webnovel

Chapter 160 (Trusted Guard)

"Yohan, bagaimana dengan luka di punggung mu, kau tertembak sangat banyak" Neko menatap, luka di tubuh Yohan lah yang membuat Gaun putih nya terkena darah merah.

"Jangan khawatir, ini baik baik saja, aku bisa menahan nya" Yohan membalas dengan senyuman yang sangat ramah, tapi Neko tampak memasang wajah khawatir kenatap bawah.

Lalu Yohan terdiam menatapnya dan memasang pandangan perhatian padanya. "Luna, ini baik baik saja, selama aku ada di sini, aku akan menolong mu, jangan khawatir, kita akan mencari tempat yang baik dan juga jauh dari jangkauan mereka, aku sudah berjanji akan menyelamatkan mu" Kata Yohan.

". . . Kenapa kau membuat Hyun dan Jun harus berkorban seperti itu"

"Aku tidak memaksa mereka, jika kau tidak rela mereka begitu, maka ingatlah perjuangan mereka menghadapi mu hingga berbagai pengawal yang ingin bersama mu telah kesal dengan sikap mu, hanya mereka yang bisa tahu sikap mu dan terus patuh karena kau yang menyelamatkan mereka" Kata Yohan membuat Neko masih terdiam. Lalu Yohan memegang pipi nya membuat nya terdiam.

"Luna, kau masih ada aku, aku pastikan, kau benar benar mendapatkan kebahagiaan mu, aku janji" Tambah nya.

"Aku tak bisa mempercayai hal itu" Neko membuang wajah membuat Yohan terdiam.

"Luna... Maafkan aku... Jika aku selama ini menang terlalu banyak mencampuri urusan mu, aku bisa menjadi pengawal terpercaya"

"Maaf, jika aku bisa menilai, Kim lebih baik dari mu" Kata Neko.

Seketika Yohan terkejut dan terdiam, dia ingat bahwa dia yang membuat Kim tak sadarkan diri hingga sekarang. "Um.... Maaf, aku mungkin telah membunuh nya"

Seketika Neko terkejut sekaligus bingung dengan nada suara itu.

"Tapi, aku yakin dia hidup lagi.... Dia itu kuat, punya 9 nyawa"

"Kau pikir dia kucing" Neko menatap dingin.

"Hehe, hanya bercanda, tapi aku memang mengaku benar bahwa dia memang terluka, mungkin setelah ini selesai, kalian bisa bertemu lagi.... Aku yakin dia akan sangat senang jika bertemu dengan mu. (Sebenarnya, aku tak yakin dengan itu karena Sunbae benar benar sudah tidak bergerak setelah aku lumpuhkan, apalagi aku memukul bagian kepala belakang, aku benar benar tak tahu harus apa dan hanya berharap dia bisa menahan nya dan kembali baik baik saja)" Yohan sedang merasa bersalah sekarang.

"Baiklah, ayo lanjut" Yohan masih memegang tangan Neko lalu menarik nya pelan berjalan pergi.

Hingga mereka sudah berjalan lama hingga Neko menyadari dia terlalu banyak memegang tangan Yohan, lalu melepasnya membuat Yohan terdiam bingung dan menoleh padanya yang terdiam. Yohan menatap baju Neko lalu memasang wajah baru sadar.

"(Aku mungkin berpikir ini terlalu banyak, aku bahkan tak tahu harus apa)" Neko terdiam, tapi mendadak, Yohan berjalan meninggalkan nya pergi dengan berlari membuat Neko terkejut.

"Hah?! Dia pergi begitu saja!!" Ia sekarang sendirian, berpikir bahwa Yohan memang benar benar meninggalkan nya pergi.

Tapi siapa sangka, Yohan kembali lagi dengan membawa karton belanja barang, dia berhenti b dengan terengah engah lalu memberikan kotak itu pada Neko. "Huf... Huf.... Huf.. Maaf tidak peka, ini untuk mu, gaun mu pasti berat, ada tempat ganti baju di sekitar sini, jadi ayo cepat" Kata Yohan membuat Neko terdiam tak percaya.

"(Aku bahkan belum mengatakan bahwa gaun ku berat, dia langsung membeli baju untuk ku.... Aku tak tahu harus menganggap apa, dia bahkan membelikan pakaian yang tidak terbuka...)"

Setelah itu, tampak Yohan terpukau melihat pemandangan Neko berpakaian sangat cantik. "Itu sangat cantik, casual wear memang tidak pernah kalah dengan kalimat cocok di pakai kapan saja" Kata Yohan.

Neko hanya menghela napas panjang dan berjalan pergi melewatinya.

"Eh, Luna, tunggu aku" Yohan mengejarnya.

Tapi tiba tiba ada mobil hitam berhenti tepat di samping mereka, tepatnya di samping jalan raya itu.

Dengan cepat keluar 4 orang bawahan sekaligus dari mobil itu, siap menyerang mereka. Seketika Yohan terkejut. "(Itu.... Itu orang suruhan Beum!!) Lewat sini" Ia menarik tangan Neko. Karena terkejut Neko hampir jatuh hingga akhirnya bisa lari, tapi karena kurang cepat, Yohan kembali menggendong Neko di dada.

"(Gawat, orang orang suruhan viktor pasti sudah melacak aku dan Luna, jika seperti ini terus kita tak akan ada jalan keluar. Kenapa tuan besar belum datang???)" Yohan terdiam serius sambil masih membawa Neko berjalan pergi.

Tapi saat mereka keluar dari belokan jalan, mereka terdiam karena sudah ada banyak orang bersenjata.

"(Gawat!!!)" Yohan menarik Neko dan memegang pinggang nya.

"(Apa yang terjadi?)" Neko masih belum mengerti apa yang terjadi.

Tapi tiba tiba ia di tarik dari mulutnya ke belakang dengan tangan besar. Yohan terkejut segera menoleh yang rupanya 4 bawahan tadi menahan Neko. Menutup mulutnya. "(Sialan lepaskan aku!!!)" Neko mencoba memberontak.

"Luna!!" Yohan akan berlari mendekat menyelamatkan nya tapi ada yang berteriak. "Yohan!!!" Teriak nya membuat Yohan terdiam dan menoleh cepat.

Tak di sangka sangka sebuah peluru menembus begitu saja di jantung nya. Peluru itu sangat cepat hampir menembus tubuhnya karena jarak tembaknya juga dekat.

"Ugh..... " Yohan terdiam kaku memegang jantung nya. Punggung nya tadi sudah terkena banyak peluru dan sekarang titik vital nya.

"Yohan!!!!" Teriak Neko dengan terkejut.

"(Luna..... A...apa yang... Sebenarnya terjadi, aku tertembak begitu saja?? Tidak mungkin, kenapa aku tak bisa merasakan detak jantung ku,.... Kenapa aku hanya melihat warna merah di pandangan ku... Luna... Ma.... Maaf kan aku)" Yohan memutar mata dan seketika jatuh begitu saja. Neko terdiam tak percaya. Ia melihat kematian Yohan begitu saja di depan nya sendiri.

"Yohan!!" Ia memberontak dan langsung berlari mendekat ke Yohan, berlutut menatap wajahnya yang benar benar sudah sangat sekarat.

"Yohan, katakan padaku sesuatu, bukalah mata mu!!" Dia menatap panik. Tapi darah terus keluar membanjiri tempat itu.

Neko benar benar tak percaya. Tapi tiba tiba tangan Yohan bergerak membuat Neko melihat itu. Tangan itu membuat mata dan bibirnya terbuka.

"Yohan!! Yohan, aku tahu kau akan bangun, Yohan" Neko awalnya senang, tapi yohan bangun hanya untuk mengatakan kalimat terakhir nya. ". . . Maaf... Kan, aku... Tidak.... Bisa.... Menjadi, pengawal, terpercaya" Itu kalimat terakhir nya hingga dia benar benar menghembuskan napas terakhir nya.

Neko kembali menatao tak percaya. "(Ka..kau.... Kau mengatakan bahwa kau bukan pengawal terpercaya, kau memang begitu tapi menurut ku, kau sudah mau berpihak padaku)"

Jika bukan karena tertembak, Yohan tidak akan berakhir begitu. Dan yang menembaknya yang tak lain adalah Beum. Ia tersenyum kecil lalu perlahan melangkah mendekat ke Neko yang kembali di pegang oleh 4 orang itu. "Lepaskan aku!!" Neko memberontak, lalu dia menatap Beum yang berjalan mendekat.

"Kau brengsek!!" Neko berteriak kesal.

"Haha untung nya acara tadi belum aku batalkan ya, bawa dia ke sana nanti, aku akan pergi duluan. Sampai jumpa, Sayang" Kata Beum. Langsung berbalik berjalan pergi bersama banyak orang orang nya.

Setelah mereka pergi Neko menjadi mengepal tangan akan memberontak sangat keras. "Kalian sialaaaannnn!!!!!" Teriak nya seketika menendang salah satu dari mereka yang memegang kakinya. Di susul menyelip ke mereka dan hampir lari.

"Yohan..... Yohan!!" Ia tidak lari rupanya tapi berlutut mendekat kembali pada Yohan.

"Yohan.... Kau masih di sini?" Ia meraba pernapasan Yohan tapi tak ada gerakan sama sekali. Dia bahkan masih tak percaya Yohan sudha tidak ada.

"Yohan!! Kau bilang kau akan menolongku!! Kenapa kau mati?!!" Neko berteriak.

Di sisi lain, 4 orang itu sudah sadar dari jatuh mereka karena bentrokan Neko tadi lalu mereka akan berlari menangkap nya.

"Cepat tangkap dia!!!"

Neko menoleh dan berwajah tak percaya, ia sedang dalam bahaya. "(Ini tidak mungkin)" Ia tampak ketakutan hingga menundukan wajah dan menutup mata karena tak sanggup melihat akan di apakan dia nanti.

Tapi tak lama kemudian, ia tak merasakan apapun dari tempatnya, bahkan orang orang tadi tak terasa maupun terdengar mendekat. Dia hanya mendengar suara jatuh.

Ia lalu perlahan membuka mata dan terdiam menengadah sangat tinggi karena melihat seorang pria besar dan sangat tinggi. Memakai jas setelan hitam berpangkat atas. Dengan rokok yang di mainkan jari tangan di mulutnya. Menatap tajam dengan mata biru menyala dan rambut pirang jantan nya. Di bawahnya, para orang irang tadi sudah tumbang terkalahkan.

Neko terdiam sedikit terkaku juga melihat 4 orang tadi sudah tergeletak di tanah dan mereka berbekas babak belur. Apa pria dewasa itu telah memukul mereka dengan sangat cepat.

"(Ini pertama kalinya aku benar benar tak bisa mengendalikan tubuhku yang benar benar gemetar tak karuan melihat sosok yang saat ini ingin aku bunuh tapi tak bisa karena aku tidak bisa melihat aura apapun darinya. Hanya ada satu aura yang bisa aku lihat, aura yang sangat mengerikan)" Neko terdiam dengan kedua jari tangan nya mencoba meremas tanah di bawahnya dan agak gemetar.

Pria itu tak terlihat wajahnya karena dia sedang membelakangi Matahari.

Dia membuang rokoknya tepat di bawah lalu menginjaknya dan mengatakan sesuatu dengan nada yang sangat dewasa. "Amai Akai?"

"(Aku gemetar sekarang, aku tidak tahu harus apa lagi. Nafasku mulai sesak dan tak bisa berkata apapun, yang aku ingat di sini dan yang aku pikirkan kedepan adalah aku akan mati...)"

--

Dia adalah Felix Park Choi. Nama itu di ambil dari dia yang merupakan darah biru rusia. Jika di tanyakan apa hubungan nya dengan Neko adalah. Dia adalah pria yang mengatur semua masalah dalam hidupnya, dengan kata lain dia membuat hidup Neko yang terjun ke dunia lain tidak seperti gadis di luar sana.

Neko sangat penasaran dengan nya karena dia ingin membunuh langsung. Tapi ia menjadi takut untuk pertama kalinya karena merasakan aura yang sangat hebat darinya. Pria ini bisa di katakan lebih kejam dari pada Gadis satu ini.

END SEASONS 4