webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
404 Chs

128. PISAU SAYUR

"Kenapa, Bi? tanya Wuri perlahan. Namun matanya tidak lepas dari memandang Dahlia.

Wanita itu berdiri dengan wajah memerah sambil menggenggam sebilah pisau kecil di tangan kanan. Terlihat Dahlia sedang marah.

"Itu Non ... Ibu pegang pisau. Saya takut," ujar Mak Entin dengan nada suara gemetar.

Fernando perlahan dan penuh kehati-hatian mendekat ke arah Dahlia.

"Bu, sedang apa dengan pisau itu?" tanyanya.

Dahlia menoleh pada pisau di tangan kanannya. Seolah wajahnya baru sadar bahwa ada pisau di sana. Segera dia menurunkan pisau yang teracung.

"Ibu mau memasak. Kemarin memasak bersama Wuri ternyata membuat ibu merasa lebih bersemangat. Ibu mau belajar lagi sampai makanannya enak. Jadi nant, pas ketemu anak-anak mereka akan makan dengan lahap."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com