webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
404 Chs

372. KEJUTAN MARSHAL

Ruth yang sejak tadi berada di sekitar mereka, tersenyum melihat Marshal. Sisi lain dari pria itu yang sangat berbeda. Pria yang biasanya sagat tegas dalam memimpin tugas dalam perusahaan, mendadak tidak berdaya di bawah interogasi kedua orang tua Ruth.

"Mom, Dad, We ready for dinner." Ruth memberi kode pada ibunya.

"Oh, sure, Honey. Ayo bantu Mom membawa semua makanan itu ke meja makan."

Marshla mengerutkan kening dengan perkataan Ruth. Dia berdiri dan berbisik pada gadis itu.

"Ruth, aku pikir kita akan makan malam di luar."

"Tentu, sesudah makan bersama kedua orang tuaku, kita akan keluar. Kalau kau ingin makan lagi, jangan khawatir, perutku ini bisa menampung banyak makanan."

Mendengar jawaban Ruth, Marshal hanya bisa terdiam. Senyum kaku muncul di wajahnya karena tatapan ayah dan ibu Ruth tertuju pada mereka.

"Duduklah, Ruth dan ibunya harus menyiapkan makanan," pinta ayah Ruth.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com