webnovel

Chapter 136 (Ha Cuen Flashback)

"(Astaga, kenapa aku malah jadi ingat soal dia... Padahal ini termasuk dalam kasus yang setiap hari aku lakukan, apa karena orang misterius mengirim nama nya itu)"

Sebenarnya Ha Cuen sendirilah yang berkaitan dengan masa lalu Neko yang sebelum menjadi harimau yang kejam. Termasuk dalam orang yang berani berurusan dengan nya karena Neko diminta ketua sindikat untuk membalas dendam.

Mau bagaimana lagi, kalimat maupun perkataan yang dilemparkan Ha Cuen pada Ketua sindikat begitu menusuk tajam.

"Hahaha..... Apaan ini, bisnis seperti ini benar benar sangat aneh, lihat saja aku ini, aku memanfaatkan sumber daya untuk sebuah kekayaan, sementara bisnis yang kalian lakukan benar benar sangat buruk, hanya memanfaatkan orang lain untuk menindas orang lain juga, dapat uang pun sedikit dan kalian sangat susah mendapatkan wilayah untuk di tempati sehingga terjadi nya perebutan wilayah maupun jabatan, benar benar buruk, lebih baik menyerahkan semuanya pada orang yang paling tinggi agar kalian jadi bawahan yang tenang bukan atasan yang banyak pikiran" Per kalimat itu adalah kalimat yang di lemparkan pada Ketua sindikat.

"Aku sudah tahu semuanya, Kau memanfaatkan sumber daya hutan, itu akan menimbulkan kerugian besar karena kekayaannya menjadi milik mu tidak menjadi negara, ketika pemilik aslinya tahu kau melakukan itu, aku hanya akan di injak injak" Ketua membalas perkataan tajam nya.

"Ha!? Kau pikir kau tahu siapa pemilik nya, pemilik nya itu aku!!" Ha Cuen tidak mau mengakui bahwa lahan nya milik orang lain bukan sepenuhnya milik nya.

"Jika waktunya tiba, kau akan mengalami kerugian besar" Kata Ketua sindikat membuat Ha Cuen semakin kesal.

---

"Dia memiliki lahan pohon seluas yang tak terhitung. Rumahnya besar ada di tengah hutan yang telah dirancang menjadi kebun pertaniannya. Aku yakin kau kenal dia Neko" Kata Ketua sindikat yang menatap Neko, sepertinya dia meminta Neko untuk membalas dendam pada Ha Cuen yang telah merendahkan nya.

"Yeah... Terserah, apa yang ingin kau aku lakukan?" Neko menatap membosankan.

"Lakukan cara apapun agar dia bisa di beri pelajaran, aku akan mengatakan padanya bahwa kau ingin bertemu dengan nya, pura pura saja ingin menjalin bisnis dengan nya, belum sempat berkenalan, kau juga akan kesal pastinya" Kata Ketua sindikat membuat Neko terdiam dan menghela napas panjang lalu berjalan pergi.

"(Ini hanyalah tugas biasa yang tak akan aku ingat sampai masa yang akan datang, pastinya orang yang bernama Ha Cuen ini sangat menjengkelkan pastinya... Jika aku melakukan sesuatu pada lahan nya, apa yang akan terjadi? Dia tidak mungkin meminta ganti rugi melainkan melakukan balas dendam)"

--

Terlihat sebuah mobil hitam melaju di jalan rapi rancangan di tengah lahan subur bertumbuh hijau. Pepohonan lebar menghiasi jalan nya yang begitu bersih dan rapi. Jalanan ilegal yang menuju langsung ke tengah hutan yang terdapat semuah rumah yang sangat besar.

Yang mengendarai mobilnya adalah Kim dan yang duduk di bangku tengah adalah Neko yang terdiam dingin. Dia menyilanh kakinya seperti biasanya sambil menatap jendela. Melihat beberapa lubang lubang antara batang pohon yang terlihat rapi, lahan yang sangat rapi dan terawat.

"(Dia benar benar melakukan semua ini.... Tak berubah seperti dulu dan menjadi muncul hari ini, Aku akan membuatmu merasakan Aku yang tidak punya apa apa, pertama tama mari kita lihat, apakah sifat orang itu memang sama seperti apa yang dikatakan Chairwoman)" Neko menjadi tersenyum kecil.

Hingga sampai di rumah besar. Kim membuka pintu dan Neko keluar, dia menoleh pada sesuatu. Rupanya dia disambut oleh seorang pria yang bernama Ha Cuen, dia datang dengan santai dan menyapa.

"Wah, wah, rupanya memang benar, datang, bawahan yang paling terpercaya dari ketua sindikat organisasi ilegal!!"

Neko terdiam menatap tajam saja.

"Haha Kau datang sendirian yeah... Berani sekali Kau datang kemari. Bagaimana jika nanti Aku bisa saja melakukan sesuatu? Mengingat kembali soal masa lalu aku memang tahu semuanya" Tatap nya yang penuh kesombongan.

Lalu setelah menutup pintu, Kim berjalan menjauh dari mobil dan berjalan mendekat di belakang Neko. Ha Cuen terdiam ketika melihat Kim.

Kim menundukan badan dengan wajah datar nya. "Mohon maaf, dia tidak sendirian" Tatapnya.

Hal itu membuat Ha Cuen menatap ragu. "Hei, kenapa logat nya seperti orang Thailand?"

"Dia memang dari Thailand" Neko langsung membalas.

"Ya, aku dari Thailand, dan aku sudah mempelajari semuanya, pemerintah mengatakan bahwa hutan ilegal maupun sumber daya dari ini semua tidak boleh dimakan sendiri, melainkan harus di bagi dengan rakyat kecil yang siap bekerja di lahan ini" Tambah Kim membuat Ha Cuen yang mendengar itu menjadi terkejut dan kesal.

"Jika begitu, kenapa kau berurusan dengan ku?"

"Siapa yang mau berurusan denganmu yang seorang beruang yang mengambil semuanya, dan sekarang Kau seperti memakan tanah dari madu" Neko menatap menantang.

"Kau... Mentang mentang Aku tidak bisa membunuhmu sekarang, Kau berani padaku ini, aku bisa saja memberikan banyak uang padamu untuk kau bersujud padaku!"

"Membunuhku? Memberi ku uang? Bersujud untuk mu? Kupikir yang akan membunuhku adalah seorang pria yang lebih tinggi, sangat tinggi dari pada kau dan jabatan nya, dan kau sekarang bukan apa apa di sini, kau hanya memakan jabatan mu sendiri tanpa laporan maupun memberikan setengah seperempat kekayaannya yang kau miliki pada atasan, dia mungkin akan marah padamu" Neko melirik.

"Cih....Kenapa?! kau mencarinya huh?! Memang nya kau tahu atasan ku itu siapa huh?! Dia itu mafia yang sangat kejam dan pandai bermain bisnis!!" Ha Cuen tambah Kesal.

"Tuan tanah, Kau bisa langsung melakukan persetujuannya hari ini. Nona Neko tak ada waktu" Kim menyela sambil memberikan dokumen padanya.

"Hmp... Kau pikir Aku mau huh, lihatlah lahan ku ini... Kau tidak bisa memilikinya dengan tubuh kecil dan lemahmu itu" Kata Ha Cuen.

Neko terdiam lalu tersenyum. "Aku tidak mau melakukan itu, kenapa aku harus repot repot melakukan nya kalau aku bisa membunuh mu dan mengambil alih semuanya" Kata Neko sambil berjalan kedalam melewati Ha Cuen.

"Cih... " Ha Cuen kesal sambil berjalan juga kedalam sementara Kim berdiri menunggu di tempatnya. "(Aku akan menyiapkan rencana nya, jika ini memang bukan tanggung jawab yang menyebabkan kerusakan maka ini akan menjadikan kerugian bagi yang punya, Nona Neko sudah merancang ini semua, jadi aku tenang hanya perlu menjalani tugas ku)" Ia mengambil ponselnya dan menghubungi sesuatu sambil bicara sesuatu. "Jet nya sudah siap? Langsung lepaskan saja ketika 10 menit sudah berlalu"

--

"Perjanjian itu akan kita lakukan besok, Ketua sindikat memintaku mengirimkan beberapa acara yang akan berlangsung dengan kerja sama mu" Kata Neko yang berbicara di kursi depan Ha Cuen di ruangan pribadi.

"Cih... Apa Kau belum mengerti kenapa Aku memintamu kemari?"

"Kau tidak memintaku. Yang memintaku kemari adalah Ketua sindikat"

"Cih masa bodoh Aku akan membatalkan itu" Teriak Ha Cuen.

"Dimana rasa kesal mu hah... Aku telah merendahkan mu, aku yang terkaya di sini, kau tidak ada apa apa nya!!... Kau sama sekali berani kesini melihat orang yang membuatmu trauma" Dia menambah.

"Kau tidak memiliki kekayaan apapun... Lahan ini bukan milikmu, lahan ilegal yang lihat saja akan aku hancur kan nantinya" Neko melirik dengan tajam.

"Huh... Kau mau melakukan pembalasan sekarang setelah sekian lama, kenapa tidak dari dulu karena aku juga dari dulu sudha begini!!"

Lalu Neko tersenyum. "Kau benar.. Mungkin Aku ingin melakukan pembalasan dendam dulu"

Di sisi lain, tepatnya di luar ada pesawat pestisida yang menyemburkan pestisida. Ha Cuen yang sudah ada di luar melihat itu dengan bingung.

"Kenapa ada semprotan lagi... Bukankah mereka sudah melakukanya pekan lalu" Ia menjadi bingung hingga pesawat itu melewatinya sehingga Dia dan bawahan nya juga terkena air itu.

"Ah sialan.... " Ia kesal namun Ia mencium bau air itu dan Ia baru sadar sesuatu.

"Ini bukan pestisida...!!!"

Sementara itu Neko berjalan keluar dari rumah Ha Cuen melewati tanah rumput. "(Yeah, ini adalah pembalasan dendam yang baik, aku di bayar untuk melakukan ini, jadi aku tidak sepenuhnya ragu, sampai jumpa)"

Ia mengeluarkan korek api zippo dan menyalakan nya di susul melemparnya ke belakang. Mengenai rumput, seketika rumput itu terbakar dengan cepat.

Neko dengan masih santai masuk ke mobil dan menjalankan mobilnya oleh Kim

Ha Cuen melihat sekitarnya terbakar karena kotek api tadi, apa yang di semburkan dua pesawat tadi adalah sebuah bensin, ketika sudah menyebar semuanya, korek akan langsung mmebakar dan menyebar ke banyak tempat sehingga kerugian akan terjadi karena lahan maupun hutan itu akan terbakar.

"Gawat cepat padamkan..." Ia berteriak tapi sepertinya api itu menyebar ke hutannya.

"Sialankan Kau.... " Ia berteriak kesal.

"[Sialan, sialan!! Kenapa harus terjadi!! Aku akan membalas mu!! Jika ini terjadi, atasan akan sangat marah!! Dia benar benar sangat licik sekali, awas saja kau gadis yang berani berani nya melakukan ini padaku!!]"

Sementara Neko duduk di mobilnya. Dia menatap lahan itu dan tersenyum kecil lalu menghubungi Ketua sindikat yang menerima nya.

"Ini sudah selesai" Dia melakukan laporan.

"Baiklah, kalau begitu, apa kau tahu atasan dari nya?" Tanya Ketua sindikat.

". . . " Neko terdiam sebentar lalu menutup ponsel itu dengan tangan nya dan bertanya pada Kim. "Siapa atasan dari Ha Cuen?"

Kim yang terdiam, dia lalu membalas. "Tuan Felix"

"Felix?" Neko terdiam, dia mendengar nama itu yang asing tapi tidak asing di masa lalunya.

"Felix? Kenapa aku seperti pernah mendengar nama itu?...." Ia terdiam tapi tiba tiba ingatan nya soal pembunuhan ibunya muncul di sertai mengingat nama itu membuat nya benar benar terkejut menggeleng. "(Tidak, tidak mungkin... Sebaiknya aku tak terlalu memikirkan ini)"

Dia tidak mempercayai bahwa Ha Cuen memiliki atasan yang bernama sangat ia kenal tapi juga merupakan hal asing.