webnovel

Devil's Fruit (21+)

"Aku tau aku ini hasil dari pembuahan terlarang yang tak bisa terelakkan. Bahkan aku tau kekuatanku yang sebenarnya dan aku sangat membenci itu. Aku berharap aku tak pernah ada jika hidupku selalu dalam teror seksualitas yang mati-matian aku hindari." Andrea merasa hidupnya jungkir balik saat mendekati usia 17 tahun, dimana dia akhirnya tau bahwa dia adalah keturunan salah satu raja iblis Incubus di Underworld. Cambion. Itulah sebutan baru bagi dirinya. Apakah dia nantinya akan memiliki tanduk? Apakah dia nanti akan berwajah seram? Berekor? Yang jelas, Andrea tidak menyukai kekuatan barunya. Kekuatan yang membuatnya menarik perhatian para lelaki. Kekuatan yang membuatnya harus terus lari dan dilindungi. Sedangkan Dante, seorang Nephilim yang berhasrat naik ke Surga, dia harus membunuh 100 keturunan Iblis agar bisa menjadi seorang Angel. Dan Andrea merupakan target buruan ke-99. Namun, ketika feromon gadis itu terlalu menggoda, Dante menghadapi dua pilihan: tetap membunuh Andrea? Atau justru memiliki Andrea untuk dirinya sendiri? WARNING: - HANYA UNTUK PEMBACA BERUSIA DI ATAS 17 TAHUN - ERO-FIC - TIDAK UNTUK MANUSIA SUCI & ANAK-ANAK - VULGAR & EKSPLISIT - BEBERAPA DIALOG MEMAKAI BAHASA GAUL & KASAR - TAK PERLU MEMBAWA SARA KE KOMENTAR KALIAN KARENA INI BUKAN NOVEL RELIGI!

Gauche_Diablo · Fantasi
Peringkat tidak cukup
1613 Chs

Menyapa Kenikmatan

Fruit 338: Menyapa Kenikmatan

Gadis itu melingkarkan kedua lengan di leher Dante seraya kepala menempel di perpotongan leher tuan Nephilim. Dante melirik, tersenyum bahagia atas aksi Andrea. Ia lega. Amat lega. Semoga saja itu berlangsung lama, Dan.

Keduanya melayang di udara, dan pencarian Dante tak sia-sia. Ada sebuah danau kecil di bawah sana usai mereka meninggalkan gua. Ia pun lekas turun dan jejakkan kaki Andrea ke tanah secara hati-hati.

"Mandilah dan bersihkan dirimu. Aku akan menunggu." Dante berikan senyum terbaiknya.

Jantung Andrea terasa berdegup aneh. Perutnya pun bergolak kecil. Ada apa? Hanya karena senyuman Dante? Isshh! Andrea merasa receh sekali.

"L-lu jauhan sono!" Andrea gugup juga, tapi berusaha menutupi. Ia menunjuk ke arah semak tinggi tak jauh dari danau. "Pokoknya lu di sana aja. Awas kalo lu ngintip, gue colok mata lu pake jurus gue!"

Yaelah... jurus.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com