webnovel
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
1020 Chs
#ROMANCE
#COMEDY
#CEO
#ROMANTIS
#PERNIKAHAN
#BUCIN
#POSESIF
#COGAN

III-267. Menggugah Memori

"Sayang, sebelum menuju hotel, kita belanja dulu," pesan Mahendra ketika perempuan di sampingnya nampak sibuk memainkan handphone. Aruna sedang memesan taksi online. 

.

.

Lampu-lampu di dalam gerbong kereta api menyala secara bersamaan. Suara peluit panjang melengking, masuk ke dalam gendang telinga masing-masing manusia yang terjaga. 

Pasar Turi, Surabaya, adalah stasiun tujuan akhir. 

Petugas dengan suara nyaring mengabarkan agar tak satu -pun penumpang meninggalkan barang bawaan.

Speaker-speaker yang tersaji pada gerbong kereta bersahutan satu sama lain dengan isi pesan dan nada suara yang sama, tatkala lelaki bermata biru tengah sibuk melengkapi punggungnya dengan ransel. Tampak pula tas selempang istrinya berada pada salah satu lengannya. Sesaat ia kembali memeriksa bagasi di atas tempat duduk mereka. 

Mahendra tidak mengijinkan Aruna berdiri sampai kerumunan orang yang mengantri keluar gerbong telah lenggang.