Jonathan lalu memandang ke arah wartawan, "Aku begini babak belur. Apakah kalian tidak ingin bertanya mengapa Aku babak belur?" Kata Jonathan sambil melihat ke arah jemarinya yang hancur. Ia memastikan dirinya sendiri kalau Ia tidak akan pernah bisa bermain basket lagi. Giginya jadi bergemeretak. Untung Ia kuliah di jurusan hukum sehingga walaupun Ia tidak bermain basket lagi Ia bisa bekerja di bidang lain, bidang yang berkaitan dengan jurusan kuliahnya.
Para wartawan yang tadi bergemuruh sekarang terdiam seakan mereka baru menyadari kalau pria yang dihadapan mereka begitu menyedihkan. Mata bengkak dan perban menyelimuti dari kaki, tangan sampai kepala. Sekarang mata mereka bagaikan yang terhipnotis memandang Jonathan dengan mata tajam. Mereka jadi sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com