webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · perkotaan
Peringkat tidak cukup
292 Chs

Bab 229-Pulang ke rumah

Azka dan Sabrina saling melempar tatapan penuh rasa penasaran. Azka kembali mengalihkan perhatiannya pada Samudra.

"Siapa wanita yang menuduhmu itu?" Azka kembali bertanya.

"Sudah lah tak usah dibahas lagi, kita mulai saja makan siangnya. Yang paling penting masalah kalian berdua terselesaikan," jawab Samudra.

Azka memang telah memesan makanan untuk Samudra dan juga Nazwa sehingga di meja makan itu sudah tersaji beberapa makanan kesukaan masing-masing.

"Oke, mari kita makan dulu ya," balas Azka yang turut serta dengan keinginan Samudra.

Semua yang berada di tempat makan itu tampak mulai mengambil makanannya masing-masing. Makan siang yang penuh dengan kebahagiaan itu tercipta begitu indah diantara semua yang duduk di sana.

Namun, senyuman Nazwa kali ini terlihat memaksa. Ia masih saja dengan perasaan tidak enak saat melihat raut wajah Samudra yang sesekali meliriknya sinis.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com