Perlombaan puisi yang akan di ikuti Riski semakin dekat. Riski sendiri sudah latihan cukup sering di rumah maupun di sekolah bersama dengan Purwaningsih. Kurang 3 hari lagi, tepatnya di hari sabtu minggu terakhir.
"Ris. Lo bukannya mau lomba puisi, ya?" tanya Udin.
"Iyaa, besok sabtu." jawab Riski seadanya.
"Gimana lo udah siap apa belum?"
Riski mengangguk.
"Kayaknya lo harus tampil percaya diri deh, Ris. Banyak penonton dan ada juri bukan di sana? Apa gimana sih? Gue belum pernah lihat deh kalo lomba puisi tuh kayak gimana.."
"Iya gitu, Din. Banyak pentonyon sih biasanya, terus juga ada jurinya. Gue jadi malu di lihat dan di dengarkan orang banyak."
Riski dan Udin saat ini sedang berada di kantin sekolah, Riski memakan camilan dan juga minuman, sedangkan Udin ia memakan mie ayam.
"Nah. Apa gue bilang, lo harus dan bisa percaya diri, Ris. Suara lo juga di jaga, ntar pas baca puisi lo malah nggak keluar tuh suara." saran Udin dengan memakan mie ayamnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com