apakah kalian pernah pergi ke sebuah tempat berharap semua akan baik baik saja di sana tapi yang namanya kehidupan selalu saja berbeda seperti yang di inginkan.
ini adalah kisah saat aku mencari seseorang yang ada di negeri Palestina.
Kedatangan ku ke Palestina di sambut dengan suara tembak 🔫 dan suara bom 💣 yang menggelegar di telinga ku. Khawatiran dan rasa takut menyambar perasaan ku
Melihat bangunan yang roboh, hancur berkeping-keping bagaikan debu yang ada di seluruh tanah Palestina. pada saat itu aku sangat takut akan kematian yang datang secara tiba-tiba menjemput ku.
Tapi apalah daya aku sudah terlanjur menginjak kan kaki di tanah Palestina.
sekeliling ku hanya suara tangisan, darah yang mengalir seperti air. di sepanjang jalan aku melihat anak kecil yang masih berusia 5 tahun. anak itu berusaha mengangkat timbunan reruntuhan bangunan, aku mendekati nya dan bertanya kepada anak kecil itu
"Apa yang sedang kamu cari di reruntuhan itu" (dalam bahasa Palestina)
Anak itu tidak memperdulikan ku dia hanya tetap mengangkat timbunan itu. karna rasa kasihan aku membantunya. akan tetapi anak itu menunjukkan reruntuhan yang berbeda kepada ku.
"Angkatkan aku reruntuhan yang itu" (dalam bahasa Palestina)
Anak itu memegang tangan ku dengan tanganya yang dingin, dia mengarahkan ku ke timbunan yang tidak jauh dari timbunan yang satunya.
setelah beberapa reruntuhan yang aku angkat aku di kejutkan dengan sebuah kain hitam yang di sertai dengan jari manusia.
aku bergegas membongkar semua yang menimbun jari itu. dan di dalam timbunan itu adalah seorang perempuan bercadar.
Anak itu datang memeluk perempuan itu seakan akan perempuan itu masih hidup. Anak itu memberikan pelukannya yang sangat hangat kepada perempuan itu dengan kata kata kecil nya
"ibu ibu bangun bu" (dalam bahasa Palestina)
Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi kepada anak itu karena ibunya yang di peluk itu sudah tidak bernyawa.
anak itu terus memeluk ibunya sedangkan timbunan yang satunya lagi masih tertimbun reruntuhan.
Aku beristirahat sejenak lalu mengangkat lagi reruntuhan yang satunya. setelah aku bongkar reruntuhan itu aku tidak menemukan apapun di reruntuhan itu. aku menyerah untuk mengangkat reruntuhan itu karna tinggi nya masih 30cm.
aku menoleh anak itu dan dia sedang tidur dalam pelukan nya. dengan rasa kasihan aku berusaha lagi mengangkat timbunan itu dan aku di kejutkan dengan apa yang sedang aku temukan di timbunan yang satu ini.
Ternyata anak yang bersama ku dan sekarang sedang tidur memeluk ibunya itu sudah meninggal di dalam timbunan yang ini. karna kaget aku menoleh anak itu yang sedang memeluk ibunya ternyata dia sudah tidak ada di dekat ibunya.
Aku kembali melihat jenazah anak itu dan kebingungan.
"siapa yang bersama ku tadi apakah dia Roh anak itu atau dia adalah makhluk untuk Allah SWT"
aku menelan rasa bingung dengan membawa mereka berdua ke tepi yang lebih aman dan luasa berharap datang sebuah bantuan untuk memeriksa jenazah mereka.
aku menunggu bantuan selama 3 jam akan tetapi belum ada yang datang, di sekitar ku ada 15 orang yang terluka dan 30 meninggal. aku melakukan sholat ashar sendirian tepat di mana posisi ku berada dekat mobil yang hancur.
tenaga ku terkuras habis ntah kemana, aku bersandar di mobil itu, saat mata ku memandang orang orang yang terluka itu, mereka tidak mengeluh mereka tidak teriak kesakitan melainkan yang keluar dari mulut mereka adalah Zikir kepada Allah.
aku pun ikut zikir sampai aku tertidur dengan duduk.
matahari mulai terbenam tidak ada satupun orang yang lewat di jalan itu. aku hanya punya tenaga sedikit untuk melakukan sholat magrib dan Isya.
setelah aku selesai melakukan sholat aku melihat sebuah sinar lampu yang berwarna putih terang yang berjalan mendekati ku. aku lambaikan tangan dan berteriak meminta bantuan.
mobil itu semakin cepat dan sangat cepat menuju ku hati merasa tenang karna ada bantuan datang. aku berbalik dan mengangkat satu persatu orang yang terluka.
duar... mobil itu menabrak ku dari belakang yang membuat ku terpental jauh, kepala berputar putar mata ku hanya melihat orang yang keluar dari mobil akan tetapi mataku mulai melemah dan sampai saat itu juga aku tidak sadarkan diri.
saat itu aku sudah tidak tau apa yang terjadi apakah aku di bawa pergi ke suatu tempat atau aku akan di tembak di tempat.
jiwa yang mengambang kemana mana membuat ku percaya jika aku sudah tidak ada di dunia ini lagi nafas yang tidak beraturan bulu ku yang merinding. akan tetapi itu hanya mimpi buruk.
ntah berapa lama aku tidak sadar kan diri saat itu.
hidup ini hanya sementara jika kematian itu datang manusia hanya bisa menerima akan tetapi jika saat kematian itu datang yang keluar dari mulut adalah La ilaha illallah.
jika aku hidup 2 kali mungkin itu adalah hal yang mustahil akan tetapi jika Allah mengizinkan dan memberikannya tiada yang mustahil baginya.