"Apa yang kamu khawatirkan? Momy dady ku? Bukankah mereka mereka menyukaimu, dan juga dia tahu kalau kamu Tara. Kenapa masih takut dan gelisah," ucap Sana yang mengagetkan Wiga yang sedang duduk di pinggir kolam dengan kaki yang basah karena masuk ke kolam.
"Enggak ada, aku hanya sedang berpikir," jawab Wiga sayang sama sekali tidak ingin memperlihatkan wajah berpikirnya sama sekali. Sayangnya, itu terlihat buruk jika iya.
"Apa yang kamu pikirkan?" Sekarang Sana kembali bertanya, namun Wiga menjawabnya dengan gelengan kepalanya yang tegas.
"Enggak ada," jawab Wiga lagi, dia menggelengkan kepalanya tidak memperjelas lagi. Dan sekarang wajahnya kembali senang. "Kamu berusaha menutupi sesuatu?" Wiga menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku hanya senang dan terlalu berpikir jauh," Sana terkekeh mendengarnya. "Jangan terlalu serius memikirkan hal yang belum tentu terjadi dan kerja otakmu yang terlalu berlebihan. Luapakan soal itu," Wiga menganggukan kepalanya paham, dia menurut.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com