webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
404 Chs

228. MENJADI TEMAN

"Sayang … ayolah, itu adalah prosedur keselamatan bagi penghuni mansion. Elvira tentu saja berhak melaksanakan kewajibannya." Ellard mencoba membujuk dan menenangkan Dahlia.

"Tapi, El. Kita bukan penjahat. Tidak ada yang mengancam keselamatan kita."

"I know, Honey. Harta ini sendiri sudah menjadi ancaman."

"Oh! As you wish!"

Dahlia mengibaskan tangan putus asa. Percuma berdebat dengan tiga orang. Sekali pun di menang, mereka akan tetap menjalankan semua seperti yang mereka inginkan.

Mereka semua tersenyum dengan sikap Dahlia yang terlihat kekanakan. Lalu Elvira membuka pintu dan mempersilahkan Dahlia dan Ellard masuk ke dalam kamar pribadi mereka. Pemandangan luar biasa langsung terlihat dari dinding kamar yang terbuat dari kaca.

Sebuah kebun kecil dengan aneka tanaman dan bunga tertata rapi. Di tengah kebun ada sebuah kolam renang dan satu set meja kursi untuk bersantai. Sayangnya pemandagan itu agar terganggu karena musim salju yang masih menyelimuti Dusseldorf.