webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
404 Chs

64. MEMAKSA SANG PEJABAT

Sander ingin segera mempersingkat waktu dan mengakhiri pembicaraannya dengan Wuri. Meeting kali ini sangat penting bagi Sander. Dia perlu segera menenangkan staff dan jurnalisnya yang sedang gelisah. Ketenangan mereka akan menentukan kualitas berita yang mereka hasilkan.

Segera Sander meraih botol kecil dari sakunya. Mengacok botol obat itu di depan ponsel yang dia pegang. Lalu mengambil sebutir dan segera menelannya. Berharap semua suara itu cukup membuat Wuri puas.

"Matikan teleponnya sekarang. Aku sedang dalam meeting yang sangat penting," kata Sander.

"Kesehatanmu jauh lebih penting. Semua pencapaianmu tidak akan ada artinya saat kau terpaksa terbaring lemah karena penyakit."

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Wuri memutuskan sambungan telepon. Sander mengerutkan kening. Kata-kata gadis itu selalu saja sederhana, tapi cukup membuatnya merasuk ke dalam pikiran Sander.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com