tapi ada yang menarik kerah lehernya membuat nya tertarik dan jatuh ke belakang, rupanya Negan. "Ha.... Dasar bocah, kau harus menjaga tata krama mu" Tatapnya. 

"Senpai?" Acheline menatap polos di bawah lalu melihay di belakang Negan ada Felix yang berjalan menyeret seseorang sanbil di ikuti beberapa orang. 

Ha Cuen yang ada di sana terkejut melihat itu. "Tuan Park!!" Dia langsung gemetar. 

Lalu Felix berhenti berjalan dan melemparkan pria yang ia bawa itu yang rupanya suruhan Ha Cuen. 

"Ada apa ini? Kenapa buru buru sekali kemari?" Tatap Ha Cuen. 

Tapi Felix hanya memasang wajah datar, ia menyalakan koreknya sambil berbicara. "Bicara saja..."

"..... Kudengar, kau sedang senang bukan karena mendapatkan gadis yang dulu telah menghancurkan lahan mu itu" Tatap Ha Cuen. Namun ponselnya berbunyi, dia melihat dan mengangkatnya lalu menurunkan dari telinga nya sambil tersenyum kecil. 

"Ha... Hahaha.... Tuan Park, selera mu tidak akan bisa dikatakan berubah jika belum mendapatkan gadis itu bukan. Mengapa tidak langsung menyerang nya saja... Dia itu keras kepala"

"Mengapa kau berbicara soal dia? Apa itu penting mengapa aku di sini?"

"Yeah, gadis itu akan terus keras kepala jika kau tidak memaksa nya, karena kau terlalu lambat dalam melakukan ini, jangan salahkan aku, jika aku juga terobsesi dengan nya, aku juga masih harus kesal padanya" Kata Ha Cuen. 

Negan yang dari tadi melihat itu dari belakang Felix menjadi menyadari sesuatu. Dia langsung berbicara pada pria di samping nya yang juga bawahan Felix. "Hei... Apartemen Park, apakah di sana ada pengawasan?" 

". . . Tidak ada, karena Tuan Park tidak mengatakan ada seseorang yang harus di awasi" Balas nya dengan formal. 

"Cih, sialan... (Kau tahu akibatnya sendiri.... Terlalu ceroboh meninggalkan gadis itu di sana....) Cepat kesana, di sana ada gadis itu, jika dia tidak ada, langsung kabari Park Choisung, agar dia tahu kesalahan nya" Kata Negan. 

Lalu pria itu mengangguk dan perlahan keluar dari sana. 

Sementara itu, Neko masih berusaha melepas rantai nya. "Kau kurang ajar.... Mengapa kau melakukan ini padaku, sebenarnya apa yang kau inginkan dari ku" Dia tampak putus asa. 

Tapi pandangan nya teediam ketika melihat sesuatu di meja dekat ranjang. "(Apa itu, aku tidak melihat nya dari tadi)" Dia mendekat dan rupanya itu adalah sebuah dokumen yang bertuliskan kasus yang baru baru ini terjadi oleh Felix. 

== Seorang mafia kelas berat, Park Choisung yang telah mengusai banyak daerah, semuanya tunduk padanya dan tanpa terkecuali, membawa sebuah keburukan yang sangat jelas. Mengambil hak orang kecil dan membuat beribu pengacara berkonsultasi padanya, tapi yang pada akhirnya hanyalah kematian yang dimakan pengacara.... ==

"Apa maksud nya itu?" Ia bingung, di sana juga tertulis bahwa Felix sedang perang dengan Ha Cuen. 

"Apa maksud nya... Aku benar benar tidak paham" Neko mengatakan itu tapi wajahnya bercampur panik. 

Namun mendadak pintu kamar itu terdobrak tapi tidak terbuka membuat Neko terlejut menoleh. 

Seketika pintu itu terbuka ketika terdobrak dua kali. Siapa sangka, itu adalah dua orang suruhan membuat Neko langsung menutup tubuhnya dengan selimut. "Apa yang....?!" Dia terkejut, karena dia hanya memakai kemeja nya saja tadi. "Siapa kalian!!"

"Cepat tangkap dia" Mereka mendekat, namun terdiam ketika melihat rantai yang menyandera Neko. 

"Lepas itu dengan peluru" Saran satunya yang langsung menarik tangan Neko dan memegang nya. "Apa yang kau lakukan!! Lepaskan aku!!!" 

"Hentikan... Patuh lah" Pria itu mendadak menutup mulut Neko membuat Neko terkejut, tapi tak lama, Neko menutup mata yang rupanya itu adalah obat bius. 

Di sisi lain, ponsel Felix berbunyi, dia mengangkatnya di depan Ha Cuen. Tapi mata nya melebar ketika mendengar kalimat itu. 

== Tuan Park, gadis yang ada di kamar apartemen anda... Tidak ada dimana mana, dan hanya ada bekas rantai putus ==

Felix terdiam, dia mematikan ponselnya dan menyimpan nya. Tatapan nya tampak tenang sebentar. "(Rantai putus.... Dia menggigit sampai putus atau apa?)" 

"Tuan Park, ada apa? Kau kehilangan gadis mu haha!!" Tatap Ha Cuen, tapi siapa sangka tiba tiba, Felix langsung menarik kerah Ha Cuen membuat Ha Cuen terkejut kaku. 

"Sudah aku bilang berulang kali, aku membutuhkan nya!!" Tatap Felix dengan kejam, membuat Ha Cuen terkecik. Dia langsung melemparkan Ha Cuen ke bawah. 

Tapi Negan berteriak. "Park!!" 

Hal itu membuat Felix terdiam, dia mundur satu langkah dan menghela napas panjang. "Temukan dia.... Temukan dia, dia tidak boleh terluka!!" Ia langsung melirik ke Negan dan Acheline yang terpaku. 

"(Jika hal ini terjadi lagi, pastinya akan tambah bahaya, karena Felix benar benar terus mengatakan kalimat itu... Dia harus mendapatkan apa yang seharusnya dia inginkan)"

--

"Bukankah itu sangat lembut..." Kata suara dari orang yang di dengar di telinga Neko. 

Neko perlahan membuka mata, ia terkejut melihat lampu cahaya terang di antara gelap nya ruangan. 

Seketika dia langsung bangun, tapi siapa sangka, ia tak bisa menggerakan tubuhnya, kepala nya, kedua tangan nya maupun kedua kaki nya. 

"(Apa yang....)" Ia mencoba melihat, rupanya dia terbaring di ranjang besi dan semua bagian tubuhnya terikat membuat nya tak bisa bergerak. 

Bahkan dia masih memakai kemeja putih itu hanya menutupi tubuhnya sampai di paha nya saja, tapi siapa sangka, dua orang tadi memegang kaki Neko dan mengelusnya, mereka meraba nya akan sampai atas. 

"Hentikan!! Bajingan!! Lepaskan aku!!" Neko berteriak membuat mereka berhenti melakukan apa yang akan mereka lakukan tadi. 

"Oh, dia sudah bangun... Apa yang harus kita lakukan setelah dia bangun?" Tanya satu orang itu pada rekan nya. 

"Tuan Ha Cuen bilang, kita harus menjaga nya agar tetap tersembunyi di sini... Dan tidak terjangkau dari mereka"

"Kalau begitu, kita bisa merasakan dia bukan" 

"Itu benar, tapi jika kita ketahuan melakukan itu padanya, Tuan Felix akan sangat mengamuk, dia tak hanya membunuh kita tapi juga Ha Cuen... Sebaiknya kita tidak melakukan itu"

"Cih, tidak asik...."

"(Apa yang sebenarnya mereka bicarakan?)" Neko terdiam menatap mereka dengan berpikir serius. 

Lalu mereka menambah pembiayaan mereka. "Mungkin Tuan Felix hanya menganggap nya gadis biasa lalu membiarkan nya dimiliki Ha Cuen"

"Apa?! Jaga mulut kalian!!" Neko langsung berteriak membuat mereka menoleh padanya. 

"Apa yang kau maksud kan? Kau berharap dia menyelamatkan mu?" Mereka menatap Neko dengan tatapan meremehkan. 

Di saat itu juga, Neko terdiam. "(Kenapa aku malah menyela hal itu tadi, sebenarnya apa yang terjadi... Jika dia tak peduli padaku, seharusnya aku senang, tapi kenapa tiba tiba saja aku sangat ingin dia menyelamatkan ku lagi....)" Neko tampak terdiam. 

Lalu salah satu orang itu mendekat dan memegang pipinya. "Hei, kudengar kau gadis garang, ternyata hanya gadis yang sedang ketakutan di sini.... Dasar kucing kecil"

"Hei bagaimana jika cicipi saja" Kata salah satu satu mereka membuat mereka menatap Neko dengan tatapan Nafsu. 

"Apa?! Apa yang mau kalian lakukan, sialan!!!" Neko mencoba memberontak, tapi tak bisa. 

Sementara itu Felix tampak duduk di sofa dan Ha Cuen juga duduk di sisi lain. 

"Jadi, mau bagaimana lagi, jika kau mencari nya di manapun juga tak ada apa apa karena kalian tidak akan tahu lokasi nya dimana... Begini saja, aku akan melakukan penawaran, kembalikan pekerjaan ku lalu aku akan mengembalikan gadis itu" Kata Ha Cuen. 

". . . Aku tidak pernah mau lagi untuk menjadikan mu pengganti ku"

"Tidak, tidak, aku tidak akan jadi bawahan mu, tapi berikan saja 50 persen bisnis mu padaku, aku pegang sendiri karena mau bagaimana lagi, aku yang membantu ku bukan" Ha Cuen benar benar membangkang bahkan pada Felix yang merupakan atasan nya sendiri. 

Felix terdiam, dia lalu menghela napas panjang sambil menyenderkan tubuhnya di sofa. "Kau mau apa dengan nya? Aku sudah menandai nya sepenuhnya..."

". . . Sepenuh nya?" Ha Cuen menjadi menatap bingung. 

Siapa sangka, di sisi Neko. "Hentikan!!" Neko tak bisa memberontak. 

Satu tangan itu membuka kancing kemeja Neko dan membukanya perlahan tapi mereka terkejut tidak karuan karena melihat banyak sekali luka dan cupang berbekas merah tanpa menyisakan kulit putih Neko, semuanya merah bahkan ada yang membiru. 

"Astaga... Buas sekali... Cupang yang sangat banyak..." Mereka menatap tak percaya. 

Lalu Felix melanjutkan perkataan nya. "Aku juga telah mengajari nya" Kata Felix. 

"Mengajari?"

--

"Sialan!! Apa yang kalian lakukan?!!!" Neko berteriak keras. 

"Cih, tak apalah.... Meskipun sudah di tandai oleh seseorang, rasa nya juga bakal sama" Kata mereka yang melanjutkan apa yang mereka lakukan. Di sisi itu, Neko melihat ada pisau di sabuk punggung dari salah satu pria itu. 

"Tunggu!!" Neko menggunakan nada memohon membuat mereka terdiam dan menoleh ke wajahnya. 

"Sebelum menyentuh ku, mendekat lah salah satu dari kalian padaku" Tatap Neko. 

"Huh? Ada apa? Kau ingin ciuman!? Aku bisa memberikan nya padamu" Salah satu langsung mendekat, itu membuat Neko agak jijik. Tapi dia dengan sigap membuka mulut nya, seketika dia menggigit leher Pria itu hingga berdarah. 

"Akhhh!!!!" Dia berteriak, tapi seketika, Neko mengambil pisau itu dengan tangan nya lalu melepaskan tali pengikat di kedua tangan nya. 

"Ajhhh sialan!!!" Satu pria itu kesakitan dengan leher berdarah, jatuh di bawah dan satu pria lain nya menatap kesal Neko. "Sialan...." Dia akan menyerang Neko yang masih terikat, tapi Neko membawa senjata, seketika dia menodongkan pisau itu, karena kehilangan kendali, pria itu tak bisa menghentikan tubuhnya, alhasil, dia tertusuk pisau di dada nya. 

"Akhhh!! Tidak!!!" Dia langsung menutup luka nya dan jatuh begitu saja. 

Neko lalu berhasil melepas semua ikatan tubuhnya, lalu dia turun dari ranjang besi itu dengan napas terengah engah. "(Aku.... Berhasil....)"