webnovel

Devil's Fruit (21+)

"Aku tau aku ini hasil dari pembuahan terlarang yang tak bisa terelakkan. Bahkan aku tau kekuatanku yang sebenarnya dan aku sangat membenci itu. Aku berharap aku tak pernah ada jika hidupku selalu dalam teror seksualitas yang mati-matian aku hindari." Andrea merasa hidupnya jungkir balik saat mendekati usia 17 tahun, dimana dia akhirnya tau bahwa dia adalah keturunan salah satu raja iblis Incubus di Underworld. Cambion. Itulah sebutan baru bagi dirinya. Apakah dia nantinya akan memiliki tanduk? Apakah dia nanti akan berwajah seram? Berekor? Yang jelas, Andrea tidak menyukai kekuatan barunya. Kekuatan yang membuatnya menarik perhatian para lelaki. Kekuatan yang membuatnya harus terus lari dan dilindungi. Sedangkan Dante, seorang Nephilim yang berhasrat naik ke Surga, dia harus membunuh 100 keturunan Iblis agar bisa menjadi seorang Angel. Dan Andrea merupakan target buruan ke-99. Namun, ketika feromon gadis itu terlalu menggoda, Dante menghadapi dua pilihan: tetap membunuh Andrea? Atau justru memiliki Andrea untuk dirinya sendiri? WARNING: - HANYA UNTUK PEMBACA BERUSIA DI ATAS 17 TAHUN - ERO-FIC - TIDAK UNTUK MANUSIA SUCI & ANAK-ANAK - VULGAR & EKSPLISIT - BEBERAPA DIALOG MEMAKAI BAHASA GAUL & KASAR - TAK PERLU MEMBAWA SARA KE KOMENTAR KALIAN KARENA INI BUKAN NOVEL RELIGI!

Gauche_Diablo · Fantasi
Peringkat tidak cukup
1613 Chs

Saran dari Sang Kakek

Fruit 1539: Saran dari Sang Kakek

Di tempat dan ruang dimensi lainnya ….

"Sialan! Brengsek! Mereka semua brengsek!" Ucapan itu keluar dari mulut seorang wanita berpenampilan molek meski berkaki singa ketika menyadari bahwa bola kristal yang diserahkan Serafima padanya ternyata palsu.

Dia adalah Melith, cicit buyut dari ratu Neraka, Lilith.

Pyaarr!

Bola kristal itu dibanting keras-keras di lantai oleh Melith. Wajah cantiknya menjadi terkesan ganas dan mengerikan ketika mengamuk.

Matanya menatap ke Serafima yang lunglai dengan pandangan hampa. "Kau! Kau payah! Kau pecundang payah!" 

Segera saja dia mengubah tangannya menjadi sebuah cambuk duri dan melecut tubuh Serafima berulang kali.

"Argh! Maafkan aku, Tuan Putri! Maafkan aku!" Serafima mengaduh kesakitan sambil terjatuh duduk di lantai dan melindungi kepalanya dari lecutan cambuk duri Melith.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com