webnovel

Chapter 163 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

Esoknya Neko menatap dirinya di kaca yang memperlihatkan dari atas kepala hingga bawah kaki, memakai pakaian hitam dengan celana hitam dan kaus hitam panjang nya, ia menjadi terdiam menatap dirinya sendiri. "(Hingga akhirnya cara lain melunasi hutang nya adalah menjadi bawahan nya di gedung besar nya)" Ia tampak putus asa lalu melihat rambutnya sendiri yang panjang.

"(Percuma saja sekarang punya rambut panjang)" Ia akan menguncir rambut panjangnya tapi tiba tiba saja, entah kapan datang nya, tangan Felix yang besar menahan tangan nya membuat Neko sedikit terkejut dengan kedatangan nya.

"Kau tidak senang dengan gaun putih, aku akan memberimu warna hitam yang cocok untukmu, dan jangan sekali kali kau mengikat rambut mu yang cantik.... Ikutlah aku" Tatap Felix dengan dingin lalu berjalan dengan diikuti Neko.

Mereka ada di gedung milik Felix sendiri, berjalan di lorong luas itu dan didepan ada 2 orang yang menunggu. Neko terkejut karena salah satu dari mereka adalah orang yang ia kenal yakni Acheline.

"(Apa?! Ba... Bagaimana bisa.... Tunggu, aku pernah ingat dia mengatakan bahwa dia adalah pengawal milik Park Choisung dan misi nya di kampus itu adalah mencari seseorang dari Park Choisung, apa jangan jangan dia adalah mata mata yang menggunakan ku sebagai objek mata mata karena di suruh oleh atasan nya ini.... Sialan, harus nya aku tahu dari awal)"

". . . Oh... Bos... Kau membawa siapa?" Tanya Acheline.

"Sepertinya gadis baru" Kata rekan Pria satunya yang bernama Negan. Dia memakai kemeja putih, melepas jas nya yang ia pegang di lengan nya.

Neko menoleh dan itu membuat Acheline dan Negan terkejut.

"[Wuh.... Manis juga gadis ini]" Pikir Negan tapi pikiran Acheline berbeda. "[Dia... Bukan nya??]" Acheline baru sadar sekarang.

"Aku akan meninggalkanya denganmu Acheline" Kata Felix.

"Oh... Iya baiklah" Acheline membalas lalu Felix berjalan pergi di ikuti Negan.

Neko terdiam dengan Acheline yang menatapnya. Rasanya memang tidak nyaman setelah mengetahui dari mereka masing masing.

Tiba tiba Acheline bicara ramah. "Yah... Kau bawahan baru bukan, salam kenal aku Acheline, sudah lama kita tidak bertemu hehe...." Dia mengulur tangan.

". . . Amai" Neko menerima tangannya tapi mendadadak di senyuman Acheline itu ada tangan nya yang meremas tangan Neko.

Neko merasa sakit diam. "(Sialan, kau mencoba memancing ku?!)" Lalu ia kembali membalas meremas tangan Acheline yang masih berjabat tangan dengan nya.

Acheline juga mengeraskanya. Tapi ia tiba tiba terkejut. "[Woah, Dia... Kuat, tunggu, ini sungguh sangat kuat....] Ah...Ak... Aku... Menyerah!" Ia kesakitan hingga terlutut. Seketika Neko melepas tangan nya. "Maafkan aku" Ia tampak memasang wajah polos nya.

"Huf... Kau benar benar kuat" Acheline menatap tangan nya sendiri yang bengkak.

Neko hanya terdiam, dia memasang wajah putus asa, mungkin dia akhirnya mengerti, itu adalah akhir untuk nya. Bagaimana tidak, dia harus bekerja pada Felix bukan nya membayar orang, dia justru sebaliknya sekarang.

"(Sepertinya aku harus mencari suasana untuk hal ini) Ngomong omong, saat itu kau benar benar pergi yah... Tidak menyelesaikan kampusmu" Kata Acheline.

". . . Aku memang tidak berniat disana"

"Aku tahu aku tahu, aku juga di tugaskan bos disana, makanya kau tahulah seberapa hebat aku" Acheline menatap sombong.

". . .Itu berarti kau bukan dari Cheong?"

"Cheong...Cheong? Sebentar sepertinya aku pernah dengar namanya...oh... Ayahnya Choka aku mengerti itu... Bukan, aku dari bos" Kata Acheline namun hal itu membuat Neko terkejut.

"Kau bilang... [Choka... Putri darinya]" Ia terkaku.

"Ada apa....Jangan jangan kau baru tahu Cheong memiliki putri... Ckckckc benar benar yah.... Yah memang beda sih putri sama ayahnya berkulit beda tapi itu karena istri Cheong memiliki kulit hitam manis seperti Choka, jadi jangan bingung lagi"

"[Cih.... Dia bedebah] Sebenarnya aku sudah tahu, hanya saja aku masih belum percaya" Neko mengepal tangan nya dengan kesal.

Acheline yang melihat itu tentu saja sudah tahu masalah Neko. "Kau benar benar memang tipe harus melihat langsung setelah itu baru percaya, oh ngomong ngomong aku benar benar menyelesaikan misi ku saat itu, bos sangat senang karena aku telah menemukan mu... Lalu kita bekerja sama dengan Yohan" Kata Acheline.

Seketika Neko kembali terpaku. "A.. Apa yang kau katakan tadi... A... Apa..."

"Yohan? Aku dengar dia sudah mati, kami menghormati nya dengan mengkremasi mayat nya lalu di tempatkan di tempat nyaman untuk nya, pasti sakit kehilangan seseorang bahkan mati nya di depan mu sendiri" Tambah Acheline.

Tapi Neko terdiam menatap bawah membuat Acheline terpaku menutup mulut nya. "(Oh astaga, aku memang tidak pandai membuat suasana baik)"

Tapi mendadak, ada yang datang, seorang pria yang mengerikan. "Dimana orang baru itu! Dimana dia!!" Dia menatap di dekat Neko lalu menatap ke bawah melihat Neko yang menengadah.

"Ah, dia adalah salah satu bawahan dari bos ku, dia di kenal sebagai bawahan yang sangat buruk" Kata Acheline dengan wajah tanpa berdosa maupun takut nya.

"Mau apa memang nya, gadis kecil menjadi orang baru, benar benar sungguh sangat lucu hahaha" Pria itu tertawa di ikuti yang lain nya yang datang di belakang nya.

Neko hanya terdiam tak mendengarkan itu sementara Acheline tampak memasang wajah polos maupun bodoh.

"Hei, aku bicara padamu.... Gadis kecil...." Pria itu menekan nekan kening Neko. Lalu ia menoleh ke dada Neko. "Hei, ukuran dada mu boleh juga, sama seperti ukuran wanita seksi.... Karena kau anak baru, beri senior mu ini hadiah" Pria itu mendadak memegang satu buah dada Neko membuat Neko terkejut, apalagi Acheline, dia akan maju tapi siapa sangka.

Mendadak Neko memukul hidung pria itu hingga pria itu terjatuh ke belakang. "Akh.... Akhh!!!" Dia kesakitan pada wajah nya.

Tak hanya sampai di sana, Neko mendekat menginjak lengan pria itu dan menambah memukuli wajah pria itu.

Acheline yang melihat itu hanya bisa terpelongoh.

"Akhh.... Apa yang kalian lakukan, cepat serang dia!!"

Karena perintah itu, orang orang tadi akan maju menyerang Neko, tapi Neko waspada, dia langsung melompat dan menendang wajah orang itu, lalu memukuli mereka satu persatu, dia bahkan bisa menghindar dengan lincah pada pukulan mereka hingga pada akhirnya mereka tumbang.

"W... W... Woah..." Acheline masih terpelongoh.

Lalu Neko kembali menatap ke pria yang pertama tadi, dia menginjak dada pria itu dan menekan nya terus.

"Akh, sialan.... Hentikan...." Dia kesakitan memegang kaki Neko yang terus menekan.

"Sekali lagi kau melecehkan ku, tak hanya wajah mu, tapi bagian lain nya akan aku buat lebam!!" Neko menatap tajam.

Tapi Acheline tiba tiba menarik tangan Neko membuat Neko mendekat padanya. "Sebaiknya, kita pergi, jangan cari gara gara di sini" Dia langsung menarik tangan Neko pergi.

Tapi pria itu bangun memegang hidung nya yang berdarah. "Cih, sialan.... Aku akan membalas mu"

--

Mereka ada di sofa sebuah ruangan. "Kau tahu, itu tadi sungguh sangat hebat, tidak, bukan, tapi luar biasa, sangat!!" Kata Acheline menatap terpukau tapi Neko masih terdiam memasang wajah kecewa.

Acheline juga ikut terdiam hingga ia punya ide bagus.

". . . Hei... Bagaimana jika kerumahku?"

"Rumah? Tidak terima kasih, aku harus pergi" Neko berdiri.

"Hm... Memangnya kau akan pergi kemana? Pulang kemana?" Acheline menatap dengan senyum kecil.

". . . " Neko menjadi terdiam mendengarnya.

Alhasil ia keluar dari gedung itu bersama Acheline. Tapi ia menjadi bingung karena ada motor GSX400S Katana.

"Haha, yang kamu lihat ini adalah, kendaraan kebanggan ku, motor sport berwarna hitam dengan kecepatan sampai 200 lebih kilometer per jam, karena rumah ku sangat jauh, jadi aku sengaja memodifikasi kecepatan nya untuk lebih dari 200 kilimeter per jam" Kata Acheline membuat Neko terdiam.

"Orang mana yang mengendarai motor secepat itu, kau menerobos lampu merah atau apa?"

"Yah, begitulah, tak perlu basa basi lagi, Baiklah pakai lah ini" Acheline memberikan helm fullface pada Neko yang masih terdiam bingung.

"Pakailah ini kebetulan aku memang membawa dua helm" Acheline menatap sambil memakai helm nya sendiri.

"Aku... Tidak tahu" Kata Neko. Seketika Acheline terdiam. "(Ah, aku mengerti, tangan mu pasti lemas gara gara tadi) Biar aku yang memasangkan nya" Ia lalu memakaikanya di kepala Neko, ia menjadi terkejut dan tersenyum sendiri.

"Pf...[Dia bahkan masih imut memakai helm itu]"

"Ada apa denganmu?" Neko menjadi bingung dengan wajahnya yang tertutup helm tersebut.

"Haha tidak apa apa, kemarilah" Acheline menaiki motor dan akan mengendarainya lalu Neko naik di belakangnya.

Tapi Acheline terdiam tak menyalakan motor, ia menoleh ke Neko.

"Kenapa kau tidak pegangan" Ia menoleh dan terkejut karena Neko malah berpegangan pada bagian belakang motor.

"Hei.... Kau seharusnya memegang ku" Kata Acheline.

"Memegang apa?"

"Cih... Kau sudah terlihat sekali tidak pernah menaiki motor" Acheline mengambil kedua tangan Neko, ia meletakan kedua tangan Neko di pinggangnya sendiri.

"Berpeganglah padaku seperti ini"

Lalu Neko meremas baju Acheline di bagian pinggang untuk berpegangan.

"Kau juga harus mendekat, istilah nya, peluk aku" Tambah Acheline.

"Apa itu harus?"

"Tentu saja, rumah ku itu sangat jauh, aku menggunakan kecepatan tinggi untuk menghemat waktu, jadi dengan keselamatan, kau harus melakukan perkataan ku agar kau juga akan selamat nantinya" Kata Acheline.

Neko menjadi terdiam sebentar lalu mendekatkan tubuhnya hingga buah dada nya tertekan di punggung Acheline. "Apa ini kurang dekat?"

"Haha, pertanyaan bagus, jika kau bisa dekat, silahkan saja, itu akan tambah aman" Tambah nya.

Lalu Neko mendekatkan lagi hingga buah dada nya benar benar tertekan di sana. "Ini agak sesak" Neko tak mempedulikan buah dada nya.

"Tak apa, pegangan padaku saja ya [Bagus... Ini lebih nyaman, kedua mochi lembut itu menyentuh ku, bahkan sangat nyaman, ini seperti bantal....]" Senyum Acheline, tapi dia harus menyetir dan menyingkirkan pemikiran itu lalu menyalakan motor dan mulai mengendarai motornya.