webnovel

Chapter 173 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

Neko berjalan menuju supermarket terdekat. Ia berniat membelikan bir untuk Acheline. Namun berhenti sejenak melihat supermarket itu dari luar. "(Kenapa dari tadi perasaan ku benar benar tidak nyaman sekali? Apakah ada sesuatu yang akan datang nantinya?)" Ia memegang lehernya lalu Ia akan masuk dan membuka pintu kaca luar. Tapi ada seseorang mendekat. 

"Tidak seperti yang ku bayangkan" Kata orang itu yang rupanya seorang wanita dengan suaranya yang dewasa. Neko menoleh pada wanita itu yang menatapnya di belakang.

"Apa kau ingin masuk?" Tatap Neko dengan wajah datarnya.

"Aku hanya ingin sesuatu darimu" wanita itu membalas. Neko melihat sebuah liontin pangkat A/0 yang di pakai wanita itu.

"[Pembunuh Bayaran]" Neko menjadi terkejut.

"Jika kau ingin mencari sesuatu denganku, jangan lakukan disini, kau mengerti arti publik bukan" Neko menatap dingin.

"Mau bagaimana lagi, aku hanya ingin segera menyelesaikan ini" Dia akan menangkap Neko dengan tangan nya, tapi Neko menjadi menangkap tangan nya itu. Hal itu membuat wanita itu terkejut. "(Kenapa dia bisa menangkap tangan ku dengan mudah...?!)" 

"Aku sudah bilang padamu bukan" Tatap Neko. Tapi wanita itu malah tersenyum licik. Seketika Neko merasakan ada sesuatu di belakangnya dan yang benar saja, seseorang telah memukul kepalanya hingga dia tak sadarkan diri. Siapa sangka akan menjadi seperti itu.

Di sisi lain, Beum tampak cemas, dia cemas sambil menatap dokumen Felix. Lalu meletakan nya di meja sambil menghela napas panjang. "(Sialan.... Jika di bandingkan dengan usaha dan bisnis ku sekarang, aku juga tidak ada apa apanya... Karena aku terus strees memikirkan gadis itu, aku harus mendapatkan nya...)" 

Lalu muncul Shank dari luar kantor. "Tuan Beum, ini adalah nomor milik salah satu bawahan tuan park, anda bisa mwngancam lewat dia"

"Oh bagus bagus, bagaimana dengan kabar wanita pembunuh itu?"

"Dia akan--

Ring--Ring 

Tiba tiba ponsel Beum berbunyi, ia mengambil dari sakunya dan melihat bahwa itu dari nama pembunuh bayaran itu. Lalu ia mengangkat nya. "Yo, bagaimana? Kau sudah menemukan nya?" 

"Yah.... Aku sudah menemukan nya bos, jangan lupa bayaran nya, sayang nya mungkin aku sudah membunuhnya karena pukulan kepala tadi keras.... Kepala banyak berdarah..." 

Seketika Beum terkejut mendengar itu. "Kau melakukan apa!!???"

"Ada apa? Bukankah kau meminta ku membunuh nya?"

"Sialan!!! Kau tidak bisa membunuh nya bodoh!! Aku meminta mu menemukan nya saja!! Kenapa sampai membunuh nya!! Untuk apa aku menyewa mu jika begitu!!"

"Ini memang sangat mudah untuk menemukan nya karena dia tidak memiliki pendamping apapun, aku menemukan nya di supermarket tanpa seseorang yang menemani, jika terlalu mudah begitu mana bisa aku mau, lebih baik dari awal kau menyuruh orang lain" Kata wanita itu. 

"(Sialan.... Alasan aku menyewa mu karena kupikir gadis itu punya penjagaan ketat....) Kau benar benar sialan.... Jika dia tidak bangun, aku akan melakukan sesuatu padamu, tak peduli kau itu pembunuh atau apa" Kata Beum yang menutup panggilan. 

Wanita itu terdiam kesal. "Cih, jika tahu begini aku tidak akan memukul mu, padahal kau terlihat patuh tadi, baiklah, ini memang salah ku" Dia menghela napas panjang. 

Di sisi lain, Felix keluar dari kantor nya, dia akan ke ruangan Neko. Tapi ketika membuka pintu ponselnya berbunyi, sebelum benar benar membuka pintu, rupanya yang membuat ponselnya berbunyi adalah pesan dari Negan. 

Ia melihat pesan itu sebentar. == Boss, ada yang mencarimu melalui ponsel ku ==

Felix terdiam sebentar, ia lalu tak jadi membuka pintu ruangan Neko dan berjalan pergi tepat dimana Negan berada.

Negan tampak menempelkan ponselnya di telinga nya lalu mendengar suara langkah kaki Felix. Dia menoleh dan memberikan ponselnya. "Orang ini sungguh menjengkelkan" Tatapnya. 

Felix masih terdiam datar, dia lalu mengambil ponsel Negan dan menempelkan nya di telinga nya. 

"Apa ini sudah di berikan pada Tuan Park?" Rupanya suara Beum tapi Felix tidak mengenalinya. 

"Yeah, ingin bicara apa padaku?" Felix menggunakan nada kesal. 

"Aku hanya ingin memberitahu bahwa gadis ku, yang kau ambil itu harus kembali jadi milik ku, kau mungkin tahu bahwa jika saat itu Yohan tidak membawa nya lari, aku mungkin sudah mengucapkan sumpah bersama di pernikahan, tapi seperti nya tidak.... Namun jangan khawatir, sebentar lagi dia akan jadi milik ku" Kata Beum. 

Tap siapa sangka, Felix langsung menutup panggilan dan memberikan ponselnya pada Negan. 

"Ada apa?" Negan menatap bingung. 

"Lacak ponsel gadis itu" Kata Felix dengan wajah serius, ia lalu berjalan pergi meninggalkan nya. 

Ia rupanya akan ke ruangan Neko dan langsung membukanya. Tampak tak ada siapapun di sana. Seketika ia meremas gagang pintu ruangan itu hingga remuk dan langsung hancur begitu saja, kemudian dia berjalan pergi dari sana. 

--

Neko terbangun di tanah, ia ada di tempat kosong dan gelap karena hanya ada malam di sana, kepala nya masih mengalirkan darah karena yang tadi.

"(Ugh.... Kepala ku.... Sangat sakit.... Rasanya pecah.... Kenapa aku masih saja bangun dengan kepala sakit, sangat sakit sekali....)" Ia tampak sangat pusing dan sakit, apalagi luka nya belum di obati sama sekali. Lalu ia akan bangun tapi tiba tiba kerahnya tertarik membuatnya bangun terangkat dan yang melakukanya adalah wanita tadi.

"Akhirnya kau bangun, aku membayangkan bagaimana kau tidak bangun nantinya, aku bakal di unek unek penyewa ku...." Ia langsung melepas Neko setelah mengangkat nya tinggi. 

"Utk... " Neko terjatuh di tanah. Tiba tiba dengan cepat, sebuah pedang menancap di kepala sampingnya. Untungnya hanya mengenai tanah, hal itu membuat nya terdiam kaku.

"Akan ku bunuh kau sampai disini, biarkan saja bos ku marah, karena aku sudah jengkel melihat wajah mu... Dari awal, gen mata merah adalah mahkluk yang buruk" Kata wanita itu yang mengangkat pedangnya tinggi tinggi dan akan menyerangnya.

"Cih... Sialan" Neko mengambil belatinya dari ikat pinggang belakang nya dan menangkis pedang itu dengan belatinya meskipun terlalu berat karena dia berada di bawah wanita itu.

"Hei, masih sempat sempat nya melawan kematian mu, kau tidak ingin mati?"

"Ingin, tapi tidak di tangan orang seperti mu" Balas Neko langsung mendorong belatinya dengan sekuat tenaga. 

Hingga akhirnya pedang itu meleset mengenai pipi kiri Neko hingga mengeluarkan darah. Dia berhasil menangkis tidak mengenai kepala nya meskipun pipi nya terluka. 

Neko menjadi terkejut dan menutup luka itu dengan tangan nya diiringi ia menendang wanita itu hingga pergi dari tubuhnya.

Wanita itu berdiri dan melesat menyerang Neko dengan pedangnya, tapi Neko berusaha menahan pedang itu dengan belatinya. Mereka saling mendorong senjata tajam. 

"(Hebat juga gadis ini melawan) Aku ingin tahu seberapa hebat kekuatan mu ini sehingga aku harus melawan mu dengan repot begini" Tatap nya dengan nada sombong. 

Wanita itu terus mendorong membuat kedua tangan Neko tidak kuat lagi menahan dorongan pedang nya. Hingga si wanita mengayunkan kakinya menendang perut Neko dengan keras.

"Ugh... " Neko terkejut dan terbanting ke belakang, mulutnya mengeluarkan darah karena tekanan itu.

"Uhuk .. . Cough.. " Ia terbaring kesakitan. "(Sial.... Aku hampir tak punya tenaga untuk bernapas.... Kepala ku sakit dan seluruh tubuh ku, sangat sakit juga.... Apa yang harus aku lakukan.... )" Neko terdiam dengan wajah serius, tapi tiba tiba ia ingat pada wajah Felix. 

"(Di saat seperti ini, kenapa harus bisa memikirkan dia.... Jangan memikirkan nya.... Hanya cukup fokus bagaimana cara ku melawan....)" Ia menggeleng mencoba melupakan pemikiran itu, mungkin ia berharap Felix untuk menyelamatkan nya. 

"Selemah ini melawan A/0 sepertiku" Kata wanita itu yang mendekat akan menebasnya.

"Selamat tinggal, makhluk kutukan.." Ia mengayun kan pedang, tapi tak disangka sebuah peluru melesat mengenai dadanya dari belakang.

"Akh.... Sial..." Ia terkejut memegang dada nya, lalu terkaku dan perlahan menoleh ke belakang.

Terlihat Felix berdiri setelah menembak dengan pelurunya yang masih terbidik pada wanita itu.

"Siapa kau?" Wanita itu menatap serius sambil menekan luka di dadanya. Dia berhenti tak jadi menebas Neko. 

"Satu satunya orang yang datang untuk satu tujuan, aku yakin kau juga bertujuan ingin membunuhnya" Tatap Felix dengan kejam. Tak di sangka dia bisa datang hanya menggunakan insting dan pelacakan nya untuk Neko. 

"(Kenapa dia bisa ada di sini?! Ini sudah berapa kalo dia datang membawa pertolongan untuk ku.... Bagaimana bisa...)" Neko terdiam meskipun harus menahan rasa sakit nya. 

"Cih... Bukankah ini bukan urusanmu, aku ingin dia cepat mati...!!" wanita itu berteriak. 

Tapi Felix tak peduli dan kembali menembakan peluru.

"Hmp.. Kau pikir ini membuatku takut" Wanita itu mengibaskan pedangnya dan siapa sangka, dia membelah satu peluru itu dengan pedangnya, hal itu membuat Felix menatap lebar.

"[Dia dari Shinsengumi!?]"

"Apa kau masih mau melawanku?" Tatap wanita itu dengan sombong.

"Aku tidak berpikir sedekat itu" Kata Felix kembali menembak satu peluru. 

Wanita itu berlari akan mengibaskan pedangnya dia fokus dan kembali menebas peluru itu. Tapi ia tak sadar Felix sudah ada di depan nya mendekatkan moncong pistol ke dadanya dan langsung menembakan peluru nya dengan dekat.

"Uhk..." Wanita itu terkejut dan mundur.

"Kau hanya terfokus pada membelah peluru bukan, lain kali fokuslah padaku juga" Kata Felix yang kembali menembaknya, kini dia lemah kesakitan di bawah.

Lalu Felix mendekat padanya, namun wanita itu mendadak menodongkan pedang nya membuat Felix berhenti. 

"Cukup di situ, mundur saja kau.... Padahal aku sama sekali tidak berhubungan dengan mu, tugas ku hanya membunuh gadis itu" 

"Siapa yang menyuru mu, untuk membunuh nya?!" Felix langsung menarik kerah wanita itu membuatnya terkejut. Nada yang digunakan Felix sangat tegas ketika mengucapkan kalimat itu. 

Tak hanya sampai sana, Felix mencekik wanita itu membuat nya terkejut. "Ugh.... Ekhhh.... Lepas..... Kan.... Ehk...." Wanita itu tidak kuat dengan cekikan satu tangan milik Felix sementara Neko yang melihat itu menjadi terpaku tak percaya. 

"(Tidak.... Jangan membunuh nya di depan ku lagi... Jangan....)" Ia gemetar, seperti nya itu membuat mya ingat pada pria yang di bunuh Felix bahkan di depan nya sendiri.