Nita sedang dipandangi begitu serius oleh dokter mei saat ini, dia sepertinya begitu penasaran tentang siapa yang dia lindungi itu.
"Siapa memangnya yang kamu lindungi? " dokter mei kembali bertanya pada nita yang masih terdiam.
"Kenapa kamu tiba-tiba diam seperti itu? " lagi-lagi pertanyaan muncul pada nita.
Jantung nita bekerja dua kali lebih cepat saat ini, bibirnya terasa kelu tidak dapat berkata apapun.
"Kamu tidak perlu bermain rahasia " ucapnya, "aku sangat senang bicara denganmu, kamu sudah seperti adikku sendiri. Walaupun kita baru beberapa bertemu.. "
Nita semakin dihimpit oleh rasa bersalahnya, dia seperti mendapat buah simalakama. Jika memakannya dia kehilangan kakak barunya, jika tidak dimakan dia kehilangan adiknya. Tidak ada yang lebih membingungkan dari semua hal dia hadapi ini.
Begini nasib seseorang yang dipercaya menjadi orang yang bisa diajak bicara oleh banyak orang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com