Pintu ruang kerjanya yang terbuka membuat Dewa menoleh. Nindi berjalan masuk sambil menguap. Istrinya itu hanya menggunakan pakaian tidur tipis tanpa bra. Karena tadi memang Julio memegang payudaranya seperti biasa.
"Kenapa ke sini?" tanya Dewa pada sang istri yang kini duduk di atas pangkuannya.
Dewa mengecup tengkuk Nindi dan melingkarkan lengannya di perut buncit sang istri.
"Kebangun, tahunya Mas gak ada di kamar. Ada kerjaan ya?" tanya Nindi menatap laptop Dewa yang menyala.
"Ngecek cctv. Ayo ke kamar lagi," ajak Dewa.
Nindi beranjak diikuti oleh Dewa lalu perempuan itu menarik lengan Dewa untuk menuju ke sofa besar di ruang kerja suaminya.
"Aku kangen," bisik Nindi menggoda.
Sial. Dewa langsung konek dan memeluk sang istri dari belakang. Dewa meremas bukit kembar kesukaannya dan kedua putranya itu. Dewa juga menenggelamkan wajahnya di rambut wangi milik Nindi.
"Mashh...."
Dewa bergumam saja sebagai respon karena kini napasnya sudah memberat terpancing gairah.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com