webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
404 Chs

46. CALON PEMBANTU

"Iya Bu, begitu yang Tuan Sander janjikan."

"Oh, baiklah. Silahkan masuk dulu. Sebentar lagi Tuan pulang. Saya akan menghubungi beliau dan menyampaikan kedatangan kalian."

Bu Yati mengambil ponsel dari sakunya. Dia memberi jalan pada Ibu Ratna dan kedua adiknya untuk masuk ke dalam rumah Sander. Ketika matanya tertuju pada Ratna, pandangannya pun berubah sengit. Dia tidak suka dengan perilaku gadis itu.

Melihat ibu Ratna yang enggan melangkahkan kaki, Wuri pun membimbingnya. Dia merangkul bahu wanita setengah baya itu. Serta tersenyum ramah pada kedua adik Ratna.

"Ayo masuk, kita tunggu sampai Tuan Sander datang ya," ucap Wuri.

Dengan sinis Ratna melangkah mendekati pintu. Gadis itu menggunakan sepatu hak tinggi dengan celana pensil yang membentuk dua kaki jenjang. Penampilan yang terlalu dewasa untuk anak seusianya. Wajahnya yang sedikit tengadah berusaha menunjukkan keanggunan dalam kenagkuhan.