webnovel

Devil's Fruit (21+)

"Aku tau aku ini hasil dari pembuahan terlarang yang tak bisa terelakkan. Bahkan aku tau kekuatanku yang sebenarnya dan aku sangat membenci itu. Aku berharap aku tak pernah ada jika hidupku selalu dalam teror seksualitas yang mati-matian aku hindari." Andrea merasa hidupnya jungkir balik saat mendekati usia 17 tahun, dimana dia akhirnya tau bahwa dia adalah keturunan salah satu raja iblis Incubus di Underworld. Cambion. Itulah sebutan baru bagi dirinya. Apakah dia nantinya akan memiliki tanduk? Apakah dia nanti akan berwajah seram? Berekor? Yang jelas, Andrea tidak menyukai kekuatan barunya. Kekuatan yang membuatnya menarik perhatian para lelaki. Kekuatan yang membuatnya harus terus lari dan dilindungi. Sedangkan Dante, seorang Nephilim yang berhasrat naik ke Surga, dia harus membunuh 100 keturunan Iblis agar bisa menjadi seorang Angel. Dan Andrea merupakan target buruan ke-99. Namun, ketika feromon gadis itu terlalu menggoda, Dante menghadapi dua pilihan: tetap membunuh Andrea? Atau justru memiliki Andrea untuk dirinya sendiri? WARNING: - HANYA UNTUK PEMBACA BERUSIA DI ATAS 17 TAHUN - ERO-FIC - TIDAK UNTUK MANUSIA SUCI & ANAK-ANAK - VULGAR & EKSPLISIT - BEBERAPA DIALOG MEMAKAI BAHASA GAUL & KASAR - TAK PERLU MEMBAWA SARA KE KOMENTAR KALIAN KARENA INI BUKAN NOVEL RELIGI!

Gauche_Diablo · Fantasi
Peringkat tidak cukup
1613 Chs

Dikira Penunggu Kelimutu

Fruit 1375: Dikira Penunggu Kelimutu

Rombongan Medo merasa ciut ketika mereka melihat ular sanca besar yang melingkar di depan mulut gua. Memang ular itu hanya meringkuk saja di sana tanpa bergerak lagi, namun tetap saja itu membuat mereka ketakutan.

Namun, Jovano terus meyakinkan mereka bahwa ular itu akan terus di sana sampai nanti akan pergi sendiri dan tidak akan masuk ke dalam gua.

Karena anggota rombongan Medo masih belum yakin akan ucapan Jovano, maka Jovano pun membuat keputusan. "Baiklah, kalau begitu, aku akan berbaring di tempat yang paling dekat dengan mulut gua. Maka, kalau ular itu masuk, biar aku yang menghalaunya lebih dulu."

"Jo, apakah itu akan baik-baik saja?" Medo bertanya dengan raut cemas.

Jovano mengangguk yakin. "Ya, tenang saja, aku membawa pisau belati." Dia mengeluarkan sebilah belati besar. "Kupikir ini cukup untuk melawan ular itu jika dia memang nekat masuk ke sini."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com