Tanpa sadar Arani mencekal tepian pintu dengan erat, buku - buku jarinya tampak memutih. Nizam melihat Arani hanya terpaku sambil memegang daun pintu dengan keras. Nizam jadi penasaran, Ia memanjangkan lehernya agar bisa melihat ke dalam kamar. Dan seketika matanya ikut berair melihat pemandangan di dalam.
Di hadapan mereka terlihat Amar sedang berbaring di sofa sambil meringkuk. Ia tampak tertidur sambil memeluk pakaian wanita yang berwarna merah dengan penuh sulaman emas dan hiasan kaca. Di depannya ada meja dengan piring yang bersisi setumpuk ladu yang kelihatannya sudah berjamur. Wajah Amar terlihat letih dengan air mata masih meleleh di pipinya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com