Saat Gabriel masih melihat ke arah dapur Pamannya memegang pundak Gabriel dan berkata.
" Siapa memang nya Dimas itu Bil?" Tanya Hasan
" Dia adiknya Naya,Paman," jawabnya.
" Ya sudah nanti Aku panggilkan Ade ku dulu ya,Kamu tunggu saja dan silahkan di minum juga kopinya !" Ucap Naya.
Sebelum Naya berjalan menuju dapur untuk memanggil adiknya tiba-tiba terdengar derap langkah kaki mendekati mereka,mereka semua menatap ke arah suara itu, ternyata Dimas yang datang.
" Nah itu Dia orangnya," ucap Gabriel sambil senyum melihat Dimas.
Dimas duduk di dekat Gabriel dan Gabriel memegang pundak Dimas
" Tim jail kenapa baru kesini? Dari tadi kakak nyariin Kamu, enggak seru kalau enggak ada Kamu Dek." Ucap Gabriel dengan wajah yang terlihat senang.
Mereka semua yang ada di tempat itu hanya tersenyum melihat Gabriel.
" Kakak tadi kan udah ketemu sama Aku di dapur,alah Kakak bohong ya,sebenarnya Kakak kangennya sama kak Naya."ejek Dimas kepada Gabriel.
" Kakak mu enggak usah di kangenin,orang dari tadi Dia ada di hadapan kakak," jawabnya sambil tertawa.
Di tengah-tengah obrolan Gabriel dan Dimas, Hasan memulai ucapannya.
" Ya sudah Bil,udah malam ini ! Kita harus cepat-cepat pulang," ucapnya kepada keponakannya itu sambil melihat arloji yang melingkar di tangannya.
" Kenapa buru-buru?" Tanya Darma
" Begini Pak,tujuan Saya datang kemari untuk meminta ijin, Bapak dan Ibu,keponakan saya ini,ingin membawa putri Bapak dan Ibu untuk menginap beberapa hari di rumah Kami?" Hasan mulai menjelaskan maksudnya.
Darma menatap ke arah Dea tanpa berkata apapun, Dea mengerti isyarat dari suaminya dan berkata.
"Itu terserah Ayah,kalau Ibu sich setuju saja."ucapnya kepada suaminya.
" Begini Pak,kenapa Saya mau membawa putri Bapak menginap di rumah Kami,karena besok di rumah Kami ada acara keluarga,dan keponakan Saya ingin serius dengan putri Bapak dan Ibu,dia ingin membawanya untuk memperkenalkannya kepada anggota keluarga Kami yang lainnya Pak,Buk," Hasan kembali menjelaskan dengan panjang lebar.
Darma sedikit ragu untuk menjawabnya,namun Dea memegang pundak suaminya,mencoba untuk menenangkannya dan memberikan jawaban yang bijak.
Darma menghela nafas guna menetralkan perasaannya yang sedang bingung harus menjawab apa,karena di satu sisi putrinya belum terikat apapun dengan Gabriel walaupun mereka sudah berhubungan cukup lama,dan di sisi lain kenapa dia harus ragu dengan Gabriel bukankah dia bermaksud untuk serius dengan putrinya bahkan dia menjemput putrinya bersama keluarganya.
" Baik lach Pak, Saya berikan ijin putri saya untuk ikut dengan Bapak dan juga Gabriel," ucapnya dengan perasaan yang masih sedikit khawatir,namun Ia mencoba mempercayai Gabriel,karena yang Dia tahu Gabriel anaknya cukup baik dan sopan kepada orang tua.
" Alhamdulillah, terimakasih banyak ya Pak," ucap Hasan dan Hasan tersenyum kepada ponakannya.
" Ya sudah Nak, Kamu siap-siap gih ! Bawa pakaian yang sopan,mari Ibu bantu Kamu untuk bersiap-siap," ucap Dea kepada putrinya yang duduk di sebelahnya.
Naya hanya menganggukan kepalanya, terlihat jelas rona bahagia di wajah Naya karena Ayahnya mengijinkannya untuk ikut bersama kekasihnya.
Dea bangun dari tempat duduknya hendak membantu Putrinya bersiap-siap.
Naya dan Dea berpamitan untuk mengemas pakaian,mereka berjalan menuju kamar Naya.
Didalam kamar Naya mengambil tas jinjing berwarna hitam dari dalam lemarinya yang lumayan aga besar,Ia mengambil beberapa stel baju dan memasukkannya kedalam tas,di bantu oleh sang ibu.
"Nay,boleh Ibu bertanya?" Dea bertanya sambil membatu putrinya mengemas pakaian.
" Iya Bu, Kenapa?"jawabnya.
"Gabriel itu anak yang baik kan?"tanya Dea
"Iya Bu,Dia Laki-laki yang baik dan bertanggung jawab,walaupun Naya belum begitu mengenal keluarganya tapi Naya sangat percaya kepada Gabriel,kalau Dia tidak akan pernah menyakiti Naya." Jawabnya sambil tersenyum kepada Ibunya yang sedang membantunya berkemas.
"Tapi Nak, Dia kan orang jauh,Qta tidak tahu apakah Dia sudah memiliki istri atau belum,keluarganya baik atau tidak, bagaimana kesehariannya." Imbunya kepada putrinya sambil mengusap rambut putrinya,dengan sedikit perasaan cemas,matanya berkaca kaca memandang ke arah putrinya.
Dea memeluk Naya dengan penuh cinta dan kasih sayang.
"Ibu khawatir sama kamu Nak,dari kamu lahir hingga dewasa baru kali ini Ibu membiarkanmu pergi bersama orang asing"imbuhnya sambil terus memeluk putrinya.
"Ibu,tidak usah khawatir, Naya bisa jaga diri dan Naya sangat percaya kepada Gabriel,dia tidak akan pernah melakukan hal yang tidak baik" ucapnya kepada sang Bunda.
Dea pun melepaskan pelukannya dan Naya mengusap bulir bening yang membasahi wajah ibunya.
"Ibu jangan menangis,kalau Ibu nangis nanti Naya enggak akan tenang perginya !" Ucapnya sembari mengusap air mata yang terus mengalir di pipi ibunya,Dea pun tersenyum kepada putrinya.
" Ya sudah Buk,Naya ganti baju dulu Yach" ucapnya sambil bangun dari tempat duduknya dan berjalan ke arah lemarinya untuk mengambil baju.
Naya pun masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya,setelah keluar dari kamar mandi dan mengganti pakaian Ia duduk di depan meja rias untuk memakai hijab dan memoles bibirnya dengan sedikit lip glos.
Setelah selesai berdandan Naya dan Dea keluar dari kamar dan menuju ruang tamu.
Sesampainya di ruang tamu Gabriel menatap ke arah kekasihnya yang baru saja tiba,tanpa berkedip sedikitpun Ia terus menatap ke arah kekasihnya, Gabriel begitu terpesona dengan kecantikan alami Naya,dan Dia begitu terpukau dengan penampilan kekasihnya yang menggunakan hijab,yang menjadikannya terlihat semakin anggun.
Hasan melihat ke arah keponakannya yang memandang kekasihnya tanpa berkedip,Ia segera memegang pundak keponakannya itu agar keponakannya segera tersadar dari tatapannya itu.
"Bil, ayo kita jalan !waktu sudah semakin larut,"imbuhnya seraya memegang pundak keponakannya.
Gabriel segera tersadar dari tatapannya dan menganggukan kepalanya.
"Sudah siap Nak?" Tanya Darma kepada putrinya.
"Iya Ayah" jawabnya.
Hasan mulai bangkit dari tempat duduknya dan segera berpamitan kepada orang tua Naya.
" Ya sudah Pak,Buk, Saya dan Gabriel mohon pamit ya, Saya bawa anak Ibu dan Bapak untuk ikut bersama kami." Imbuhnya
Gabriel pun segera bangun dan berpamitan,Ia berjalan ke arah Darma dan Dea untuk mencium punggung tangan kedua orang tua kekasihnya itu.
Sambil berpamitan Gabriel mencium punggung tangan Darma dan darma mengusap rambut Gabriel sambil berkata.
"Bapak titip Naya,jika acaranya sudah selesai tolong segera antarkan Anak Bapak Yach Nak !" Imbuhnya kepada Gabriel seraya mengusap kepala kekasih putrinya itu.
"Iya Pak,insha Allah,saya akan menjaga Naya dengan baik dan akan segera mengantarnya pulang jika acaranya sudah selesai Pak" jawabnya.
Gabriel melanjutkan mencium punggung tangan Dea, Dea hanya berkata.
"Hati-hati ya Nak, Ibu titip Naya" imbuhnya kepada Gabriel.
Setelah selesai berpamitan,Naya Gabriel dan Hasan segera pergi dari rumah itu dan menaiki roda empat yang sudah terparkir di luar rumah Naya.