webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
404 Chs

301. DENDAM

"Sebenarnya apa yang membuatmu begitu membenci gadis itu?" tanya Marshal pada Sander.

"Aku tidak membencinya. Aku hanya tidak nyaman di sekitar Jeslyn. Gadis dengan obsesi seperti itu selalu tidak menyenangkan bagi seorang pria."

"Memang, tapi gadis seperti itu kan yang rela memberikan apa saja untuk pria yang dia suka."

"Salah satu alasan yang membuatku melanggar batasanku sendiri. Sudahlah! Berhenti membicarakan dia. Atau aku akan menendangmu keluar."

Marshal memasang wajah lucu karena ancaman Sander.

***

Di tempat lain, di sudut gudang yang gelap. Di mana tumpukan koran dan masalah tua serta berbagai dokumen tersusun rapi di sana. Gadis itu duduk dengan mata berkilatan. Hatinya terluka. Dia sedih dan marah. Namun tidak ada yang bisa dia lakukan sampai sekarang.