webnovel

Date A Live: The Execution Spirits

seorang pemuda lelaki korban kecelakaan disebuah jembatan membuat dirinya tereinkarnasi kembali, bukan ke dunia fantasi seperti yang dia inginkan melainkan kedunia Date A Live dari Light Novel yang terakhir ia baca. setelah tereinkarnasi kembali, ia berada ditubuh seorang anak lelaki berumur 10 tahun dimana ia dirawat oleh seorang pendeta yang mengasuh panti asuhan juga, dan memiliki semua ingatan yang tubuh ini miliki. Diingatan tersebut dirinya terkapar lemas dan darah membanjiri wajahnya sampai ia melihat sesosok yang tak asing dimatanya, seorang gadis berkuncir 2 dengan mata merah menyala dan mata kuning berbentuk jam sedang menginjak jasad ibunya, demi menghormati pemilik tubuh yang ia miliki saat ini, dirinya akan menghalalkan segala cara demi melampiaskan dendam yang dimiliki oleh tubuh asli orang ini.

Nara_Ryuko · Komik
Peringkat tidak cukup
38 Chs

Chapter 3 Undangan yang tak terduga

1 minggu telah berlalu setelah kejadian pembunuhan yang dilakukan oleh Oberon.

Walaupun dirinya baru saja membunuh seorang manusia, dirinya sama sekali tidak merasa takut akan kesalahannya yang melenyapkan nyawa seseorang.

Dirinya mulai terpikirkan sesuatu, jika hanya beberapa orang saja yang memiliki Mystic Eye Death Perception ini yang tak lain dan tak bukan adalah keluarga Shiki. Jadi ini hanyalah hipotesis dirinya saja jikalau pemilik tubuh ini ada hubungannya dengan keluarga Shiki mengingat dikehidupan sebelumnya dianime ataupun digame yang ia tau hanya 2 orang saja yang memiliki Mystic Eye ini yakni Ryougi Shiki dan Tohno Shiki.

Disisi lain kabar tentang dirinya telah membunuh seseorang sudah terdengar sampai 1 panti asuhan yang al hasil Oberon pun dijauhi oleh semua orang disana kecuali dengan pendeta Axle serta Jessica.

Dan kini dirinya sedang berada dibasement gereja bersama mereka berdua saja.

"seperti yang kubilang sebulan yang lalu, kau bisa keluar dengan bebas jika kau itu spesial dan kini semuanya sudah terbukti sekarang" ujar sang pastor Axle

"berarti...apa aku akan diusir dari panti ini? Setelah kejadian tersebut? " tanya Oberon sembari memiringkan kepalanya.

"bukan diusir melainkan dipindahkan, mulai hari ini kau bukanlah tanggung jawabku lagi sekarang" balasnya dengan nada yang begitu tenang

Setelah perkataan tersebut ia mulai mengambil sebuah koper lalu meletakkannya diatas meja kemudian membukanya perlahan

"karena kau dipindahkan mulai hari ini, aku akan memberimu senjata kita" ucap pendeta sembari tersenyum tipis

"kita?... "

Oberon masih bertanya tanya atas ucapannya dan ketika ia melihat ke arah jessica dia juga ikut tersenyum sama seperti pendeta

Ketika ia melihat ke isi kopernya, ia tidak menduga akan bertemu senjata tersebut didunia ini.

"Azur Black Key, ini merupakan salah satu senjata kita para Executor " ujar pendeta sembari mengambil 3 senjata tersebut kemudian memasukannya ke sela sela jarinya.

"maaf ya Oberon soal kejadian itu, sebenarnya aku hanya ingin mengetesmu saja saat itu" ucap Jessica yang tersenyum memandang Oberon.

"begitu... Berarti aku sudah jadi bagian Executor sekarang ya? "

"tepat sekali... Kau begitu cepat beradaptasi sepertinya" balas sang pendeta.

Saat ditengah percakapan tersebut, terdengar suara langkah kaki menuruni tangga menuju banker yang akan mendekati mereka bertiga.

"dan sepertinya dia sudah datang" ujar Pendeta sembari memperhatikan pintu yang terbuat dari kayu.

Ketika pintu tersebut mulai terbuka secara perlahan, betapa terkejut dirinya akan sosok yang mendatangi mereka.

"maaf, sudah membuatmu menunggu axle"

"ya tak masalah lagi pula kami baru mulai berbincang bincang sedikit disini"

"Isaac Wesscot"

Diluar dugaannya ternyata orang yang akan mendatanginya merupakan ketua dari industri besar di dunia secara langsung, DEM serta sekretarisnya Ellen.

"jadi... dia orangnya?"

Setelah melihatnya, Oberon langsung mengambil Azur Black Key dan langsung mengalirkan Mana ke senjata tersebut hingga bilahan pedangnya dengan posisi kuda kuda bertahan

"wah-wah... seperti yang diharapkan, reflek anak ini benar benar harus kuakui"

Saat melihatnya Ellen pun juga ikut mengeluarkan pedang miliknya untuk melindungi Isaac.

Isaac pun mengangkat tangannya kepada Ellen sebagai tanda untuk menghentikannya. Ia pun menurutinya begitu pula dengan Oberon juga ikut menurunkan senjatanya

"seperti yang baru kubilang Oberon, mulai sekarang kau akan dipindahkan ke organisasi D.E.M Karena dulu kita bekerja sama dengan mereka dan menjadikan Organisasi Executor sebagai tentara bayaran"

Oberon pun kembali bersikap seperti biasa kemudian meletakan Black Key diatas meja dan tak henti hentinya ia memasang wajah serius kepada mereka berdua.

"tapi aku juga tak menyangka jika kau bisa langsung paham menggunakannya"

'dasar goblok aku lupa kalo dia belum memberitahukan bagaimana cara memakai Black Key! ' ucap Oberon didalam hatinya

"ya biarlah, sekarang segera kemaskan barang barangmu kau akan pergi ke sana dalam waktu 1 jam lagi" lanjut ucapan Pendeta.

Setelah mendengar perkataannya Oberon pun segere pergi dari banker melewati Isaac dan juga Ellen.

Ketika sampai dikamarnya, Oberon mulai mengemaskan pakaiannya dan tak lupa pula dengan pisau belati peninggalan Ibunya.

"D.E.M ya, kurasa boleh juga untuk menjadi latihan militerku disana. Ditambah beberapa tahun lagi aku harus berhadapan dengan mereka" ucap Oberon.

"kita lihat saja apa yang akan terjadi. Apakah kita menjadi kawan atau justru menjadi lawan, Itsuka Shido"

Setelah selesai mengemas, ia pun segera masuk kedalam mobil bersama mereka berdua dan segera pergi menuju Kantor perusahaan D.E.M

-To Be Continued-