'Ini nomor Icha.' Aryk memastikan nomor itu benar milik Icha, tapi suara yang terdengar di seberang bukanlah suara manajernya.
"Kau tidak akan bisa menangkap kami begitu saja Sammy Orlan. Oh, atau aku harus memanggilmu Aryk Surendra, Ha ha ha!"
"Siapa kau? Halo! Halo!" Sambungan telepon itu sudah terputus. Aryk menelepon nomor itu kembali. Namun, tidak ada jawaban. Ia pun cemas. "Sial! Kenapa ada laki-laki yang masuk ke apartemen Icha?" Aryk memacu mobilnya menuju apartemen Icha.
Terlalu banyak masalah akhir-akhir ini. Namun, semua berhubungan dengan Sammy. Jika itu ulah Aida, pasti berhubungan dengan kehidupan Aryk, karena neneknya itu tidak tahu siapa Sammy sebenarnya.
***
Langkahnya begitu cepat menuju lift. Rintihan pelan sang manajer jelas terdengar sedang sangat kesakitan. Ia ingin segera tiba di apartemen Icha.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com