Nizam segera masuk ke dalam tetapi Ia langsung meloncat sambil memiringkan tubuhnya ketika sebuah gelas menyambar kepalanya. Para perawat yang ketakutan langsung tercengang melihat gerakan pangeran tampan itu. Sangat indah, berkarisma dan mengagumkan. Tetapi kekaguman mereka tidak lama karena Jonathan berusaha meraih apapun yang bisa Ia raih untuk dilemparkan ke arah Nizam.
"Kau benar - benar teman yang tidak punya hati. Teganya Kau melakukan itu untukku. Aku tahu aku bakalan dikhitan. Tapi mengapa Kau tidak meminta ijinku. Dan mengapa harus sekarang. Teganya kau menghancurkan impianku." Jonathan meradang. Mukanya yang putih itu memerah bagaikan besi yang terbakar. Ingin rasanya Ia turun dari ranjang pasien kalau saja Ia tidak meraskan ngilu pada miliknya. Kedua tangannya mengepal kuat.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com