webnovel

Chapter 170 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

Felix menjadi memojok Neko dengan jarinya yang masih mencoba masuk ke mulut Neko. 

"Ha... Ng... Puah... Apa yang kau lakukan?!" Neko menatap kesal.

"Aku mulai berpikir aku kemari untuk melihatmu menjadi hewan peliharaan" Kata Felix, ia melihat ranjang Neko dan langsung menarik tangan Neko memojok nya di ranjang.

"Lepaskan aku!!" Neko memberontak di ranjang. 

Felix tetap melanjutkan membuka bajunya sendiri membuat Neko terdiam kaku.

Terlihat di punggung Felix sangat mengesankan lebih kejam dari milik Neko. Siapa sangka, punggung nya di penuhi banyak tato yang bahkan tak menyisakan kulit di punggung nya. 

Tato bermotif penuh dan bergambar serigala yang menggigit kepala harimau yang telah putus. Bahkan yang membuat mengerikan adalah di bagian kepala harimau itu, masih ada tulang dan organ tubuh lain nya yang ikut ia bawa masih terlekat pada leher kepala harimau itu. 

Neko tidak bisa melihat itu karena ia sedang menghadap Felix bukan melihat punggung Felix. Ia menatap tubuh Felix yang juga penuh luka sayatan, memiliki tubuh yang besar, dada bidang dan otot perut yang keras. Tangan besar menghiasi nya sebagai pria yang mengerikan. 

"Kenapa? Dari wajah mu kau pasti penasaran apa yang ada di punggung ku, kau suka tato, jika kau ingin melihat kenapa kau tidak melepas bajumu saja. Ini hanya satu lapis" Bisik Felix yang perlahan menaikan kemeja Neko. Sehingga terlihat Neko hanya memakai celana dalam dan perutnya yang begitu cantik. 

Felix melihat bagian Neko saat kemeja itu di buka. Ia menatap kulit di laga hingga perut Neko. 

"Seberapa umurmu bisa memiliki kulit yang seperti ini, terlihat pucat tapi begitu lembut saat di sentuh, Terlihat kasar tapi ini warna yang murni apa kau mandi darah atau semacam nya hm.." Felix menyentuh paha Neko dengan tangan besar nya. 

"Kau.... Tak bisa melakukan ini apakah tidak pernah melakukan nya sehingga kau harus melakukan nya padaku" Neko menatap kesal.

Felix terdiam lalu menoleh di pojokan pemberian nya tadi ada di sana.

"Aku bisa menjadikanmu sesuatu dan menjawab itu" Kata Felix. Hal itu membuat Neko terdiam. 

-- 

"Sekarang kau terlihat seperti peliharaan kecil" Kata Felix sambil merokok dengan masih telanjang dada dan menatap Neko duduk di bawah sofa nya dengan adanya kalung leher kucing. 

"Kau sialan" Neko hanya bisa menggerutu dengan kesal. 

"Kau tidak memakai kuping dan ekor itu? Apa kau mau memperlihatkan tubuhmu hanya dengan memakai kemeja tipis itu?" Tatap Felix. Posisi duduknya benar benar melebarkan kakinya. 

"Aku tidak sudi memakainya!!" Teriak Neko. 

"Baiklah kalau begitu, kau menginginkan jawaban bukan, kenapa kau tidak tambah kemari duduk disini" Felix menunjuk pangkuan di paha kirinya. 

Di saat itu juga wajah Neko menjadi agak memerah. "(D...Dia... Apa yang mau dia lakukan saat aku ada di sana nantinya?!)" Neko menjadi ragu.

"Ada apa? Kau ingin jawaban bukan, soal apakah aku pernah melakukan hal ini pada perempuan lain?" Kata Felix. 

Neko terdiam tapi ia menjadi menyetujui nya lalu Neko berdiri perlahan menaiki meja kecil didepan mereka dan duduk di pangkuan kaki kiri Felix.

"Tubuhmu terlalu besar" Kata Neko.

"Kenapa bukankah kau cari yang hangat?" Felix menatap dengan senyum kecilnya.

"Sekarang katakan semuanya" Neko menyela. 

Tapi Felix hanya menunjukan senyumnya itu sambil meraba punggung Neko dengan tangan besarnya.

"Apa yang kau lakukan?!" Neko menatap tajam.

"Aku hanya berpikir apakah banyak orang lebih tertarik pada tubuhmu atau kulitmu" Kata Felix yang seketika mencium bibir Neko. Tapi Neko tak membuka mulutnya untuk ciuman itu.

"Kucing yang baik, aku akan mengajarimu cara berciuman" Kata Felix.

"Apa?...!!... Aku tidak mau umh.... " Neko terkejut Felix kembali menciumnya kali ini Neko mau membuka mulutnya.

Felix melanjutkan nya dengan mengangkat kedua kaki Neko dan membuka selangkangan Neko untuk memposisikan yang terbaik. Sekarang Neko benar benar duduk menatap Felix. Dengan masih di sangga menggunakan tangan Felix, tangan nya di duduki Neko untuk mencapai kontak mata yang tepat. 

"Aku tidak berpikir kau akan melakukan ini padaku" Neko menatap dekat.

"Yah karena kau kucing yang loyal untuk ku" Felix membalas sambil memasukan tangannya ke punggung Neko. Mereka kembali mencium bibir.

"(Tak ku sangka aku membiarkan orang ini melakukan hal ini pada ku]"

"(Aku tidak tahu apa yang telah memasuki ku hari ini, kenapa saat aku bersama dia seperti ini. Aku tidak bisa memikirkan apapun yang membuat adegan ini terganggu, aku sama sekali tak bisa mengalihkan apapun dari hal ini. Apa karena tubuhku terlalu menyukai hal ini dan hatiku tertarik pada orang ini?)" Neko terdiam menatap Felix yang masih mencium lehernya.

Lalu Felix melirik dan menatap nya. Di saat itu Neko berwajah terkejut melihat mata Felix. Mata yang berbau khas berdarah biru, warna mata biru Kristal yang sangat tertempel di sana.

"Kau memandang nya sangat lama, kau suka pada warna mata ku?" Felix menatap dengan wajah seringai sambil mendekatkan Neko dengan mendorong punggung dengan tangan nya.

"Ugh... Jauhkan aku, aku tidak mau terlalu dekat dengan mu" Neko mencoba mendorong nya.

"Kenapa? Kau mengizinkan orang lain mencium, menjilat dan mencium aroma setiap tubuhmu tapi kenapa kali ingin kau menolak nya dariku?" Felix tetap mendekatkan Neko dan mencium beberapa kali leher Neko yang menutup mata mencoba tak mau merasakan hal ini.

"Me... Mereka tidak pernah aku izinkan melakukan itu di semua tempat"

"Hm... Begitukah, kalau begitu di mana saja kau mengizinkan mereka melakukan tiga hal itu?"

"Di....Tempat saat ini kau melakukan nya" Balas Neko. Lalu Felix tersenyum kecil dan seketika menggigit pelan kulit di leher Neko.

"Ahhhh!!! Sakit!!!" Neko terkejut. Dia mendorong bibir Felix membuat Felix menjauh dari lehernya. Ia melihat, leher itu sudah berbekas saja. "Ha.... Benar benar lemah, aku hanya menggigit pelan tapi ini sudah berbekas sangat dalam" Dia mengusap bekas itu dengan ibu jarinya membuat Neko terkedut. 

Lalu Felix menatap nya. "Kau pernah bertanya tanya, apakah aku memang memiliki hal yang di kaitkan dengan takdir untuk mu" Felix menatap. 

Neko terdiam sebentar, lalu menjawab. "Ada....."

"Apa itu...."

"Kau menjadi panjahat di sini, untuk ku.... Kau bajingan..." 

". . . Sigh..... Baiklah, jika kau menganggap ku itu, anggap saja terus menerus biarkan takdir membenarkan hal itu.... Sekarang, sampai mana tadi" Felix kembali mendekatkan wajahnya di bagian dada Neko, meskipun Neko terbuka, dia masih memakai kemeja putih saja. 

"Kancing yang kecil, lepaskan sendiri untuk diri mu" Tatapnya. 

"Aku.... Tidak akan melakukan nya" Neko masih tak mau. 

"Baiklah, kalau begitu, aku akan menggunakan gigi ku" 

"Ah tunggu, biar aku sendri" Neko langsung menyela begitu Felix akan membuka mulut nya. Dengan wajah ragu dan kesal, dia melepas kancing bajunya dari atas hingga bawah, semuanya. Tampak di pandangan yang sangat menawan. Felix masih belum menyerang, dia mengatakan kalimat lagi. "Buka itu hanya sampai di bahu mu" 

Neko kembali terdiam. "(Bajingan, aku benar benar sudah kehabisan akal untuk menghindari nya....)" Meskipun kesal, dia tetap menuruti permintaan Felix, dia menurunkan kemeja nya hanya sampai bahu nya, memperlihatkan kulit di bagian tubuh nya yang sngat mulus dan cantik. 

Bra berwarna merah yang ia pakai benar benar menambah kesal yang sangat cantik. "Itu bagus, kau benar benar kucing baik yang penurut" Tatap Felix. 

"Cepat lakukan saja.... Kenapa kau tidak menyerang ku dari tadi..." Neko menatap. 

"Yeah, jadi kau mengharapkan ku melakukan itu begitu? Padahal aku sudah baik baik menahan ini" Tatap Felix membuat Neko terdiam. 

Tiba tiba Felix mengangkat Neko membuat Neko terkejut. Felix melakukan itu untuk mencium perut Neko. Hal itu membuat Neko terkedut sensitif dan mulai gemetar. 

Felix juga menggigit di bagian tubuh Neko, dimanapun. 

"A.. Apa yang kau lakukan.... Lepaskan aku..."

Lalu Felix menatap nya membuat mereka melakukan kontak mata. "Apa kau tidak mau menyerang ku balik" 

". . . Apa... Maksudnya"

"Aku berpikir kau akan menggigit leherku ketika aku melakukan ini, tapi sepertinya kau malah menikmati aku memakan mu dimanapun" 

"Aku.... Tidak bisa..." Neko membuang wajah. 

"Ah, aku mengerti, kau tidak kuat menggigit, aku akan membuatkan untuk mu" Felix akan mengambil sesuatu dari saku celana nya tapi Neko langsung berteriak. "Tunggu!!" Membuat suasana terdiam. 

"Kau tidak bisa menyakiti leher mu lagi...." Neko menatap khawatir, tapi suasana kembali terdiam dan nemo menjadi terkejut. "(Apa... Apa yang baru saja aku katakan...?!! Kenapa aku mengatakan hal itu?!!)" 

Tapi mendadak ia merasakan tangan Felix menekan pinggang nya mendekat membuat nya menoleh ke Felix yang tersenyum kecil. "Bisa kau katakan lagi..."

"Apa?! Aku tidak mengatakan apapun..."

"Benarkah begitu, tapi aku mendengar--

"Tidak!!" Neko langsung menyela seketika dia mendekatkan wajahnya langsung menggigit leher Felix. 

Ia menggigit sekuat tenaga hingga benar benar tertusuk kedia taring Neko. Rupanya kedua taring Neko sudah kembali tumbuh dari salah stau nya yang patah saat itu. 

Di tengah Neko melakukan hal nya. Felix memegang paha Neko dan meraba tubuh Neko, tapi tangan satunya terus saja terhenti di satu bagian, yakni punggung atas Neko. Dia meraba di setiap celah luka nya. "(Ha.... Luka ini tidak akan bisa hilang karena ini seperti tanda kutukan...)" 

Hingga tak lama kemudian, Neko mengangkat kepala nya dengan bibir yang celemot darah. Di leher Felix, darah nya sudah berhenti mengalir. 

Neko menjilat bibirnya sendiri. "Harus aku bilang, darah ini sangat lah enak" Tatap nya. 

Felix terdiam, dia lalu tersenyum sangat kecil. "Harus aku bilang, itu tidak gratis..." Ia mendekat dan mencium bibir Neko membuat Neko terkejut kaku, lalu Felix mencium leher hingga bawah. 

"Ha.... Hentikan... Ini sudah lebih dari cukup" Neko menatap ragu. 

"Ini tidak akan cukup sebelum kita melakukan sebuah seks" Tatap Felix, seketika Neko terkejut kaku. 

"K... Kau... Bajingan..." Ia menatap kaku.