Setelah resmi menjadi seorang CEO dari cabang perusahaan Papa di Bandung, aku merasa senang sekali. Sejak lama inilah yang aku tunggu-tunggu, akhirnya semua tercapai sesuai harapan. Papa memang paling tahu apa yang aku harapkan. Menjadi seorang CEO, membuatku harus lebih bertanggungjawab lagi dengan pekerjaan. Tidak boleh leha-leha atau bermain, karena ini butuh keseriusan menjalani.
Setiap pagi aku selalu hadir ke kantor, memeriksa semua pekerjaan dan mengontrol kinerja bawahanku juga. Semenjak putus dari Viola hidupku terasa suram, hari-hariku menyedihkan. Namun, semenjak Papa mengangkatku jadi CEO setidaknya bisa memberikan secercah harapan untuk melanjutkan hidup. Viola adalah kebahagiaan, sayangnya hubungan kami harus kandas.
"Bagaimana perasaanmu semenjak jadi CEO?" tanya Papa ketika mengajakku makan siang di daerah Lembang. Katanya sekalian liburan berdua.
"Tentu saja aku senang, Papa," balasku sembari menyantap otak-otak sebagai menu pembuka.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com