Rintik hujan mulai turun membasahi wajah Dania ketika ia mendongak. Sudah dua jam lebih gadis itu menunggu kedatangan Fayez. Katanya, jam tuju sudah harus sampai di sana. Tapi kenyataan, sudah pukul sembilan lebih dua puluh menit Fayez belum menampakkan batang hidungnya.
"Fayez ke mana, ya? Kok dia masih belum dateng?" gumam Dania. Tangan kanannya menutup kepala, menghindar dari rintukan hujan yang semakin deras.
Basah. Itulah kondisi tubuh Dania saat ini. Riasan di wajah gadis itu luntur seketika. Dres yang sudah susah payah dipilihkan Mawar pun basah tak tersisa.
Tidak ada harapan lagi. Akhirnya Dania beranjak pergi meninggalkan taman kota yang mulai senyap. Dalam langkahnya, ia kembali menoleh. Takut jika Fayez benar-benar datang.
"Udah lah, Dan, dia nggak akan dateng." Dania menarik napas dalam-dalam. Ia sudah memesan taksi online sejak lima menit yang lalu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com