webnovel

Devil's Fruit (21+)

"Aku tau aku ini hasil dari pembuahan terlarang yang tak bisa terelakkan. Bahkan aku tau kekuatanku yang sebenarnya dan aku sangat membenci itu. Aku berharap aku tak pernah ada jika hidupku selalu dalam teror seksualitas yang mati-matian aku hindari." Andrea merasa hidupnya jungkir balik saat mendekati usia 17 tahun, dimana dia akhirnya tau bahwa dia adalah keturunan salah satu raja iblis Incubus di Underworld. Cambion. Itulah sebutan baru bagi dirinya. Apakah dia nantinya akan memiliki tanduk? Apakah dia nanti akan berwajah seram? Berekor? Yang jelas, Andrea tidak menyukai kekuatan barunya. Kekuatan yang membuatnya menarik perhatian para lelaki. Kekuatan yang membuatnya harus terus lari dan dilindungi. Sedangkan Dante, seorang Nephilim yang berhasrat naik ke Surga, dia harus membunuh 100 keturunan Iblis agar bisa menjadi seorang Angel. Dan Andrea merupakan target buruan ke-99. Namun, ketika feromon gadis itu terlalu menggoda, Dante menghadapi dua pilihan: tetap membunuh Andrea? Atau justru memiliki Andrea untuk dirinya sendiri? WARNING: - HANYA UNTUK PEMBACA BERUSIA DI ATAS 17 TAHUN - ERO-FIC - TIDAK UNTUK MANUSIA SUCI & ANAK-ANAK - VULGAR & EKSPLISIT - BEBERAPA DIALOG MEMAKAI BAHASA GAUL & KASAR - TAK PERLU MEMBAWA SARA KE KOMENTAR KALIAN KARENA INI BUKAN NOVEL RELIGI!

Gauche_Diablo · Fantasi
Peringkat tidak cukup
1613 Chs

Gemuruh Duka Mewarnai Angin Malam

Fruit 697: Gemuruh Duka Mewarnai Angin Malam

Ivy terhenyak sebentar ketika kakaknya berbicara. Apa tadi Jovano bilang? Gadis cilik itu berusaha mencerna kalimat sang kakak dengan sebaik mungkin. 

"Papa… ke alam… lain?" ulang Ivy menggunakan nada tanya. "Papa… tidak ada di sini? Papa… di alam lain?" Matanya menatap Jovano penuh harap.

Dua tangan Jovano menangkup kedua pipi adiknya. Meski sang adik ini baru saja meluapkan tantrum-nya dan menangis menjerit-jerit, tapi tidak mengurangi keimutan dia di mata sang kakak. 

"Iya, my Ivy… Poppa sedang traveling ke alam lain, berusaha mencari cara untuk menyembuhkan sakitnya." Jovano memaksakan senyum tercetak di wajahnya. 

Mata besar dan bening dengan iris warna merah itu terus menatap Jovano, sungguh berharap bahwa dia mendengar sesuatu yang tidak menipunya. "Papa… pergi… berobat…"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com