"Sam, lo marah sama gue?"
Samudera hanya melirik sekilas dan kembali mengunyah permen karet yang entah sejak kapan sudah berada di dalam mulutnya.
Ainina menipiskan bibir dan menunduk. Tidak menyangka, diacuhkan seperti ini ternyata rasanya sakit. Namun yang membuat Ainina semakin aneh, rasa sakit ini bahkan melebihi rasa sakit ketika diacuhkan oleg Fayez dulu.
"Nay, lo udah liat ini, belum?" Dania memperlihatkan layar ponselnya, meminta Ainina untuk memilihkan kaus yang ingin ia beri pada Fayez.
Sebenarnya itu hanya akal-akalan Dania saja. Poin utamanya, untuk mengalihkan gadis itu agar tidak terlalu memikirkan Samudera.
Sangat disayangkan, sikap Samudera kali ini benar-benar keterlaluan. Dania memberi tatapan membunuh pada lelaki itu, sembari bertelepati kalau ia akan memberi pelajaran pada Samudera.
"Ini diaa... makanan datang!"
Ainina mengalihkan pandangannya dan menatap Agus sembari mengucap kata terima kasih. Gadis itu mengambil semangkuk bubur dari tangan Agus.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com