"Apa?" Hope membelalakkan matanya, terkejut dengan ajakan Kace, namun kemudian dia memicingkan kedua matanya. "Kau melihatnya, bukan?" Suaranya dipenuhi dengan tuduhan.
"Melihat apa?" Kace berpura-pura memasang wajah polos, namun Hope kembali menyikutnya dan Kace tertawa dengan keras. "Kau terlihat sangat menawan ketika kau sedang marah."
"Oh, kalau begitu aku akan marah setiap hari." Hope memutar matanya seraya memanyunkan bibirnya.
"Tetapi, aku lebih suka senyuman manismu." Kace kemudian memajukan posisi tubuhnya dan mengecup pelipisnya di depan rumah. "Jangan menendangku, oke."
Setelah itu, Kace bergegas meninggalkan Hope tatkala gadis itu hendak mendaratkan sebuah pukulan atas apa yang dilakukannya. Yah, meskipun hal itu hampir tidak mungkin terjadi, karena Kace sudah menicumnya selama lebih dari tujuh belas tahun.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com