webnovel

Bab 73 Viola Khawatir

Sepanjang perjalanan Viola hanya diam tanpa sepatah kata pun, biasanya dia akan banyak bicara menceritakan tentang kesehariannya di Kalimantan. Selain itu dia juga sering bercerita tentang Sekolah dan hal lainnya terkait apa yang jalani selama pindah dan menetap di Kalimantan, sayangnya hari ini dia malah lebih banyak diam dari pada berbicara denganku. Mungkin semua ini karena ia terlalu mengkhawatirkan keadaan Om Pras hingga membuatnya tak bisa tenang seperti ini.

"Vio, itu ada kang cilok. Mau mampir dulu gak?" Mencoba memecah keheningan tapi yang di ajak bicara malah tak menggubrisnya sama sekali.

"Hei, Viola." Ku lambaikan tanganku pada wajah Viola. Berharap dia sadar dari lamunannya yang sejak tadi menghiraukan aku.

Seperti berbicara dengan patung saja. Meski ku tawari untuk membeli cilok, Viola tetap saja tidak menjawab tawaranku.

"Ah iya, Riel. Ada apa?"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com