Ketekunan dan kekompakan pemuda-pemudi desa nuh begitu eratnya, hingga acara yang hampir semua di adakan dalam waktu yang begitu cepat dapat langsung terkoordinir meski kabar pengadaanya terbilang tiba-tiba hingga di hari kedua puasa kegiatan pesantren kilat dapat terlaksana.
Hampir tiga puluhan anak laki laki, dan beberapa anak perempuan di karantina untuk waktu seminggu kedepan di tempat shaf shalat yang terpisah.
"mashaAllah yah, ternyata di masa-masa sulit seperti ini masih ada orang yang menyempatkan diri untuk kegiatan agama,"
lirih nurrahman, selaku ketua pemuda desa sesaat setelah shalat ashar bersama beberapa rekanya termasuk nuh yang sejak kemarin berkutat dengan potongan-potongan kertas yang ia tulis ayat demi-ayat dari surah arrahman.
sedang di sisi lain salsa dan ainul terlihat masih khusyu' dengan do'a do'a masing-masing.
"ya allah, maafkan hamba yang masih begitu jauh dan awam, dan jadikanlah diri hamba seseorang yang mampu berubah seutuhnya pada ramadhan ini".
lirih salsa.
"ya Allah jagalah kedua orangtuaku. jauhkan mereka dari mara bahaya, sempatkanlah aku membahagiakan mereka". aamiin.
lirih ainul seraya mengusap kedua tangan pada wajah seusai memanjatkan do'a yang tak pernah berubah sejak ia duduk di kursi smp.
sedang andhini dengan sigapnya setelah ia memanjatkan do'a yang baru akhir-akhir ini muncul di benaknya, merapikan mukena yang ia kenakan dan memulai kegiatan pengajaran hifdzu juz amma.
"wah, serunya melihat andhini dengan beberapa teman yang membantunya menjadi seorang pengamat hafalan seakan-akan persis seperti di pondok,."
lirih ainul berbisik ke telinga salsa.
"em... ia alangkah bahagianya ketika ia dapat begitu mudah mengamalkan hafalanya untuk kegiatan seperti ini, hhhh ia lebih populer di alam lain kenimbang seorang artis". gumam salsa di balik senyumnya.
"nuh.... serius temen(banget) eee??"
lirih nurrahman sesaat setelah pembagian pengajar sore itu dan selepas subuh yang akan bertahan hingga seminggu ke depan.
"em... aku apalan nur... hehe mumpung momenya pas...!"
ujar nuh, dengan senyum yang sumringah.
"uh uh uh, mantep nih kayanya ada sesuatu yang besar akan terjadi kayane (kayaknya)"
ujar nurahman.
"ia kalau saja aku hafal betul alqur'an koyok situ hehe akan sangat lebih mudah", celetuk nuh.
"hhh nggak boleh gituh... kita hanya beda jalur, mengambil masa depan, kamu juga dah membuat bahagia orang tuamu sekarang.,"
(tersenyum, melihat sahabatnya yang dulu terpaksa merantau dan tak kuliah bahkan tahfidz)
"astaghfirullah, hehe alhamdulillah". lirih nuh seraya menyentuh pundak teman smpnya tersebut.
rewangi(tolongin)
"man... aku perlu muraja'ah !!".
ujar nuh yang kini hampir menghapal lima belas ayat dari surat arrahman,
"nah inih boleh nih,.'sekalian lah nanti kita gantian" lirih nurrahman.
"namanya mas rahman mba..."lirih azizah membisikkan
nama seseorang yang sedang bersama nuh di telinga salsa yang secara tak sengaja menghentikan langkah saat melewati kaca pintu masjid yang menutupi beberapa pemuda yang masih berdiam selepas ashar.
"astaghfirullah,. salsa yang mendapati hal yang di lakukanya adalah sebuah kesalahan langsung mempercepat langkahnya", melewati kaca-kaca pintu masjid yang begitu jelas di baliknya seseorang yang telah lama ia rindukan berada.
zizzah?? (ainul)
"em..., mba nur kayanya suka ma mas nurrahman eh..."
em?(ainul dengan wajah penuh tanda tanya)
"ituh... "
lirih azizah menunjuk ke arah kaca yang menunjukan sesosok yang begitu membuat bergetar hati ainul meskipun beberapa detik setelah ia menyadari sesosok itu ia langsung menggapai tangan azizah yang hendak beranjak pulang.
"kenapa mba?"(azizah terkejut)
"tungguin.. jangan ninggalin ih..." lirih ainul berbisik di telinga azizah.
"em... ok..,"(melangkah perlahan)
"di sini tuh... alhamdulillah, pemuda pemudinya masih kuat pengetahuanya akan agama termasuk mas nurrahman, mas nuh... eh mas nuh nggak juga eh, hhhh soalnya ia bukan dari pondok deh kayaknya, cuma tamatan MTS dan MAN" lirih azizah seraya berjalan berdampingan dengan ainul.
"em... mba nur cocok deh kayanya sama mas nurrahman"
lirih azizah mengejutkan renungan ainul saat hanya beberapa detik ia melihat sosok yang menggetarkan hatinya. apalagi dengan perawakan fisik nurrahman sedikit lebih menawan dari pada nuh dengan perpaduan kulit putih dan alis tebal dan hidung mancung yang dahulunya sukses membuatnya menjadi primadona sekolah semasa sma.
"eng?kok?"(terkejut dan gugup)
"ia kan mba nur anisa nur salsabila, nah kalau jodoh kan double nur." hehe," lirih azizah.
"oooo,"
lirih ainul yang lega karna memang itu hanyalah pemikiran azizah belaka bahwa salsa suka dengan nurrahman.
"ajijah....!!!!"tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara khas sahabat yang selalu bersamanya hingga bermimpi ingin menjadi saudara ipar.
"em... kenapa ia begitu yakin bahwa yang di maksud oleh salsa adalah nurrahman bukanya nuh.,?" gumam ainul yang memperhatikan azizah begitu riang gembira mendapati fatimah dari kejauhan....
"hey.... adik ipar....." ujar azizah seraya melambai pada fatimah.
"eng?? ad adik ipar??" lirih ainul yang kembali terkejut.
"ia... itu adiknya mas nuh...!"
"eh? "(lirih ainul terkejut menyadari beberapa hal menjadi masalah yang akan di hadapi menjadi begitu pelik)
"nah... fatimah... inih kenalin orang jauh... orang jakarta.. mba ainul mardiyyah"
.
"ainul..".(ainul bersalaman)
"fatimah"(fatimah senyum mengingat-ingat satu hal)
ya allah, kan mereka juga nggak ngeganggu imah...!!!?"
(ujar azizah yang masih belum lepas dari rangkulan fatimah.)
"ih... bikin su'udzan zizah...." dah ah... pindah samping sini aja.!!!!...."
mba ini kan yang double date kmaren!? gumam fatimah.
"ooo jadi begitu... mba-mba itu mau balikin ktp terus sekalian sedekah?" lirih fatimah yang saat ini di ruang tamu bersama azizah.
"em... nis... kamu udah ketemu dengan orangnya??"
lirih ainul sesaat menggantungkan mukena abu-abu miliknya.
"eng?? "
....(ainul terdiam teringat hal yang baru saja ia saksikan)
hey.... adik ipar..... ujar azizah seraya melambai pada fatimah.
eng?? ad adik ipar?? lirih ainul yang kembali terkejut.
ia... itu adiknya mas nuh...
"hhhh aku tak tahu harus berkata apa inul...,"
ak akhh uhh hhh (menangis) setelah mendengar cerita ainul bahwa ia menyadari adik andhini dan nuh menginginkan hal yang sama menjadikan kedua kakak mereka berjodoh.
"mm... aku akan tetep ada di samping kamu kok nis... sekarang kamu tentukan saja sikapmu". (mendekap salsa)
salsa makin merasakan sesak di hatinya semakin ia menyadari sebuah kesalahan bahwa dirinya hadir di antara rencana dua sahabat yang ia sendiri tak tahu seberapa jauh kedekatan mereka di masa lalu.
"em... aku sudah putuskan". lirih salsa.
ia pun menuliskan hal hal yang tak dapat ia katakan pada sepucuk surat untuk nuh.
salsa telah bertekad untuk tak berpaling dari jalan yang seharusnya ia lalui, bahkan di tepi jalan tersebut adalah nuh yang berada begitu dekat denganya mungkin hanya satu tanda sahaja yang perlu ia perlihatkan agar nuh mengerti dan mengejarnya.
"wah... aku minta maaf mba... aku kemaren ituh.. nggak pantes banget, aku kirain kalian double date sama om om". ujar fatimah yang di susul gelak tawa oleh salsa dan ainul bahkan andhini yang kala itu baru sahaja pulang dapat merefresh kembali tubuh lelahnya mendengar pengakuan fatimah yang begitu blak blakan setelah dirinya mengetahui dua sosok laki-laki yang ia lihat di warung bersama ainul dan salsa adalah seorang asisten dan bodyguard.
"hehe nggak apa-apa, nggak apa-apa, namanya juga nggak tau." lirih salsa dan di susul tawa lirih ainul.
"mba nggak percaya kamu bisa berfikir seperti itu imah.... !?"lirih andhini yang dengan begitu akrabnya layaknya seorang kakak di susul dengan gelak tawa adiknya.
"ih mba... mba kalau tau yah... uh.. dah ah aku kan niatnya cuma nggak mau bikin benakku travelling".
singkat fatimah tersenyum.
"dah ih, bentar lagi kan buka. gimana kalau kita siapin menu buka puasa!?", singkat andhini seraya beranjak menuju dapur.
"em... di menu buka di masjid gimana?" celetuk ainul yang tiba-tiba teringat anak-anak pesantren kilat.
"ah... itu.. sudah di siapkan oleh mas nurrahman,
pendanaan juga sudah lebih dari cukup yang di sediain mba salsa". singkat andhini.
"alhamdulillah". ujar mereka yang mendengar andhini menjelaskan keadaan pesantren kilat yang di adakan oleh mereka.
"mba... mas nuh gimana keadaanya?" celetuk fatimah dan azizah yang sontak membuat andhini ainul dan salsa mendadak gugup.
....
ya allah ketika jalan lurus terbentang luas bantulah aku menitinya. kuatkan aku hingga tak terbuai perangkap dunia, jika ia jodohku dekatkanlah jika ia bukanlah jodohku jauhkanlah.
AAMIIN (andhini sesa'at setelah shalat)