webnovel

Classroom Of The Elite : True Genius [Indonesia]

Ini adalah fanfic pertamaku, jadi masih harus belajar lagi untuk menulis Mungkin sifat Chara yang ada dicerita ini agak berbeda dengan cerita aslinya yang mungkin juga alurnya akan berbeda meskipun tidak banyak Chara bukan milikku kecuali Oc....... Semoga kalian senang membacanya Dan jika ada gambar..... Gambar bukan milik author .................. "Jadilah jenius sejati" "Jadilah orang yang akan menghancurkan jenius lainnya" "Aku menjalani hidup dengan bebas..... Tapi siapapun yang menantangku, aku tidak akan tinggal diam" Selamat membaca...

Rheinn · Komik
Peringkat tidak cukup
24 Chs

23 - Sorry

Pemberitahuan Penting !!

Cerita ini akan dilanjutkan setelah Hiatus selama 1 Tahun! Tapi karena sudah kelamaan hiatus jadi Plot atau Alur cerita yang sudah dibayangkan Lupa...

Karena itu Author Membuat Alur yang Baru..... Jadi Maaf jika ada yang tidak nyambung dengan Cerita. Tapi meskipun ada juga tidak terlalu tidak nyambung.

Yang pasti masih bisa berada dalam satu Jalan Cerita... dan juga Akan selalu pakai 3rd POV ya, karena author sudah terbiasa memakai itu dalam 1 tahun ini...

Komen ingin Dilanjutkan atau Tidak...

Dahh...

.....

"Airien,Kau ini sebenarnya siapa?" Ucap Seorang Gadis Berambut Perak sambil tersenyum.

"Hmm?Apa Maksudmu, Edith?" Balas Ren yang tidak mengerti mengapa Gadis berambut Perak ini tiba tiba bertanya seperti itu.

"Kau tahu? Kau bisa melakukan apapun sendirian.....Itu seperti kau dibuat untuk suatu tujuan..." Ucap Edith dengan Ekspresi serius, ini adalah kesimpulan yang dia buat.

Airien yang dikenalnya adalah Seseorang yang sempurna, karena yang dilihatnya bahwa Airien itu tidak membutuhkan bantuan siapapun. Artinya dia sempurna karena bisa melakukan apapun dengan dirinya sendiri.

Dan pastinya ada sesuatu dibalik Sempurnanya Airien, Edith menebak bahwa Airien dibesarkan untuk suatu tujuan yang tidak akan dia mengerti.

Lagipula Tujuan macam apa yang mengharuskannya bisa dalam melakukan apapun?

"....Entahlah, Tapi jika itu memang benar apa yang ingin kau lakukan?" Ucap Ren sambil tersenyum main main, dia juga ingin tahu jawaban Edith.

Sudah 2 Tahun dia bersama dengan Edith dan selama itu Kepribadiannya agak berubah karena Gadis berambut Perak ini. Meskipun begitu Rencananya tidak terganggu karena Perasaan yang dia alami kepada Edith.

Ren Tahu apa yang akan terjadi kedepannya jika Rencananya berhasil, tapi dia masih melanjutkannya seakan dia tidak akan menyesalinya nanti.

"Jika itu tujuan baik maka aku akan membantumu. Tapi Jika tujuan itu Buruk maka aku akan menghentikanmu!" Balas Edith dengan Wajah yang serius.

Meskipun ini adalah 'Misalkan' tapi kalimat itu juga bisa menjadi 'Kenyataan' jadi dia membalasnya dengan serius.

"Heee, Bagaimana kau bisa menghentikanku?" Tanya Ren, selama ini Edith bahkan tidak bisa menghentikannya melakukan sesuatu.

"Aku akan selalu berada didekatmu dan mengawasimu! Jika kau melakukan kesalahan aku akan menegurmu! Airien juga pasti sudah sadar seberapa penting aku untuk melakukan itu!" Jelas Edith sambil tersenyum lembut kepada Ren disampingnya.

Ren yang melihat itu mengerutkan keningnya, Memang benar bahwa keberadaan Edith saat ini penting untuknya. Tapi itu hanya sebatas Rekan yang saling mengingatkan.

Tapi, Hanya Edith yang bisa melakukan itu dan dibiarkan Oleh Ren. Orang lain bahkan tidak berani membicarakan Ren dibelakang mereka.

"Hmmm, Kupikir itu baik baik saja" Balas Ren sambil tersenyum.

Lagipula dalam 2 Tahun ini Edith sudah sedikit merubahnya, bahkan dia merasa sedikit buruk dengan Rencana akhirnya. Ren Mengingat Mimpinya dan memutuskan untuk setuju dengan Edith.

Mimpi yang membuat seseorang seperti Ren ketakutan, dan untuk menghindari Mimpi itu menjadi kenyataan kehadiran Seseorang seperti Edith itu Penting.

....

Kringgg!

Ren Terbangun dari tidurnya dan mematikan jam dimeja disebelah Tempat tidurnya. Dia langsung duduk ditempat tidur itu dengan kaki menampakkan kelantai.

"Kenapa aku bermimpi tentang dia lagi?" Guman Ren sambil menghela nafas.

Dia tidak membenci mimpinya atau bahkan membenci Edith, dia hanya tidak ingin kembali mengingat kejadian yang sudah menjadi masa lalu.

Edith, Inilah Gadis yang bisa membuat Ren tidak pernah melupakannya. Bahkan sampai saat ini Ren masih ingat apa saja yang dilakukan Edith untuknya.

"Ya....Aku harus mandi untuk menjernihkan Pikiranku" Gumam Ren, dia berdiri dan menuju kamar mandi.

Untuk saat ini dia tidak perlu memikirkan Mimpi itu, Lagipula dia masih memiliki Janji dengan Ichinose untuk menemaninya pergi Ke Tempat Pembelanjaan. Sekolah ini benar benar 'Elite' Bahkan Tempat besar seperti itu masih masuk dalam Fasilitas Milik Sekolah.

Beberapa saat kemudian Ren sudah selesai dan Pikirannya juga sudah Jernih, dia kembali menjadi Ren yang sebelumnya.

Dia melihat Jam yang menunjukkan Pukul 08.30 hanya tersisa 30 Menit saja untuk waktu yang disepakati oleh Dia dan Ichinose untuk bertemu.

Alasan mengapa dia nyaman bersama dengan Ichinose adalah karena Auranya Mirip dengan Edith. Itu karena dia adalah Orang Baik yang pasti melakukan apapun untuk kebaikan.

Ya Ichinose adalah Ichinose dan Edith adalah Edith. Tidak baik untuk menyamakan mereka, karena dia juga tidak nyaman jika dibandingkan dengan orang lain.

Ren menggunakan baju abu abu dan Celana panjang Hitam, tidak lupa dia juga menggunakan Jaket Hitam-Ungu dan Syal Kesayangannya.

Kemudian dia pergi keluar kamarnya tidak lupa dia membawa Alat bantu berjalannya, dia juga memakai Earphone untuk mendengarkan lagu dari Ponselnya.

Ren Berjalan dengan santai menuju Tempat dia Dan Ichinose akan bertemu sambil mendengarkan Lagu. Tempat itu masih masuk dalam Fasilitas sekolah yang artinya juga masih dekat dengan Sekolah.

Karena itu Ren tidak membutuhkan Alat Transportasi, dan Berjalan sejauh itu juga tidak akan membiat Ren kelelahan lagipula dia hanya berjalan.

Tidak lama kemudian Ren bisa melihat Seorang Gadis Pirang Strawberi sedang berdiri ditempat yang dituju Oleh Ren, Gadis itu tidak lain adalah Ichinose. Dia menggunakan gaun putih Emas panjang, ini sangat cocok untuknya.

Ren melihat jam ditangan Kanannya dan jam itu masih menunjukkan Pukul 08.50 masih ada 10 menit lagi. Apakah Ichinose sudah sampai disini dari tadi? Bahkan saat inipun dia masih terlalu cepat 10 menit. Apakah Dia sangat menantikan Ini?

"Pagi, Ichinose" Ucap Ren menyapa Ichinose dari Samping.

Mendengar itu Ichinose langsung melihat Ren sambil tersenyum.

"Pagi, Sakayanagi-Kun!" Balas Ichinose dengan bersemangat.

"Apakah kau sudah lama menunggu? Padahal masih ada 10 Menit sebelum waktu kita bertemu" Tanya Ren sambil tersenyum.

"Eh!...Aku baru sampai 5 menit yang lalu, Mungkin aku terlalu terbawa suasana" Balas Ichinose sambil menundukkan kepalanya, dia tentu saja malu.

Itu artinya dia menantikan Hari ini sampai dia tidak sabar.

"Hmm, Kalau begitu ayo kita jalan" Ucap Ren sambil tersenyum.

Ren Menonaktifkan alat bantu berjalannya karena dia saat ini ingin berjalan seperti biasa tanpa bantuan alatnya itu.

Tangan Kirinya mengambil tangan kanan Ichinose dan mereka berjalan sambil berpegangan tangan. Ichinose hanya diam saja karena dia Malu tapi dia juga merasa nyaman.

Pikiran Ren? Lagipula ini adalah Kencan...

Mereka berdua pergi Kebanyak Toko, Kadang Ren yang mengajak Ichinose Ke Toko yang dia ingin datangi dan begitu juga sebaliknya, kadang Ichinose yang Mengajak Ren.

Apakah mereka masih Berpegangan tangan? Tidak selalu atau hanya diawal saja lagipula Ren juga bukan tipe orang yang seperti itu.

Maksudnya adalah dia tidak akan membuat Tidak Nyaman seseorang yang berguna baginya. Di Kencan Sebelumnya Ren memegang tangan Ichinose dan tidak ada penolakan yang artinya dia tidak keberatan.

Karena itu juga tadi dia Menarik tangan Ichinose, itu juga untuk menumbuhkan sebuah 'Benih' yang nantinya bisa tumbuh dan akan di 'Panen' Oleh Ren.

Sampai mereka disuatu Tempat, Ichinose melihat kearah Toko Peralatan Elektronik dimana disana banyak Kamera.

Ichinose bukan memperhatikan Kamera atau tokonya tapi Seseorang yang sedang berada disana.

"Bukankah itu Kushida-San? Ada juga yang lainnya!" Ucap Ichinose sambil menunjuk tempat Mereka.

Ren mendengar itu melihat kearah yang di ditunjuk Ichinose, disana ada Ayanakouji, Kushida Dan Sakura.

"Itu benar....Ada apa?" Tanya Ren, dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Ichinose dengan melihat mereka.

"Ayo kita kesana!"

"....Baiklah"

Mereka berdua menghampiri Kushida dan yang lainnya, tentu saja ini adalah permintaan Ichinose dan tidak ada salahnya juga menyapa mereka.

"Halo Kushida-san!" Sapa Ichinose dari belakang Mereka.

Mendengar itu Kushida Membalikkan badannya begitu juga yang lainnya, mereka melihat Ichinose dan Ren sedang menghampiri mereka.

"Ichinose-san? Dan juga Sakayanagi-kun? Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Kushida dengan senyuman biasanya itu.

"Sakayanagi-kun ingin membeli sesuatu dan butuh bantuanku! Secara kebetulan aku melihatmu!" Jelas Ichinose tersenyum ramah kepada Kushida dan yang lainnya.

Ren melihat itu hanya diam saja, dia juga menganggukan kepalanya kepada Ayanokouji sebagai sapaan. Ayanakouji juga paham maksudnya dan membalas dengan anggukan kepala juga.

Melihat sekitarnya Ren melihat sebuah Kamera yang menghadap kearah Sakura, dia bisa melihat cahaya kecil dikamera itu yang artinya kamera tersebut menyala atau sedang Merekam.

Kemudian dia melihat kearah Penjaga Toko itu dan dia mengerutkan keningnya, dia telah bertemu banyak macam orang dan salah satunya adalah yang seperti penjaga toko ini.

Heh!

Sepertinya ini tidak bisa dibiarkan....

Beberapa saat kemudian Ichinose selesai berbicara dengan Kushida, dan mereka melanjutkan Kembali Urusan mereka untuk memperbaiki Kamera milik Sakura.

"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" Tanya Ichinose, selama ini Ren belum menyebutkan apa yang ingin dia beli.

Tentang Hubungan Ichinose dan Ren Kushida dan yang lainnya juga penasaran tapi untuk saat ini mereka tidak bertanya, lagipula ini juga bukan urusan mereka. Melihat beberapa hari yang lalu bisa dikatakan Ren dan Ichinose memiliki hubungan yang baik

"Aku akan melihat Kamera ditoko ini terlebih dahulu" Jawab Ren.

Ichinose setuju dan dia diam sambil melihat Proses Pembicaraan Kushida dan yang lainnya.

Ren mengambil Kamera yang Aktif itu sambil melihat Perilaku Penjaga toko yang Menjijikan itu. Ichinose melihat Perilaku Penjaga Toko itu ingin berbicara tapi Suara Ren datang Terlebih dahulu.

"Nah, Apakah Kamera ini dijual?" Tanya Ren, itu membuat Penjaga Toko melihatnya.

Melihat Kamera yang dia tujukan untuk Merekam Sakura berada ditangan Ren, dia panik.

"I-itu tidak dijual! Hanya hiasan!" Jawab Panik penjaga toko itu.

"Hmmm? Begitukah?" Ucap Ren dengan Wajah Acuh tak acuh.

Wajah dan Perilakunya menunjukkan segalanya, apa yang dia katakan adalah Kebohongan. Mengapa dia harus panik jika dia merasa benar?

Kushida dan yang lainnya melihat Ren, mereka mengira Ren benar benar ingin membeli Kamera itu.

Tapi Kemudian Ren menjatuhkan Kamera itu kelantai Sampai Hancur, beruntung tidak ada yang memperhatikan itu kecuali mereka yang ada ditoko.

"Ah....Maaf, Sepertinya tanganku tidak memegangnya dengan baik" Ucap Ren sambil tersenyum kecil.

...

Neraka, Adalah Orang Lain....