webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · perkotaan
Peringkat tidak cukup
292 Chs

Bab 233-Tamu tak diundang

Tanpa mengatakan sesuatu terlebih dahulu, sebuah tamparan keras mendarat di pipi Sabrina saat ia telah berdiri di dekat ibu tirinya.

Sabrina tampak memegang pipinya yang sebelah kiri. Tamparan keras itu membuat wajahnya terpanting ke arah kanan.

"Apa-apaan ini, Bu?" tanya Sabrina merasa aneh. Sebelah tangannya masih saja memegang pipinya yang terasa sakit. Bahkan sakit hatinya mungkin lebih parah dibanding pipinya.

Sabrina menatap wajah Mesya dengan aneh. Bulir beningnya pun turut serta tumpah bersamaan dengan sakitnya tamparan pada pipinya. Baru saja Sabrina merasakan jika Mesya sudah mulai membaik padanya, namun tamparan ini begitu saja mematahkan itu semua.

"Kamu masih bertanya sama, Ibu? Apa kamu memang sengaja pura-pura tidak mengerti dengan kedatangan ibu kesini?" Mesya berbicara dengan hardiknya.

"Aku sungguh tidak mengerti, Bu. Mengapa tiba-tiba Ibu semurka ini terhadap aku? Apa salahku?" tanya Sabrina tampak sedu. Isi dadanya melemah saat menerima kemurkaan ibu tirinya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com