webnovel

Pertemuan Tak Sengaja

Siang di hari minggu yang ceria ini, aku berjalan seorang diri di salah satu mall terkenal di kotaku. Sebenarnya bukan sengaja aku menghabiskan hari mingguku ditempat seperti ini. Aku lebih senang duduk dibawah pohon yang rindang di pinggir danau dengan membaca sebuah novel romantis atau komik komedi. Hanya saja hari ini adalah hari dimana toko baju Ameli, sahabatku, diresmikan. Jadi dia meminta aku untuk membuat acara peresmian tokonya. Maklum lah, aku adalah seorang leader tim kreatif suatu perusahaan swasta yang bergerak dibidang entertainment, jadi banyak teman-teman yang suka minta bantuan untuk membuat acara resmi atau nonresmi.

Seusai acara peresmian, toko Ameli langsng penuh sesak dengan pengunjung yang rata-rata adalah gadis remaja karena ada diskon 50% untuk semua item. Ini adalah salah satu teknik marketing yang aku sarankan juga untuk Ameli. Dan ternyata, duarrr, berhasil dan sukses, bahkan mungkin lebih dari apa yg kita bayangkan. Antrian kasir sangat panjang hingga keluar toko. Ameli terlihat sibuk melayani pembeli dan aku sangat bahagia melihat sahabatku itu sibuk dengan aura kegembiraan yang terpancar jelas di wajahnya.

Karena aku merasa bosan dan tidak ada pekerjaan yang bisa aku bantu lagi, aku memanggil Ameli dari kejahuan dan memberi isyarat kalau aku mau jalan-jalan mengitari mall. Amelipun menganggu pelan dan kemudian melanjutkan kegiatannya.

Saat aku berjalan-jalan mengitari mall, ada sebuah toko boneka yang mengalihkan perhatianku. Toko yang berada di ujung mall tersebut sangat besar dan dipenuhi boneka taddy bear yang lucu dan imut. Aku melihat sebuah taddy berwarna cokelat muda yang ukurannya tidak terlalu besar di etalase toko. Tiba-tiba aku teringat akan sosok yang sangat aku rindukan. Dion, calon tunanganku yang sudah meninggal 2 bulan lalu karena kecelakaan. Terakhir sebelum Dion kecelakaan, dia sempat memberikanku boneka taddy berwarna cokelat muda dihari terakhir kita bertemu. Tiba-tiba air mataku menetes perlahan dan segera aku mengusapnya dengan tangan. Aku menarik nafas panjang dan segera berbalik arah untuk bergegas kembali ke toko Ameli.

"Alya...."

Aku mendengar seseorang memanggilku dari belakang. Akupun segera menoleh dan terdiam memandang sosok pria yang berjalan kearahku.

"Alya... kamu beneran Alya anak SD Tanjung Raya kan?" kata pria itu lagi untuk memastikan dugaannya.

"iya... kamu Andreas Putra kan?" tanyaku tanpa ragu, karena aku ingat betul siapa sosok pria didepanku ini.

"hahaha.. kamu masih ingat aku?" tanyanya sambil tertawa.

"wajahmu tak berubah sama sekali. Aku ingat namamu karena dulu kamu adalah murid pindahan dari Bali, jd aku lebih mudah mengingat namamu jadi jangan GR ya.." kataku lagi membalas pertanyaannya dengan tersenyum manis.