webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
404 Chs

191. DRAMA DIMULAI

Tiba di ruangan, Marshal segera menjatuhkan diri ke sebuah kursi. Dia tidak peduli bahwa yang sekarang bersamanya adalah Tuan Muda Brandt pemilik Brandt Industries dan juga Brandt Media. Otot dan saraf Marshal terasa tegang akibat kebohongan yang baru saja mereka perbuat.

Marshal merasa terlempar ke ruangan yang membuatnya sulit bernafas. Walau dia melakukan aksi balas dendam, tapi itu sama sekali tidak mempengaruhi Sander. Membiayai pesta dadakan dalam rangka penyambutan bukan urusan besar untuk Sander Brandt. Jika itu bisa membuat Marshal merasa lega, dia bisa melakukan apa saja yang dia inginkan.

"Bisakah kita mengganti skenario?" tanya Marshal pada Sander.

"Tentu saja tidak. Skenario akan menjadi kacau jika Brandt Media mengganti direktur mereka dalam sehari. Perusahaan media kita justru akan menjadi sasaran pencari berita." Sander menjawab dengan nada tenang sambil melihat pemandangan di luar jendela. Sementara Viens duduk di kursi lain.