"Kami duluan. Silahkan dilanjut makannya. Saya dan calon istri akan menghirup udara segar yang mendadak sumpek disini." Arya berdiri dan bersiap meninggalkan Rico dan Aline yang terdiam memendam rasa.
"Cih, sombong sekali! Kamu kok punya teman seperti itu sih Ric? Baru kali ini aku merasa tidak dianggap." Aline membanting sendok ke atas meja dengan kesal. Beruntung hal itu tidak menimbulkan kegaduhan.
"Lin, aku dan kamu itu tahu kan? Hubungan kita hanya berdasarkan asas manfaat alias saling menguntungkan. Aku butuh sex dan kamu butuh uang. Bagaimana kalau kita membuat perjanjian baru?" Sungguh berani sekali nyali Rico membicarakan hal tersebut didalam kafe yang notabene banyak orang lalu lalang yang bisa saja mendengar percakapan mereka.
"Apa rencana mu?" Aline memajukan badannya bersiap mendengarkan.
"Kita bicarakan didalam mobil." Mereka berdua pun beranjak meninggalkan kafe tanpa perlu membayar dua kali.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com