webnovel

Chapter 168 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

Hari berikutnya, Neko membuka mata nya. Ia bangun duduk dengan rambut berantakan. Untuk sebentar, dia mengumpulkan nyawa tapi mendadak teringat malam tadi.

"Sialan.... Bajingan!! Aku tak akan memaafkan mu!!" Dia berteriak marah. Tapi ia merasakan telapak tangan nya ada yang tertutup penutup luka, lalu lututnya juga. Luka luka itu adalah luka yang ia dapat dari terjatuh melarikan diri dari pria kemarin, tapi sepertinya, Felix mengobatinya ketika dia tidur bahkan saat telanjang tanpa baju apapun.

Neko kembali terdiam. "(Dia bahkan masih sempat nya mengobati ku begini.... Apa yang sebenarnya dia pikirkan, dia hanyalah pria buruk... Aku kesal, aku akan membunuh nya....)" Ia benar benar kesal.

--

"Ada apa denganmu?" Tatap Negan yang melihat Felix terdiam kaku di kursi kantornya.

". . . Gadis itu.... Dia benar benar telah menipuku"

". . . Hm?" Negan masih bingung. "Siapa? Pagi pagi seperti ini, kau membicarakan gadis?" Negan berpikir tapi ia kembali sadar. "Oh gadis baru itu kah? Bagaimana kau mendapatkan nya, dia gadis yang imut. Dada nya juga besar untuk ukuran tubuhnya. Kau pernah mengajak nya ke ranjang?" Negan menatap dengan bercanda nafsunya.

Tapi Felix hanya terdiam dingin, ia lalu berdiri dan berjalan pergi sambil berkata. "Lakukan sendiri jika bisa"

Tapi ia terdiam berhenti berjalan dan menoleh padanya menambah perkataan. "Ingat pesan ku ini, awasi dia, dia tidak bisa menyakiti diri nya sendiri maupun orang lain yang menyakiti nya...." Lalu dia berjalan pergi.

Hal itu membuat Negan terdiam bingung. "(Ada apa.... Dia tidak pernah begitu... Dia hanya biasanya diam dan tidak pernah memikirkan perempuan apalagi gadis itu....)"

Sementara itu Neko masih berwajah suram di ruangan kantor. Menatap laptop di meja, tiba tiba ia teringat soal pria kemarin yang ia bunuh. Jantungnya menjadi berdegup kencang membuatnya was was.

"[Apa yang... Kenapa aku begitu gemetar]" Ia mencoba bernapas pelan menenangkan dirinya dan mencoba tidak mengingat soal kemarin.

Lalu melihat jam dinding. "(Apa dia akan datang, jika dia, pastinya dia langsung membuka pintu, aku akan langsung membunuh nya....)" Neko benar benar dendam.

Mendadak pintu terbuka dan disaat itu juga ia langsung mengambil tongkat dan memukul orang itu yang rupanya adalah Acheline.

Acheline berwajah polos tak tahu apa apa hingga Neko terkejut. "Tunggu....!" Dia kehilangan keseimbangan untuk menghentikan tubuh nya.

BRAK!!

Alhasil mereka berdua jatuh dengan Neko berada di atas Acheline. "AKH...." Acheline terbentur ke bawah.

"Kau baik baik saja?" Tanya Neko dengan panik.

"Haha...Aku baik baik saja kok" Acheline membalas dengan wajah akrab nya.

Tapi kepalanya mengalir darah membuat Neko terkaku. Bisa bisa nya dia berkata baik baik saja padahal kepala nya berdarah.

Hingga akhirnya Neko membalut kepala Acheline dengan perban. "Aku benar benar minta maaf, aku hanya waspada saja" Tatap Neko.

"Haha ini tak apa.... Waw... Kau benar benar hebat Akai dalam ini" Kata Acheline.

". . ." Tapi Neko hanya membalas cuek.

Tapi tiba tiba ada beberapa orang masuk membuat mereka menoleh. Apalagi mereka masih ada di bawah menatap banyak orang masuk dan siapa sangka, yang tertengah adalah pria busuk itu yang mengacu pada Neko, menyakiti perut Neko dan hanya berani mengadu pada Felix.

"Hei.... Gadis bedak, kau telah memukuli ku kan, sekarang kami akan menyiksa mu sampai mati, kulihat bos tidak menghukum mu, jadi aku yang akan melakukan nya!" Kata mereka sambil menodongkan senjata tajam. Dia berpikir begitu karena tak tahu bahwa Felix tahu siapa yang salah saat itu jadi dia tidak menghukum Neko dan membiarkan hal itu terjadi, dia memang tipe orang yang tidak peduli, namun harus dilihat dari sisi kedepan nya.

"Huh... Kau yang duluan main main, apa kau mau aku pukul hidung mu lagi!!" Neko membalas sambil berdiri mendekat.

"Cih sialan, terima ini!!" Dia melemparkan pisau pada mereka.

"Tunggu.." Neko menyela dengan mendorong Acheline hingga mereka jatuh dan di saat itu juga  pisau yang terlempar pada mereka tak jadi mengenai. Untungnya Neko sigap tadi. Acheline menatap Neko yang ada di atasnya. Posisi mereka sangat dekat di bawah.

"Akai..." Acheline terdiam, rupanya pisau tadi bukan nya tidak mengenai, tapi pisau itu sudah melewati mengenai bahu Neko yang terluka dan berdarah, acheline yang melihat itu berpikir bahwa Neko kesakitan dan mencoba menahan nya dengan manatap kesal mereka.

"Hoi... Masih berani melindungi orang padahal yang kami incar itu kau...!!?" Mereka menatap.

"[Cih... Kenapa mereka bisa masuk kemari]" Neko terdiam kesal.

"Cepat bunuh mereka saja!!" Kata salah satu dari mereka yang akan mengibaskan pisau besarnya pada mereka berdua.

Neko berwajah terkejut seketika memeluk kepala Acheline berniat melindunginya. Acheline menjadi terkejut kepalanya tertekan buah dada Neko.

Namun tiba tiba ketika irang itu akan menyerang mendekat, ia mendadak malah terdiam dan kesakitan.

"Akh....uhk.." Ia terjatuh, Neko yang melihat itu, rupanya orang itu tertusuk pisau di lehernya, pisau yang terlempar dan langsung menembus dari leher belakang nya. Di belakang orang itu berdiri Felix sambil merokok menatap tajam.

"Siapa yang menyuruh kalian membunuhnya?!" Tatap Felix pada mereka para penyusup itu, meskipun begitu, mereka juga adalah bawahan Felix sendiri.

Suasana menjadi terdiam, Neko menatap Felix yang begitu marah dengan wajah yang sangat kesal.

"Katakan padaku, siapa yang salah di sini!?" Felix menarik kerah pria itu yang di ujung maut sebentar lagi mati dan hanya bisa menggeliat kesakitan akan kematian leher tertancap pisau itu.

Lalu Felix melepasnya dan menjatuhkan nya, seketika kepala kaku itu mengarah ke Neko. Neko melihat wajah mayat itu dan menjadi terdiam kaku.

Neko masih terdiam tak percaya kembali melihat darah di depanya apalagi itu mayat dengan kematian mengerikan.

Ia lalu menoleh ke Felix dengan waspada masih memeluk kepala Acheline.

Felix menatap sambil mengendorkan dasi nya dengan serius, lalu menoleh ke bahu Neko yang terluka, seketika mata milik nya terkedut kesal. Ia lalu menoleh ke Negan yang berdiri agak jauh menatap biasa. "Lim..."

"Ya?" Negan menoleh. Rupanya nama Negan adalah Negan Lim, Felix memanggil marga nya.

"Aku meminta mu untuk mengawasi nya, tidak kah kau melihat dia terluka?" Felix menatap tajam, tatapan nya sungguh sangat penuh amarah. Dengan cipratan darah ada di wajah dan bajunya menatap Negan yang harus bicara.

Negan terdiam berwajah ragu. ". . . Maafkan aku, aku tidak menduga bawahan mu sendiri akan berkelahi begini"

"Ha.... (Ini sudah cukup...) Bawa saja dia pergi dari sini" Felix mengatakan nya sambil menginjak kepala mayat itu.

Negan terdiam sebentar lalu mengangguk. "Tentu.."

Lalu Felix berjalan ke Neko yang masih waspada.

"(Dia benar benar membunuh orang, dia membunuh nya....)" Neko tampak agak gemetar dan Acheline yang masih terdempet dada Neko menjadi merasakan detak jantung Neko. "(Kenapa detak jantung Akai.... Jadi sangat cepat....)"

Felix tiba tiba saja menarik tangan Neko yang terluka. "Ugh..." Neko agak kesakitan.

"Ikut dengan ku" Felix menatap dengan serius.

"Ha!! Untuk apa!" Neko menatap keras kepala membuat Felix kesal dan langsung mengangkat nya di bahu nya. Menggendobg Neko di bahunya. "Kita pergi ke rumah sakit! Kau terluka, jadi jangan keras kepala!"

"Apa!! Lepaskan aku!! Aku bisa jalan sendiri... Bajingan!!" Neko memberontak, tapi Felix tetap berjalan membawanya tapi sebelumnya dia menoleh ke Acheline yang memasang wajah polos. Namun mendadak, Felix melemparkan tatapan tajam padanya membuat Acheline terkejut.

"(Apa dia.... Baru saja melirik ku... Aku yakin, dia marah padaku juga...)" Acheline terdiam.

"Acheline, ayo bersihkan ini, jangan diam saja kau payah" Negan menatap. Mereka berdua ada di sana setelah Felix pergi membawa Neko.

--

"Hentikan itu...." Neko tampak kesakitan ketika Felix mengusap pelan luka di bahu Neko yang sudah di perban. 

"Aap itu sakit? Kupikir luka kecil tidak akan sampai membuat mu sakit" Felix menatap. Dia ada di bawah sofa berlutut menatap Neko yang duduk di sofa. 

"Aku tidak kesakitan, hanya jangan sentuh aku" Neko menatap kesal. 

Felix lalu terdiam sebentar lalu berdiri sambil menghela napas panjang. "Baiklah, aku tak akan menyentuh mu hingga kau kembali sembuh, istirahat lah di sini, di tempat ku ini" Kata Felix. Rupanya mereka ada di rumah Felix yang begitu besar, apartemen yang mewah, tapi Neko tidak berekspresi apapun dan membuanh wajah untuk nya. 

"Wajar saja jika kau harus mencoba berkelahi dengan orang, apalagi orang itu adalah seirang pria.... Kau dengan berani nya melawan, tapi padahal, kau sudah tidak seperti dulu lagi, akui saja kau hanyalah kucing, dan kau bisa duduk di sini kapanpun" Kata Felix sambil berjalan ke meja dan bersender di sana sambil menyalakan rokoknya. 

Neko kesal dengan perkataan itu. "Hentikan kalimat itu!! Aku bukan kucing!! Aku bukan hewan peliharaan mu!! Jangan anggap itu lagi padaku!!" Neko berdiri dan langsung mendekat kesal membuat Felix terdiam menatap bawah karena Neko pendek untuk nya. 

"Lagi? Apa maksud mu lagi?" Felix menatap. 

Seketika Neko terkejut dengan perkataan nya sendiri, dia langsung kembali membuang wajah. "Kau pikir kau orang yang melakukan itu satu satunya padaku, tentunya tidak akan dan tidak pernah selama nya..." Neko menatap. 

Lalu Felix mematikan rokoknya di asbak yang ada di meja makan itu sambil menghembuskan napas rokok terakhirnya. "Memang nya siapa yang akan mencegah ku melakukan itu, kau hanyalah gadis kecil, gadis yang tak akan bisa apa apa kecuali hanya duduk dan melayani ku sebagai tuan mu" Felix menatap sambil memegang dagu Neko. 

"Aku sudah bilang aku bukan peliharaan mu.... Dan tak akan pernah, pergilah dari ku.... Atau aku yang pergi" Neko berbalik badan. Tapi siapa sangka, Felix menarik lengan nya, seketika mereka mencium bibir membuat Neko terkejut langsung memberontak lepas mengusap bibirnya. 

"Aku bilang jangan sentuh aku!!" Teriaknya lalu langsung berlari pergi dari sana, dia pergi dari tempat Felix membuat Felix terdiam sambil menghela napas panjang. "Ha.... Hanya perlu sekejab membuat mu mengatakan hal itu....)"