webnovel

Dunia yang Berbeda

Tak terasa tahun ajaran baru sudah memasuki bulan ke 3, itu artinya Lila dan Arif hampir memasuki catur wulan pertama berada di sekolah yang baru, mereka tampak menikmati masa masa pendidikan mereka. Bahkan Nuris tampak telah melupakan semua janji yang di buat saat mereka akan berpisah. Nuris memang santri yang supel, awal awal mondok Nuris tidak betah karena acara MOS itu, sering dia menangis karena merindukan rumah. tapi dengan seiring berjalannya waktu Nuris mulai bisa berbaur baik dengan kakak seniornya maupun dengan teman sekelasnya.

Hari minggu , selesai sholat berjama'ah subuh, seluruh santri alhasyimiyah mulai bekerja bakti membersihkan seluruh wilayah sesuai dengan jadwal piket harian di masing masing daerah.

Dan, kamar Nuris mendapatkan bagian membersihkan bagian samping dan depan Masjid tempat santri melakukan jama'ah dan mengaji kitab kuning.

Nuris dan teman temannya pun melaksanakan bersih bersih dengan gembira, mereka bergantian menyapu dan mengepel lantai, Nuris tampak santai, menunggu teman temannya menyapu dan mengepel lantai teras depan dan samping masjid, karena dia kebagian membuang sampah bersama Qiqi, Anis dan farida.

"ayo kita buang sampah sampah ini segera, biar kita cepet balik ke kamar dan santai santai" ajak Anis.

"ayo" sambut Qiqi dan farida, lalu Nuris pun mengangkat tempat sampah di samping kirinya, membawanya bersama Qiqi, dan membuang ke tempat sampah yang disediakan wilayah.

Setelah membuang sampah, mereka mencuci yempat sampahnya dan meletakkan di tempatnya kembali sekaligus di keringkan. Selesai melaksanakan piket mereka pun kembali ke kamar mereka B2.

"AAAAAAAAARRRRGGGHHHGGG" suara teriakan Anis yang sampai duluan di kamar mengejutkan mereka bertiga, Nuris dan kedua kawannya segera berlari ke kamar, dan mendapati kamar sudah di dekorasi menggunakan baju baju milik anis, beserta dalamannya juga, Lemarinya pun terlihat berantakan karena buku yang berhamburan di dalamnya.

"Ya Allah" pekik Nuris tertahan, air matanya mulai membayang di pelupuk matanya. Nuris mulai nerpikir negatif lagi pada senior seniornya, karena melihat Anis yang di bully .

Saat itu, tiba tiba dari belakang Nuris ada yang belari ke arah Anis, dan menyemburkan bedak bayi tabur di kepala Anis, ya ampun itu Lutfi, anak baru dari daerah sini, dia tertawa, spontan Anis yang rambutnya berubah putih karena taburan bedak berlari kelyar sambil terus berteriak dan menangis kesal.

Anis terus berlari kebawah, sampai di bawah tanpa di sadarinya sudah ada yang menunggu dan.....

BYUUUUUURRRRR...

tiba tiba ada yang menyiram Anis dari samping kantor pesantren, ya, di samping kantor pesantren ada kolam ikan yang setiap minggu di bersihka, jadi airnya pun tetap jernih tanpa ada lumut.

Evi, Atun, Arin, Lutfi dan yang lain tertawa melihat Anis basah kuyup. Anis yang tak merasa pernah memiliki musuh mulai menangis dengan tindakan teman temannya, Nuris, Qiqi dan farida tercekat melihat Anis yang menangis.

lalu tiba tiba lagi, ada yang mendekati Anis dari belakang gang B dan menyeplokkan telur di kepala Anis sambil berteriak " HAPPY BIRTH DAY ANIS"...

ternyata itu adalah senior mereka Kak Nina.

Nuris pun merasa lega, juga kesal dan takut.

'kok gini ya? kalok ulang tahun? di siram siram, baju di pajang, kalok dilihat para pekerja laki laki kan malu?' batin Nuris kesal, untung saja kamar mereka terletak di selatan masjid, jadi jarang ada yang lewat. oh ya, wilayah alhasyimiyah adalah wilayah yang sangat bagus dan indah, karena memiliki gedung yang mewah, dan pembangunan di lakukan terus untuk memberikan kenyamanan dan rasa tentram pada santri putri. Karena itu setiap hari akan selalu ada beberap petuga perlengkapan putra yang akan keluar masuk di wilayah ini. tapi untung saja kamar Nuris bukan di pinggir jalan seperti kamar kamar yang lain, jadi petugas putra tak perna melewati bagian depan kamar Nuris.

entah bagaimana jika baju dan pakaian dalam milik kita terlihat oleh petugas putra,, bisa di bayangkan betapa malunya itu.

lalu Anis menangkap teman temannya yang sudah mengerjainya tadi untuk bermain basah basahan juga.

refleks Nuris pun berbalik untuk kembali ke kamar. Qiqi dan farida yang menyadari hal itu juga berbalik mengikuti Nuris kembali kekamar dan mengunci pintu dari dalam. akhirnya mereka bertiga diam di dalam kamar tak mempedulikan teman temannya yang berlarian di halaman masjid.... mereka menunggu teman temannya selesai bermain main dengan Anis.

TOK TOK TOK suara ketukan pintu membuat mereka kaget dan pias ketakutan, takut jika mereka akan di seret juga oleh Anis. Diseret ke dalam kenestapaan ulang tahun dia yang di kerjai oleh senior. 😁😁😁😁

lalu Nuri mencoba melihat dari cendela, saat di lihat adalah kak Irfa maka Nuris pun membuka pintunya.

"dek tolong temen temen mu di ambilin baju bersih ya? mereka gak bisa naik soalnya basah semua, maen air sama Anis. "

"iya kak" jawab Nuris.

lalu Nuris berdiri di dekat pagar kamar, dan berteriak "Heeeiii siapa yang mau di ambilin baju? "

"aku ris" jawab mereka berebutan

"sekalian Timbanya ya Ris,? udah kami siapkan kok, tinggal bawa aja ke sini Ris" jawab Nurma.

Nuris melihat timba dan baju yang di hanger rapi diatas masing masing timba. 'Jadi mereka sudah menyiapkan untuk ngerjain Anis? , tau dari mana mereka ulang tahun Anis ya? ' batin Nuris, lalu mereka bertiga membawa masing masing 2 timba yang akan di berikan pada teman temannya dan kakak seniornya.

tiba tiba kak waridah mendekati Nuris sambil berbisik "Tunggu ulang tahunmu Ris, kamu juga pasti dapat kejutan kayak gini" Nuris bergidik.

lhaaaaaa mereka tau dari mana ya, ulang tahunku? pikir Nuris, tapi dia masih tetap tenang, karena dia berpikir bahwa tidak ada yang tahu tanggal lahirnya. padahal lima hari lagi adalah ulang tahun Nuris. semoga aja gak ada yang tahu. tapi tanpa di ketahui Nuris sudah ada yang mempersiapkan kejutan itu untuk Nuris.

Nuris kembali ke atas untuk mengambilkan timba dan baju milik teman yang lain.

"cepet mandi sana, bentar lagi waktunya ngaji lho" kata Nuris pada Ratna sambil menyerahkan timba dan bajunya.

"makanya Ris, kamu gak kami seret soalnya biar ada yang ngaji, tapi hari jum'at kamu nikmati ya Ris?" jawab Ratna, kalimat terakhir Ratna sukses membuat Nuris terpaku, 'apa maksyd Ratna? apa ada yang tahu hari ulang tahunku? ' perasaan Nuris galau.

tapi dia berusaha menguasai dirinya, dan hanya tersenyum pada Ratna.

setelah semua timba dan baju di serahkan ke pemilik masing masing Qiqi, Nuris dan farida berangkat mengambil nasi ke kantin, tak lupa mereka membawa kosan milik teman teman yang tadi 'berpesta' mengerjai Anis.

selesai makan Nuris, dan ke dua temannya bersiap siap mengaji, karena suara nadhoman dari kakak tingkat mereka sudah menggaung memanggil santri yang bersekolah siang untuk ke tempat pengajian kitab.

dan tepat jam 8.00 ustadz yang mengajar pun sudah hadir, mereka pun segera mengikuti pengajian kitab fathul Qarib dengan tertib, dan teman teman nuris yang tadi berpesta juga segera merapat di masjid.

💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙