webnovel

Devil's Fruit (21+)

"Aku tau aku ini hasil dari pembuahan terlarang yang tak bisa terelakkan. Bahkan aku tau kekuatanku yang sebenarnya dan aku sangat membenci itu. Aku berharap aku tak pernah ada jika hidupku selalu dalam teror seksualitas yang mati-matian aku hindari." Andrea merasa hidupnya jungkir balik saat mendekati usia 17 tahun, dimana dia akhirnya tau bahwa dia adalah keturunan salah satu raja iblis Incubus di Underworld. Cambion. Itulah sebutan baru bagi dirinya. Apakah dia nantinya akan memiliki tanduk? Apakah dia nanti akan berwajah seram? Berekor? Yang jelas, Andrea tidak menyukai kekuatan barunya. Kekuatan yang membuatnya menarik perhatian para lelaki. Kekuatan yang membuatnya harus terus lari dan dilindungi. Sedangkan Dante, seorang Nephilim yang berhasrat naik ke Surga, dia harus membunuh 100 keturunan Iblis agar bisa menjadi seorang Angel. Dan Andrea merupakan target buruan ke-99. Namun, ketika feromon gadis itu terlalu menggoda, Dante menghadapi dua pilihan: tetap membunuh Andrea? Atau justru memiliki Andrea untuk dirinya sendiri? WARNING: - HANYA UNTUK PEMBACA BERUSIA DI ATAS 17 TAHUN - ERO-FIC - TIDAK UNTUK MANUSIA SUCI & ANAK-ANAK - VULGAR & EKSPLISIT - BEBERAPA DIALOG MEMAKAI BAHASA GAUL & KASAR - TAK PERLU MEMBAWA SARA KE KOMENTAR KALIAN KARENA INI BUKAN NOVEL RELIGI!

Gauche_Diablo · Fantasi
Peringkat tidak cukup
1613 Chs

Shoot Me

Fruit 434: Shoot Me

"Udah rapi, kan beb?" Andrea mematut diri di depan cermin seukuran badan.

Shelly yang berada di sebelahnya mengamati sejenak dari atas sampai bawah. "Rambut udah oke, baju oke, make-up oke, sepatu pun oke. Sip! Sudah, Ndre!"

"Mama cantik!" seru Jovano dengan logat lucu khas anak 2 tahun.

Andrea menoleh ke anaknya. Senyum terkembang lepas. Ia dekati bocah lucu itu. "Mama cantik? Benarkah? Ouhh~ anak Mama ini paling tau saja, ahaha!" Ia mengangkat sang anak dari atas ranjang. "Mama kerja dulu, yah! Jagoan Mama gak boleh nakal. Tunggu Mama pulang. Nanti malam kita jalan-jalan, oke?"

Jovano mendadak sumringah. "Jalan-jalan! Jalan-jalan!" ujarnya riang. Momen demikian dengan sang ibu bisa dikatakan jarang karena kesibukan Andrea yang padat sejak bekerja.

"Sini cium Mama dulu." Andrea sodorkan pipinya.

Jovano patuh dan mengecup pipi sang ibu. "Mama wangi." Si bocah memuji.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com