webnovel

Masa Lalu

"Hei, Kau yang berdiam diri di tempat itu?!" Seorang pria tua dengan janggut tebal namun memiliki tubuh yang kekar menunjuk kearah dirinya berada.

Tiba-tiba Ia menyadarinya, Ia benar-benar kembali ke masa lalu, tanpa sadar dirinya menampilkan senyuman penuh kebahagiaan yang membuat mereka yang berada di sekitar tempat itu merasa keheranan.

'Ah, aku lupa, aku sedang berada di masa lampau.'

Ia yakin akan mendapat masalah saat ini, sebab orang yang berteriak tadi adalah guru yang biasa mengajari anak-anak tentang sihir.

Zyan adalah anak miskin yang hidup di jalanan kota BlueSky, sebuah kota kecil di dataran tandus di Wilayah Selatan. Bahkan untuk makan sehari-hari pun Ia cukup kesulitan sebenarnya.

Ia hanya dapat mengandalkan daun atau rumput atau apapun yang bisa dimakan asal tidak berbahaya, sungguh kehidupan yang ironis di dunia yang kejam ini.

Ia tidak tahu siapa kedua orang tuanya hingga saat ini, saat kecil Ia hanya diurus oleh seorang kakek tua yang sekarang sudah meninggal, sudah tak ada yang mengurusnya.

Kembali ke permasalahan, pria tua itu mendekat kepadanya dan mulai memukulinya menggunakan sebuah kayu, membuat itu meninggalkan bekas pada kulitnya yang kusam dan kotor.

"Cih, dasar bocah miskin, jika bukan karena perkataan orang-orang yang kasihan padamu, mana mungkin aku akan membawamu ke tempat ini sialan!!" Ia berteriak dan tetap memukulinya, hingga Zyan meringis kesakitan.

Ia hanya dapat terjatuh ke tanah sambil berusaha menutupi bagian-bagian tubuhnya yang terkena pukulan. Setelah beberapa saat, Ia akhirnya berhenti dipukuli setelah pria tua itu melampiaskan rasa stressnya pada dirinya.

Pria tua itu kemudian menjauh dan kembali mengajari anak-anak yang lain tentang sihir yang ada di dunia ini.

Sebelum Ia kembali ke masa saat ini pun, ini sangat sering terjadi setelah pria tua itu memukulinya. Sebelumnya, rasanya cukup sakit entah itu pukulan atau sikap pria tua itu.

Namun saat ini, entah itu pukulan atau sikapnya tak terasa sakit, semasa hidupnya sebelumnya pun, Ia masih saja mendapat perlakuan yang sama dengan yang Ia dapatkan saat ini bahkan setelah mencapai kekuatan yang cukup tinggi.

Alasannya tentu saja karena Ia cukup lemah jika dibandingkan dengan magus lainnya, pada akhirnya Teman-temannya mengkhianati dirinya, Orang-orang terdekatnya yang lain pun demikian.

Sejak saat itulah Ia mengambil jalan yang jahat untuk menempuh tujuannya dan membersihkan jalannya, sebab itu, Ia akan selalu mengingat apa yang orang lakukan padanya di masa lampau.

Sekolah sihir sudah selesai namun Ia masih kekurangan tenaga untuk bangun, namun pria tua itu segera menendangnya keluar dari gedung itu.

Ia hanya memiliki satu pilihan untuk saat ini, mencari tempat yang sepi dan menyembuhkan dirinya dari luka-luka yang berbekas pada tubuhnya.

Jujur saja, rasanya sangat sakit, namun karena ini kebiasaan yang terjadi pada hidupnya, Ia menjadi cukup kebal pada rasa sakit. Tubuh yang terpotong? tulang yang hancur? semua sudah Ia alami, sebab itu, Ia tak akan pernah menjadi orang yang baik.

Dunia yang kotor dan mengerikan akan membuatnya semakin kotor dan mengerikan, dan jika dunia adalah hal baik, maka Ia akan membuat dunia itu menjadi kotor, sebuah kata-kata penjahat yang terus membuat hatinya bergetar.

Namun tujuan utamanya bukanlah hal tersebut, Ia hanya menginginkan satu hal yaitu keadaan dimana tak ada orang yang bisa menindasnya atau merendahkannya.

Untuk itu, Ia harus menjadi orang terkuat di dunia, 5 daratan, 2 langit, 10 penguasa. Semuanya akan Ia taklukkan, semuanya akan Ia buat tunduk di hadapannya.

Kali ini, matanya tertuju pada sebuah restoran besar nan mewah yang berada di pusat kota Blue Sky, namun seketika para penjaga toko menatap dirinya dengan sinis.

Ia segera menggelengkan kepala lalu pergi dari tempat itu, sambil memegang tangan kanannya yang penuh luka, Ia terus berjalan menuju sebuah bangunan tua yang sudah tak terpakai.

Terdiri dari 4 lantai dan memiliki kesan horor yang membuat bulu kuduk merinding. Namun tidak dengan Zyan, baginya, ini adalah rumahnya, tempat tinggal untuk orang miskin sepertinya.

Sejak kecil, Ia tinggal di tempat itu, karena orang mengenalnya sebagai gedung yang cukup horor, karena seringkali terdengar suara aneh, tak ada yang berani menginjakkan kakinya ke tempat ini.

Ia bukannya tidak takut, sebelumnya Ia memang takut dengan suara tersebut hingga menjadi terbiasa. Namun yang paling penting bukan hal itu.

Sebenarnya gedung ini menyimpan sebuah rahasia yang mendalam, sebuah rahasia tentang darah.