"Dania sayang, kamu di mana? Kamu sabar, ya. Aku pasti akan cari kamu."
"Fayez, nih minum dulu."
Fayez menoleh sekilas. "Ngapain lo ke sini?" tanyanya dingin.
"Gue ke sini karena mau hibur lo. Gue tahu, lo pasti lagi sedih karena Dania hilang."
"Lo nggak usah sok peduli, deh. Pasti lo seneng kan, karena Dania hilang?"
Shelina duduk di samping lelaki sembari berdecak pelan. "Yez, sejahat itu ya gue di mata lo? Walaupun gue pernah nggak baik sama Dania, tapi gue peduli. Apalagi sekarang Dania belum ditemui. Gue juga ikut ngerasain, gimana jadi Dania. Dia pasti lagi ketakutan saat ini."
Fayez terdiam. Pikirannya kembali teringat pada Dania. Benar kata Shelina, bagaimana kalau Dania tengah kedinginan? Di dalam hutan sangat gelap, bagaimana gadis itu beristirahat?
Lelaki itu mengacak rambutnya kasar. Bayangan Dania yang tengah menangis di tengah hutan seketika melintas di benaknya. Ia tidak bisa membayangkan, betapa tersiksanya Dania di dalam sana.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com