Dino yang sudah sampai di kost membersihkan dirinya. Begitu juga dengan Ian, Paijo dan mang Dadang. Selesai mandi Dino dan lainnya duduk di sofa, mereka masih melihat ada mata-mata Bram. Entah dari mana mereka datangnya.
"Kalian lihat itu dia lagi di ujung sana, entah siapa yang suruh, antara Bram dan temannya yang jadi tersangka. Apa selama kita ke rumah dukun gadungan itu kita diikuti tidak ya?" tanya Dino lagi.
Ian dan Paijo mengangkat bahunya. Mereka saling pandang dan menyantap makanan yang tersaji. Nasi bungkus dan segelas teh hangat menemani mereka makan malam.
Gubrakkk!
Ian tersedak makanan mendengar suara gubrakkan dari dalam kamar. Ian mendengus kesal karena suara gaduh di dalam kamar. Ian tahu kalau itu pasti ulah Winarsih. Apa lagi mau si Narsih pikir Ian.
"Abaikan dia, mungkin dia lagi diputusin sama pacar hantunya itu. Siapa tahu dia kesal karena itu," ucap Ian lagi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com