webnovel

Chapter 137 (Trusted Guard)

"Sudahlah, mengingat ini semua membuat ku berpikir sangat keras..." Neko memegang kening nya dengan banyak pikiran, lalu akan duduk di sofa.

"(Sangat melelahkan untuk mengingat semuanya... Yang aku pikirkan adalah siapa itu Felix dan Park Choisung, apakah mereka orang yang sama atau apa)" Ia menatap langit langit ketika duduk bersandar di sofa lalu menghela napas panjang.

Tapi tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu apartemenya, ia menoleh dan menjadi bingung lalu membuka pintu itu dan Ia menjadi terkejut karena seorang Matthew berdiri menatap dingin padanya.

"(Ma.... Matthew.. Bagaimana bisa?!)" Neko menjadi terdiam tak percaya dengan gemetar dan akan menutup pintu tapi Matthew menahan pintu itu dengan tangannya.

"[Gawat... Kenapa dia ada disini, seharusnya dia tak ada di sini... Suasana di sini memang benar benar sudah kacau, aku tidak suka hal ini... Aku harus menutup kembali pintunya]" Ia menjadi kesal.

"Bukalah pintunya" Matthew mendorong pintu itu membuat pintunya terbuka dan seketika Neko menodongkan pisau belatinya padanya.

"Kau mau apa... Huh" Neko menatap dengan tatapan kesal dan tak mau melihat wajah Matthew.

Matthew hanya terdiam dingin lalu mengatakan sesuatu. "Kau beruntung aku masih bisa ingat padamu"

Neko yang mendengar itu menjadi terdiam menurunkan belatinya, tapi ia tiba tiba menjadi memasang wajah kembali kesal.

"Siapa yang merasa beruntung bertemu dengan mu! Kau hanyalah seorang yang buruk dalam menjalankan kepercayaan mu!! Menyia nyiakan waktu bersama hal yang memaksa mu dan meninggalkan hal yang menunggu mu sejak lama!!" Teriak Neko, hal itu membuat Matthew tak bisa berkata apa apapun.

"Sekarang aku bertanya padamu! Kenapa kau membantu Beum melumpuhkan ku saat itu!! Kau jelas melihat aku di siksa oleh nya tapi kenapa kau membantu nya!! Bukan membiarkan aku pergi, kau malah menambah luka ku!! Kau pikir kau itu apa!! Dengan berani nya melakukan hal itu padaku!!" Tambah Neko.

". . . Aku minta maaf" Matthew langsung mengatakan kalimat itu membuat Neko terkejut seketika mendengar hal itu.

"M... Minta maaf, katamu?"

"Aku minta maaf telah melakukan hal itu padamu, aku sudah bilang dari awal bahwa aku terpaksa... Aku di paksa oleh kakak ku dan aku tak bisa apa apa... Tapi, aku berterima kasih padamu karena kau menolong ku memisahkan ku dengan Suzune" Kata Matthew.

". . . Hmp... Siapa yang berniat menolong mu...." Neko menatap tajam, dia mengalihkan pandangan dengan masih sangat kesal.

Matthew kembali terdiam lalu mengatakan sesuatu. ". . . Aku hanya ingin bertemu denganmu besok"

"Besok?"

"Aku akan menunggumu di museum, masuk saja ke kantor Beum Aku akan menunggu disana" Matthew menambah perkataan nya dengan masih menatap ke Neko yang ada di depan pintu.

"Siapa yang percaya pada rubah yang baru saja mencuri dengan licik. Jika kau menjatuhkan perangkap di sana, apa aku bisa memaafkan mu lagi ketika kau meminta maaf lagi?" Neko melirik dengan sudah tak percaya.

". . . Neko, aku minta maaf, perkataan minta maaf tidak bisa di permainkan, jadi percaya padaku, aku tidak berbohong padamu dan sama sekali tidak menebar perangkap di sana, jadi percayalah padaku" Kata Matthew.

Tapi Neko masih terdiam dengan wajah tak percaya.

"Neko, Akan kukatakan segalanya, aku sudah bisa menjadi seperti dulu, aku mohon, maafkan aku... Aku tidak membenci mu sama sekali, saat itu, aku diminta kakak ku mengatakan dan melakukan semuanya---

"Ahkkk!! Katakan saja semuanya!! Katakan saja bagaimana kau diminta kakak mu!! Katakan bagaimana dia menyiksa mu juga agar kau menuruti nya!! Terus katakan saja bahwa kakak mu adalah alasan dimana kau bisa se enak nya bermain luka dengan ku!!" Teriak kembali Neko.

Matthew terdiam, dia hanya bisa memasang wajah kecewa itu. "(Itu memang benar, semuanya karena kakak ku, aku tak bisa melawan nya...)" Matthew melepaskan kalung merahnya dan ditunjukannya pada Neko.

"Tunjukan padaku milikmu juga Neko. Sekarang aku ingat bahwa cincin ini menjadi saksi bahwa kita pernah melakukan pertemuan dalam bersama, jika kau tak percaya aku sedang serius sekarang, tak perlu keluarkan itu" Tambah Matthew.

Tapi Neko terdiam dan menjawab pertanyaan nya. "Aku tak punya satunya, aku sudah menghancurkanya" Ia menatap tiba tiba menjadi seringainya seperti merendahkan Matthew.

Seketika Matthew terkejut tak percaya tapi wajah nya berubah menjadi mengkerutkan alis. "Kau harus tahu aku sudah sangat susah mengingat kembali masa lalu yang aku lakukan bersama mu, jika bukan karena kesalah pahaman itu pastinya aku tidak akan membiarkan mu masuk ke apartemen penyiksaan ini. Saat itu aku lupa bahwa tanda saksi bahwa kita pernah bersama adalah kalung yang aku buat sendiri dengan susah payah dan aku ragu bahwa kau ini tokoh yang buruk atau baik jadi aku tidak bisa menjadi pendukung dan penolak, soal kalung itu, kau membuat ku sangat kecewa"

"Itu semua mudah di katakan oleh mulutmu tapi ini semua sulit untuk di Terima di dalam hatiku, katakan saja dari awal kau sudah kecewa, tak perlu menunggu hal yang seperti ini" Balas Neko.

". . . Sekarang aku bertanya padamu... Siapa yang salah diantara kita?" Matthew menatap serius.

"Secara hal ini tentunya tidak ada"

"Aku tak ingin mulut kebohonganmu, bagaimana jika Aku yang menyalahkanmu huh...." Matthew mulai sedikit tegas.

"Apa maksudmu....Ini semua sama sekali bukan salahku... Kau seharusnya tak ikut dalam urusan ini!"

"Ini semua salahmu, Kau tak mau menerima apa apa dariku, aku mencoba mengukir senyummu. Kau seperti duduk di senderan tembok dengan nafas putus asamu itu. Aku mencoba mengulurkan tanganku untuk membantumu, tapi kenapa kau tidak menerimanya sama sekali. Kau lebih memilih dijatuhi darahmu sendiri!"

"Aku tidak melakukan hal itu, jangan urusi aku! Lagipula, orang yang sama sama butuh bantuan itu, juga termasuk kau sendiri, kau membutuhkan orang yang membantu mu, bagaimana bisa kau membantu ku sementara kau butuh bantuan orang yang lain nya juga, benar benar payah" Neko menatap tajam.

"Lalu kenapa kau selalu mengingatku..." Matthew menyela. Seketika Neko terdiam kaku.

"(Bagaimana bisa dia berkata seperti itu....?!)" Ia menjadi menundukan wajahnya.

"(Jika di pikir pikir, itu memang lah benar, dia selalu saja terlintas di pikiran ku bahkan setia hari aku mengingat nya. Soal apa yang dia lakukan padaku, soal apa yang dia katakan padaku, soal apa yang dia mau padaku dan soal ekspresi yang selalu saja sama dia pasang di wajahnya, wajah yang penuh dengan kebosanan, jika kau butuh bantuan, seharusnya kau memasang wajah memohon saja.... Aku sangat ingin sekali mengajak nya kembali seperti dulu hanya karena aku tak bisa melupakan masa lalu ini, tapi mau bagaimana lagi, dia bukan lelaki yang dulunya aku kenal, dia sudah sangat berubah, mau bagaimana lagi... Aku lebih memilih tidak melakukan apapun dari pada harus di paksa oleh nya.... Dan hingga pada akhirnya....Aku harus mengakui hal ini....Tak peduli seberapapun orang yang kau kenal di Dunia ini)" Pikir Neko yang terdiam.

Lalu dia menatap Matthew mengatakan sesuatu. "Yeah... Sepertinya memang aku yang salah.... Seharusnya dari awal aku tidak menerima permintaanmu menjadi model...Dengan begitu kau tak perlu melakukan usahamu ini yang sekrang menjadi sia sia...Kau tidak menyukaiku...Ini semua adalah ilusi" Kata Neko yang perlahan mengangkat wajahnya. Matthew menjadi terkejut membuka mata lebar lebar melihat senyuman yang dibuat Neko.

Ia terdiam sambil mengepal tangan. "[Ini pertama kalinya aku melihat senyuman itu, apa Dia membuatnya khusus untukku] ...Aku akan menunggumu, tak akan berhenti, hingga kau sampai di tempat yang ku katakan" Matthew membuang wajah dan berjalan pergi.

"[Aku anggap kau memang berusaha membantuku, tapi sepertinya memang aku yang salah. Tak pernah mengganggapmu sama sekali dan aku yang memintamu mengatakan semuanya padaku]"

Sementara itu di jalanan para gangster jalanan, seorang pria berlari terengah engah di tengah suasana setelah hujan. Ia berhenti karena terpojok. Ia menoleh ke belakang.

"Kenapa kau disini?!! Kenapa kau harus memburu ku!!" Dia benar benar ketakutan. Karena saat ini, bayangan besar, bayangan pria dengan tubuh sangat besar telah menutupi cahaya nya membuat nya benar benar ketakutan.

Pria itu terus mendekat padanya membuat nya waspada.

"Tunggu dulu, Kau tidak mengerti, jangan bunuh aku, aku memang tidak mengetahui apa pun soal apa yang kau katakan, aku mohon jangan bubuh aku!! Li.... Lihat ini... Ini.." Pria itu menunjukan tato berbentuk lambang viktot di lengan nya.

Menunjukan nya dengan masih gemetar. "Aku.... Aku hanyalah bawahan kecil dari organisasi Viktor, jika mereka menemukan ku mati begini, mereka tidak akan diam saja, tapi aku juga tak mau mati, aku mohon" Dia benar benar terus saja memohon.

Tapi pria itu menodongkan perlahan sesuatu, yakni sebuah pistol. Hal itu membuat nya terkejut dan masih gemetar.

"Aku... Aku akan lakukan apapun!! Apapun!!" Teriak nya sekali lagi.

Tapi tiba tiba Ia terkaku dan terjatuh karena kepalanya terpisah dan mati di tempat, entah orang seperti ganas apa yang membunuhnya.

Beberapa jam kemudian, ada yang lewat di tempat itu, lebih tepatnya adalah Kim.

Dia berhenti berjalan dan mengendus cepat. ". . . Bau darah?" Dia bingung lalu menoleh ke gang kecil dan masuk perlahan, dia terkejut melihat mayat itu.

"Lagi lagi, mayat...." Dia tampak tak percaya.

Ia melihat mayat itu dan menemukan logat tato dari Viktor.

"Apa yang terjadi? Lagi lagi bawahan Viktor yang menjadi korban, sebenarnya ada apa? Apa ada orang lain yang melakukan ini?" Ia menatap bingung, hingga tak sengaja menemukan sesuatu, tapak kaki yang sangat tegak di sana.

Ia mendekat, seketika wajahnya terkesan. "Woh..." Ia membandingkan dengan miliknya. "Benar benar sangat jauh sekali.... Tapak kaki ini lebih besar seperempat dari milik ku.... Sangat luar biasa, sekarang aku bisa tahu... Pria besar ini pasti yang telah melakukan pembunuhan di sini, tapi kira kira siapa"