Lumayan susah menghentikan tangisan kelima anak kecil itu. Mina harus berpikir keras bagaimana caranya untuk kelima anak kecil itu tidak lagi menangis.
Mina berpikir sambil mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Orion sementara masih setia menghadapkan dirinya kebelakang yang jadinya memunggungi Mina dan kelima anak kecil itu.
Saat sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling, yang Mina temukan hanyalah bunga dan bunga. Sampai pada akhirnya satu ide muncul di otaknya dan dengan refleks Mina menjentikkan jarinya yang membuat Orion menoleh ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Orion.
Mina menolehkan kepalanya ke Orion dengan ekspresi wajah senang. "Aku punya ide!"
"Ide apa?" Orion membalikkan badannya menghadap ke Mina dan sekarang ia sudah tidak lagi memunggungi Mina.
"Aku mau buat cookies!" jawab Mina.
"Anak-anak... sudah yaa jangan nangis, mending sekarang kalian bantu aku untuk buat cookies, gimana?" Anak-anak tersebut langsung berhenti menangis dan memandang wajah Mina.
"Cookies?" tanya salah satu anak kecil itu dan Mina menganggukkan kepalanya.
Mina beralih menatap Orion. "Kamu tidak buru-buru buat balik ke kerajaan kan?" tanya Mina yang dijawab dengan gelengan kepala dari Orion.
"Bagus! kalo gitu kamu bantuin aku buat bikin cookies aja," ucap Mina yang tidak dijawab iya ataupun tidak, oleh Orion.
Karena Orion hanya diam saja, jadi Mina menganggap bahwa itu adalah jawaban iya. "Oke, sekarang kamu tolong bantu aku cariin tepung, gula, air dan dapur." Mina butuh dapur untuk tempat masaknya nanti.
Setelah itu Orion pergi mencari apa yang Mina sebutkan tadi dan sementara Mina bersama kelima anak kecil itu pergi ke pedagang bunga yang ada di dekat mereka untuk membeli bunga tentunya. Mina membeli bunga yang bisa dimakan.
Ketika bunga yang Mina cari sudah ada di tangannya, sekarang Mina sedang menunggu Orion yang masih belum kembali.
Mina mengedarkan pandangan matanya ke sekelilingnya. Sinar mentari yang terik menyinari desa ini dan panasnya yang lumayan menyengat kulit siapa saja yang bersentuhan dengan sinar matahari.
Namun, Mina tidak melihat atau mendengar para penduduk ini mengeluh tentang teriknya matahari di atas kepala mereka. Justru mereka terlihat biasa saja dan menjalankan aktivitas yang biasa mereka lewati dengan senang hati.
Mina menyunggingkan senyumannya, ia berpikir bahwa Orion berhasil membuat desa ini kembali mempunyai hidup. Mungkin jika waktu itu Orion tidak datang ke desa ini dan memberikan bibit tanaman, pasti desa ini sudah mati, karena tidak ada yang menghuni desa ini lagi.
Namun, melihat penduduk desa Flowering yang berlalu lalang karena sibuk akan pekerjaan mereka, Mina jadi teringat bagaimana kondisi kota di zamannya dan mulai membandingkan.
Disini hanya ada bangunan gubuk tidak ada gedung-gedung pencakar langit yang dulu sering ia jumpai dan jalanan disini juga bukanlah aspal, tetapi yang lebih penting, disini tidak ada polusi udara seperti di kotanya dulu.
Disini Mina bisa menikmati udara segar dan semilir angin yang membuat rambut panjangnya berterbangan seperti menari-nari di udara.
Ketika Mina sedang melamun memikirkan itu semua, gaun yang Mina kenakan di tarik pelan dan membuat Mina menundukkan kepalanya kebawah untuk melihat siapa pelakunya. Ternyata pelakunya adalah salah satu anak kecil dari kelima anak kecil lainnya, anak kecil itu tingginya sepahanya.
"Kakak memang bisa bikin cookies?" tanya anak kecil itu yang sudah tidak lagi menarik gaun yang Mina kenakan.
Mendengar pertanyaan dari gadis kecil tersebut, Mina jadi kembali berpikir dan teringat akan satu hal. Jujur saja sebelumnya Mina ini tidak pernah membuat cookies, bahkan masak makanan seperti sayur atau lauk saja ia tidak pernah.
Itu semua karena memang Mina tidak pandai masak, tetapi Mina bisa masak mie instan dan air saja.
Namun masalahnya sekarang Mina belum pernah membuat cookies, ingin bilang tidak bisa... tapi ia tidak mau membuat kelima anak kecil ini kembali bersedih. Lagi seenggaknya Mina pernah baca cara membuat cookies di buku resep yang ia punya dan melihat video pembuatannya yang ada di internet.
"Bisa dong..." bodoamat nantinya jika ia gagal membuat cookies, intinya sekarang ia harus terlihat percaya diri terlebih dahulu, siapa tau nantinya ia malah berhasil membuat cookies. Siapa tau.
"Bunganya udah dibeli?" Orion datang menghampiri Mina dan kelima anak kecil itu.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Orion, justru Mina sedikit mendekat ke Orion dan berbisik kepada Orion. "Sebenernya aku belum bayar, aku lupa kalo aku tidak ada uang."
"Terus kenapa bunganya bisa ada di kamu?" karena pikir Orion jika pembeli belum bayar belanjaannya, pedagang tidak akan membiarkan pembelinya membawa belanjaan yang ada di dagangannya secara percuma, kecuali memang sih pedagangnya mengizinkannya.
"Kata pedagang itu tidak apa-apa kalo aku tidak bayar, jadi aku bawa aja deh," jawab Mina yang sudah tidak berbisik-bisik lagi kepada Orion.
"Tapi aku awalnya juga tidak mau ambil bunga-bunga yang udah aku pilih itu untuk aku beli, cuman... ibu pedagang itu maksa banget, aku jadi tidak enak buat nolak-nolak lagi," sambung Mina.
"Kok gitu pedagangnya?" tanya Orion lagi.
Mina menggedikkan kedua bahunya dan menjawab. "Tidak tau, tapi dia bilang katanya sebagai tanda penghormatan untuk calon Ratu."
"Yaudah sana kamu tolong bayarin belanjaan aku yaa... aku tidak enak sama pedagangnya, masa calon ratu dapet belanjaan yang di gratisin," tanpa sadar ucapan Mina membuat Orion jadi salah tingkah.
Orion berdehem sebelum berbicara, hal itu dilakukan untuk menetralkan suaranya agar tidak terdengar gugup. Karena tidak mau terlihat lebih jelas jika ia salah tingkah di hadapan Mina. "Sudah biarkan saja, justru pedagang itu nantinya akan marah jika aku bayar belanjaan kamu, karena mereka merasa tidak dihargai pemberiannya itu," jelas Orion.
"Bener juga sih," setelah Mina pikir-pikir ternyata ada benarnya.
"Mau kemana?" tanya Mina ketika melihat Orion pergi begitu saja.
"Ke dapur," jawab Orion tanpa menghentikan langkah kakinya, bahkan menoleh ke Mina pun tidak.
Mina buru-buru menggiring kelima anak kecil itu untuk ikut dengannya dan Mina membuntuti Orion.
Setiba di dapur rumah penduduk yang sudah Orion izin dapurnya untuk dipakai, Mina langsung meletakkan bahan-bahan untuk membuat cookies nya di atas meja yang ada di dapur.
Mina mulai menuangkan adonan-adonan cookies, tetapi Mina tidak menggunakan cokelat. Cookies yang Mina buat ini hanya cookies biasa saja yang rasanya manis dari gula.
Setelah jadi adonannya, Mina membentuk adonan itu menjadi bulat tapi tidak tipis, ini sedikit tebal. Setelah itu Mina meletakkan bunga kecil yang bisa dimakan di atas cookies yang sudah dibentuk, selain sebagai hiasan untuk mempercantik, itu juga bisa sebagai penambah rasa.
Orion dan kelima anak kecil itu juga membantu Mina untuk membentuk adonan cookies jadi bentuk cookies yang Mina inginkan. Kelima anak kecil itu terlihat senang, tetapi tidak dengan Orion, karena sejak tadi Orion selalu saja gagal membentuk adonannya menjadi bulat.
"Ini terlalu tipis Orion," tegur Mina saat menyadari jika Orion meletakkan adonan cookies yang sudah ia bentuk sendiri di atas nampan yang lebih mirip seperti talenan kayu.
"Itu tidak tipis, Humeera," ucap Orion.
"Itu tipis pangeran Orion..." ucap Mina manggil Orion dengan sebutan pangeran.
"Sini aku ajarin caranya." Mina mengambil adonan yang baru dan mengambil tangan sebelah kanan Orion, lalu Mina menuntun tangan Orion itu untuk membentuk adonan yang baik dan benar.
"Ini tuh kaya gini..." Orion sama sekali tidak memperhatikan adonan cookies yang dibentuk oleh Mina ataupun mendengarkan ucapan Mina, tetapi Orion justru malah memperhatikan wajah Mina.
"Nah harusnya kaya gini!" setelah jadi Mina melepaskan tangan Orion dan tangannya mengambil bentuk cookies yang tipis tadi dibuat Orion.
Mina mengangkat cookies tipis itu dan cookies yang tadi Mina buat untuk ajarin Orion. "Lihat, beda kan ukuran tipisnya sama ketebalannya?"
"Sama aja," jawab Orion dengan nada dingin.
"Sama dari mana? ini itu udah jelas-jelas beda!" Mina tidak mengerti dengan Orion, atau mungkin Orion memiliki penglihatan yang buruk? atau mungkin Orion tidak bisa membedakan mana yang tipis dan mana yang tebal. Itu pikir Mina.
Setelah itu Orion pergi ke luar dapur dan Mina hanya menjadi heran saja. "Huh! lelaki sama saja!"
Mina meletakkan kembali kedua cookies nya dan memasukkan semua cookies nya yang belum matang itu kedalam oven yang menurut Mina oven itu sama seperti oven pizza yang masih menggunakan kayu bakar.
Setelah semua cookies nya sudah matang, Mina mengangkat nampan yang lebih mirip talenan itu dari dalam oven dan memasukannya kedalam toples plastik.
Karena Mina buat cookies banyak, jadi ia memberikan masing-masing kelima anak itu satu toples dan masih tersisa dua toples jadi satunya Mina kasih saja ke Orion untuk dibawa ke kerajaan, lalu Mina berpesan kepada Orion untuk kasih cicip Raja dan Ratu.
Sementara satu toples nya Mina kasih untuk kepala desa. Kelima anak kecil itu suka dengan cookies buatan Mina, katanya enak dan setelah Mina sama Orion coba sendiri ternyata emang enak, bahkan Mina sampai loncat kegirangan karena ternyata ia bisa bikin cookies seenak itu.
Kepala desa pun juga sudah cobain cookies buatan Mina dan pendapatnya pun juga sama kalau cookies buatan Mina itu enak. Karena mendapatkan respon baik, Mina mencoba untuk menyarankan agar para penduduk menjual cookies ini ke desa-desa sebelah dan untungnya kepala desa pun setuju dengan ide Mina.