webnovel
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
1020 Chs
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

IV-127. Mengendalikan Diri

"Dia ingin membayar hutang pada dirinya sendiri?" akhirnya Juan menoleh, dan mendapati manik mata biru Mahendra menatapnya lamat-lamat, "Apakah anda tahu maksudnya?" tanya pemuda itu.

Mahendra terlihat diam sesaat, "Coba kau posisikan dirimu adalah seseorang yang menulis kalimat tersebut," pria yang sedang berbicara ini menarik kertas di tangan Juan. "Seseorang yang ingin membayar sesuatu untuk dirinya sendiri,"

Dan ketika kertas tersebut dikembalikan, lelaki bermata biru itu bisa mendengar desahan sepupunya, "Ada tujuan yang ingin dia gapai,"

"Sesuatu yang besar," tambah Mahendra, seiring dengan keinginannya memerintahkan pengudi mobil untuk lekas memacu kendaraannya.

Pilar-pilar gedung terbengkalai hilang ditelan jarak. Menuntun jalannya seorang pemuda yang hari ini mencoba berdamai dengan keadaan untuk pertama kalinya. Melipat kertas di tangannya dan memasukannya kedalam saku di balik jumper abu-abunya, dia kembali mengedarkan pandangan keluar jendela.