"Kamu sama Akbar habis ngomongin apa?"
Dania membisu. Tidak mungkin dia mengatakan semuanya pada Fayez. Bisa-bisa Fayez kembali dan memukuli Akbar dengan brutal.
"Nggak. Kita cuma ngobrol biasa. Flashback ke masa lalu, waktu dia pertama kali masuk sekolah ini. Dia juga bilang makasih karena aku bisa nerima dia jadi temen aku."
"Bener?"
Gadis itu mengangguk tanpa bersuara. Fayez tengah menatapnya curiga. Seperti tidak puas dengan jawaban Dania.
"Kamu nggak lagi bohongin aku, kan?"
"Nggak, Fayez. Ngapain aku bohong sama kamu?" Dania menarik tangan Fayez dan pergi menghampiri teman-temannya yang sudah berkumpul.
"Gila ya, untung ini ujian terkahir. Kalau bukan, mungkin gue udah memutuskan buat keluar hari ini juga!"
"Sama, Gus. Otak gue rasanya hampir meledak. Gila, UN itu emang ujian puncak!"
Di saat Agus dan Sahroni tengah mengeluh, teman-temannya justru menertawai mereka berdua. Apalagi Samudera dan Galang yang memang lumayan cerdas.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com